tag:blogger.com,1999:blog-49208577600082875782024-03-13T15:26:50.385+07:00KumisKucingKua place where I mostly talk about personal mattersalfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.comBlogger45125tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-73454585286132517772015-02-27T05:33:00.002+07:002017-07-07T15:53:05.568+07:00Blogging to Have Fun<blockquote class="tr_bq" style="text-align: center;">
<b><span style="color: orange; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">“Kita ngeblog buat senang-senang dan kalau bisa dapat duit,” kata salah satu miminnya WB yang kuamini.</span></b></blockquote>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kalimat di atas itu bener banget =D Contohnya adalah 3 postingan yang kubuat sebelum ini. Tiga postingan itu kubuat semata-mata hanya untuk kepentingan lomba/kontes. Dilihat dari judulnya aja udah kelihatan jelas kan ya, tujuan pembuatannya? :D</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYv5FTzGiMdfDN6nIIH3gGdoXAMfdy0QnJmtuCMClKh-j1IY1sBYE0l1cIlzJkVNMbPf7GprpFUx2_vbNyQsJxcJJ_3OY0iziDlOdgu_8p-3DAI77wJOS9_edzSpi_fAORqWA4eObFIJc/s1600/relax.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYv5FTzGiMdfDN6nIIH3gGdoXAMfdy0QnJmtuCMClKh-j1IY1sBYE0l1cIlzJkVNMbPf7GprpFUx2_vbNyQsJxcJJ_3OY0iziDlOdgu_8p-3DAI77wJOS9_edzSpi_fAORqWA4eObFIJc/s1600/relax.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Foto: koleksi pribadi. Kupilih karena kesannya santai banget. Sama seperti 'warna' postingan ini: santai. Duh, jadi ingin makan bakpau lagi nih...</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Postingan pertama yang kumaksud adalah tulisan berjudul “Metland Rumah Idaman”. Kontes itu adalah kontes SEO (<i>Search Engine Optimization</i>) pertama yang kuikuti. Ya namanya aja kontes SEO, pasti tolak ukur untuk menentukan pemenangnya berdasarkan munculnya <i>link</i> artikel kita di halaman pertama <i>search engine</i>. <i>So…I decided to join this contest finally</i>. Selain karena ingin ikut berkompetisi, aku juga ingin mencoba “membuat” sesuatu berdasarkan SEO secara serius untuk yang pertama kalinya. <i>Well</i>, bukan yang pertama kali juga sih sebenarnya, ada beberapa postingan di blog ini yang kuatur sedemikian rupa supaya bisa muncul di halaman pertama <i>search engine</i> (baca: Google :D ). Jadi, ternyata aku sudah mengetahui prinsip/cara kerja SEO, maka kupikir…<i>why don’t I take the challenge</i>? Aku ingin melihat sejauh apa aku bisa bersaing dengan kontestan-kontestan lain (meski sebenarnya aku tahu kecil kemungkinanku untuk menang).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a>Satu hal yang membuatku nggak habis pikir mengenai kontes itu yaitu panitia mewajibkan artikel yang ditulis memuat 2500 kata. <i>Edan</i>…2500 kata tuh banyak banget, Om (¬_¬")</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maksudku, orang yang punya niat untuk mengenal <i>developer</i> itu sekalipun akan capek membaca tulisan sebegitu banyaknya. Kesimpulanku, 2500 kata dalam satu artikel tidak lah efektif sebagai materi pemasaran. Orang-orang pasti akan meninggalkan halaman web yang membuat mereka capek membaca (semoga postingan ini nggak membuat kalian capek membaca :D ).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Postingan kedua yang kumaksud adalah “Remake Cover Koala Kumal”. Ya ampun, konyol banget deh aku bikinnya itu =)) Oke, aku tahu <i>remake cover</i> itu kubuat terlalu tergesa-gesa sehingga pada akhirnya aku terlalu memaksakan ikut lomba. Tapi seperti yang kukemukakan di akhir postingan itu, <i>I really need to take the challenge</i>…<i>whatever my work looks like</i>…HAHAHA! Lagipula ikut lomba itu bukan ide jelek juga, kok. Gara-gara me-<i>remake cover</i>, aku jadi punya ide buat ganti <i>header</i> blog (<i>header</i> itu aku bikin sendiri).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi gini awal mula ceritanya…Sejak beberapa minggu sebelum PO (<i>Pre Order</i>) buku Koala Kumal, aku sudah mengincarnya. Aku sudah berencana untuk ikut PO…biar bisa dapet kaosnya :D Tapiiii…pas hari-H aku gagal ikut PO. Alhasil karena telat dan jumlah kaosnya terbatas, kalau aku ikut PO pada waktu itu ya aku nggak dapet kaos. Akhirnya aku urungkan niatku untuk ikut PO.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Minggu keempat bulan Januari 2015. Di suatu siang yang <i>selo</i>, aku berkata dalam hati, “Ini nggak ada yang bikin kuis Koala Kumal, ya? Kalau ada, aku ikut deh.” Tak lama berselang, aku pun membaca pengumuman kontes Remake Cover Koala Kumal di internet. Sungguh suatu KEBETULAN yang sempurna! HUAHAHAHAHAA~ =D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di hari aku mendaftar kontes, aku melihat ada hasil <i>remake</i> seorang kontestan yang ciamik banget. Begitu lihat, aku langsung naksir. Dan ternyata juri juga naksir dengan hasil karyanya, terbukti dengan keluarnya namanya sebagai pemenang. Setelah kuingat-ingat lagi namanya, sepertinya dia adalah salah satu pemenang kontes yang diadakan oleh <i>resensor</i> Divapress bulan November 2014 lalu, dimana aku juga menjadi salah satu pemenangnya (pernah kuceritakan sekilas di <a href="http://alfaycn.blogspot.com/2014/12/perjalanan-bersama-blog.html" target="_blank">salah satu postinganku tahun lalu</a>). <i>Wow, that person really got a talent</i>!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Postingan ketiga yang akan kubicarakan selanjutnya adalaahh…eng-ing-eng~</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Writing Contest: Surat untuk Stiletto Book!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentang apa isi ‘surat’ yang kuikutkan dalam kontes tersebut, silakan cek postinganku sebelumnya atau tautan <a href="http://alfaycn.blogspot.com/2015/02/surat-untuk-stiletto-book.html" target="_blank">berikut ini</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kalian malas baca postinganku yang itu (dan sepertinya memang iya) aku ceritakan garis besarnya nih. Jadi, dalam rangka ulang tahun yang keempat, penerbit Stiletto Book mengadakan kontes bagi para pembacanya. Nah, berhubung aku pernah baca beberapa buku terbitan Stiletto Book, maka aku memutuskan ikut kontes. Tapi karena aku telat tahu tentang kontes itu, nulisnya pun telat dan postingnya mepet, 3 jam sebelum kontes ditutup :O</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi keributan menjelang ikut kontes hari itu terbayar dengan adanya kabar bahwa aku menjadi pemenang tambahan. Pemenang tambahan? Iya, pemenang tambahan. Awalnya hanya direncanakan ada 6 pemenang yang mendapatkan paket buku, tote bag, dll. Tapi ada 2 kontestan (salah satunya adalah aku) yang postingannya mampu membuat panitia berubah pikiran, sehingga 2 kontestan itu pun dijadikan pemenang tambahan (tapi hadiahnya hanya bingkisan buku saja). FYI, alasan aku dimenangkan adalah karena aku punya buku terbitan Stiletto Book yang pertama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski hanya menjadi pemenang tambahan, aku sudah sangat senang, karena sebenarnya aku tidak masuk hitungan sebagai pemenang tapi panitia bermurah hati menghitungku sebagai pemenang. Dan buatku, bingkisan yang mereka berikan itu berharga (<i>I’m still waiting for the package now</i>).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku jadi teringat pada <i>try out</i> yang kuikuti semasa kelas 6 SD dulu. Hari itu aku ikut <i>try out</i> ujian nasional yang diadakan oleh sebuah SMP, hadiah bagi 3 orang yang mendapat nilai paling tinggi adalah tabungan pendidikan dan diterima di SMP tersebut tanpa tes. Pada tahap pertama, tak disangka, aku menjadi orang ke-21 yang mendapat nilai paling bagus, sehingga aku pun ikut tes tahap kedua. Aku sangat kaget sekaligus gembira, karena mulanya hanya akan ada 20 nilai terbaik yang mengikuti tes tahap 2. <i>So</i>…menjadi orang ke-21 karena nilaiku sama dengan nilai orang ke-20? Tentu saja <i>unexpected</i>! Tapi, aku tidak bisa mencapai posisi 3 besar. Aku masih ingat kesan soal-soal tahap 2 waktu itu: susah! :D Kayaknya nilaiku di tahap 2 itu jelek deh. Banyak soal yang nggak kumengerti dan akhirnya…<i>yeah, you know what happened next </i>lah…tipikal anak sekolahan gitu lho, ketemu soal susah yang nggak bisa dikerjain, ya pasti ngawur lah =D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhir kata, inti dari postingan “corat-coret” ini adalah: kita bisa menjadikan aktivitas ngeblog jadi sesuatu yang menyenangkan jika memanfaatkannya untuk mendapatkan apa yang kita inginkan *eh *LOL</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
P.S. Satu postingan setelah ini kayaknya juga bakal kumanfaatkan untuk mendapatkan “sesuatu” deh \:D/</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-40322238197641728252015-02-16T20:55:00.001+07:002015-03-16T17:55:53.987+07:00Surat untuk Stiletto Book<div style="text-align: justify;">
<i>I can’t believe you’ve grown this much,</i> <a href="http://stilettobook.com/" target="_blank">Stiletto</a>. Sudah cukup lama sejak pertama kali aku mendengar namamu. Saat itu geliat penerbit buku di Jogja belum seagresif sekarang, kalau tidak salah itu tahun 2011. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Mari kita <i>flashback</i> sejenak. </div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheRBkX_LNvFATEHWCGLf_ft54zdXc7mzq5vRFC4PKVxilVjBcnm852nMpBvoW1-TKeeo9L_ph7y_6eJCzR2D4Q5wbVLIHbaVJeRNx3qtU9JwGZt65hRnCoo5h13TfCIrgddjTqL3v07Nc/s1600/Stiletto_1.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEheRBkX_LNvFATEHWCGLf_ft54zdXc7mzq5vRFC4PKVxilVjBcnm852nMpBvoW1-TKeeo9L_ph7y_6eJCzR2D4Q5wbVLIHbaVJeRNx3qtU9JwGZt65hRnCoo5h13TfCIrgddjTqL3v07Nc/s1600/Stiletto_1.png" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Resmi jadi milikku per tanggal 25 Februari 2011. Setahuku setiap buku Stiletto Book selalu mempunyai pembatas buku, nah yang ini ke mana? Ah, aku lupa hilang di mana.</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Hari itu ketika mengunjungi sebuah toko buku di Jogja, aku melihat buku ini. Satu hal yang membuatku penasaran untuk membacanya adalah judulnya “untuk Perempuan”. Kenapa hanya diperuntukkan bagi perempuan? Memang apa bedanya isinya dengan buku-buka atau tips keuangan bagi umum? Kemudian cewek mata duitan ini pun penasaran dan akhirnya memutuskan untuk membelinya.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Buku itu sedikit banyak menambah pengetahuanku tentang ilmu manajemen keuangan. Ya, tentu saja aku tahu dasar dari mengelola uang adalah tidak boleh menggunakan uang secara membabi buta (berhubung uang tidak tumbuh dari tanah), tapi ada beberapa bagian yang kemudian mengajakku untuk membuka mata bahwa pengelolaan uang tidak hanya sebatas hari ini sampai bulan depan saja (jangka pendek) namun juga bertahun-tahun ke depan (jangka panjang). Seperti misalnya: asuransi dan investasi. Selain itu, buku ini juga menyinggung masalah kredit/pinjaman/hutang. Pada akhirnya aku pun menarik kesimpulan bahwa hutang itu tidak selamanya buruk, asalkan sesuai dengan kemampuan. Begitu banyak orang di dunia ini yang mempunyai hutang (dana/aset yang dipinjam dari orang lain), hanya sedikit di antaranya yang memiliki piutang (dana/aset yang dipinjamkan ke orang lain). </div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirPfOO0-Zq5sfPEZgKNJEgJs2GbsIgDJ6BdaJCpSybfdvXzp4vHkN2fMTQ1e9GSMeShPj8RkJPX-gEqdJx6MSUBECiyD75yNljqsrPblNfydBD-CN3pmUdtCjBQf_0FUYlaCSutpn2Ajo/s1600/Stiletto_3.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirPfOO0-Zq5sfPEZgKNJEgJs2GbsIgDJ6BdaJCpSybfdvXzp4vHkN2fMTQ1e9GSMeShPj8RkJPX-gEqdJx6MSUBECiyD75yNljqsrPblNfydBD-CN3pmUdtCjBQf_0FUYlaCSutpn2Ajo/s1600/Stiletto_3.png" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu seri A Cup of Tea-nya Stiletto Book yang kuperoleh saat mengikuti acara bedah buku tahun 2013.</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Mei 2013. Kebetulan aku tahu <a href="http://stilettobook.com/" target="_blank">Stiletto Book</a> mengadakan bedah buku. Aku pun memutuskan untuk ikut acara tersebut karena belum pernah ikut bedah buku, makanya aku penasaran seperti apa kegiatannya. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Salah satu pembicara acara itu adalah <a href="http://twitter.com/herlinapdewi" target="_blank">Herlina P. Dewi</a>, <i>editor in chief</i> <a href="http://stilettobook.com/" target="_blank">Stiletto Book</a> sekaligus penulis buku Mengelola Keuangan di atas. Aku sudah tidak ingat secara pasti tentang penjelasannya waktu itu, tapi seingatku Mbak Dewi menjelaskan bahwa dia merintis <a href="http://stilettobook.com/" target="_blank">Stiletto Book</a> supaya lebih banyak lagi perempuan yang bisa eksis, menyalurkan bakat dan berbagi pengetahuan maupun pengalaman melalui tulisannya. Itulah mengapa semua buku-buku terbitan <a href="http://stilettobook.com/" target="_blank">Stiletto Book</a> berfokus pada perempuan. Logo yang dipilih <a href="http://stilettobook.com/" target="_blank">Stiletto Book</a> pun juga “perempuan” banget. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Buku A Cup of Tea terdiri dari 4 seri yang semuanya merupakan kumpulan kisah nyata dengan temanya masing-masing, mirip seperti Chicken Soup. Memang, penerbitan buku berseri itu tujuannya sama dengan Chicken Soup, untuk menginspirasi pembacanya. Bedanya, Chicken Soup dari Amerika, A Cup of Tea dari Jogja :D </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ngomong-ngomong, Mbak Dewi itu cinta banget sama kopi. Kalau kamu mengikuti akun media sosialnya, kamu akan tahu kenapa aku bisa berkata seperti itu. Hehe. </div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1cnudkJJsWopqrsJH5QAYMutz62ET23o4U9HOLlpN2wP9Ha4VnQWqgIuZZYMOg97u5QJRCODvp_MVMSTADFAayJWS489Zp72fDtwpWKDtSpFYVwOAeNru1OX3e5uXf3sHeUiZa_YgRbg/s1600/Stiletto_2.png" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1cnudkJJsWopqrsJH5QAYMutz62ET23o4U9HOLlpN2wP9Ha4VnQWqgIuZZYMOg97u5QJRCODvp_MVMSTADFAayJWS489Zp72fDtwpWKDtSpFYVwOAeNru1OX3e5uXf3sHeUiZa_YgRbg/s1600/Stiletto_2.png" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Salah satu buku <i>best seller</i>-nya Stiletto Book. Duh, maaf ya Mbak Dian, kualitas fotonya tidak begitu bagus. Warnanya jadi terlihat ungu, padahal kan merah.</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pertengahan tahun 2014, aku mendapatkan Finally You melalui sebuah <i>giveaway</i>. Di sini lah aku mulai menyadari bahwa <a href="http://stilettobook.com/" target="_blank">Stiletto Book</a> telah banyak berkembang dibanding 3 tahun sebelumnya. <i>I think that’s good for them, and I’m glad to know it. </i></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sewaktu meresensi Finally You (cek <a href="http://alfaycn.blogspot.com/2014/08/review-buku-novel-finally-you.html" target="_blank">link ini</a>), aku masih tergolong resensor amatir (ya sekarang juga masih sih, tapi waktu itu jauh lebih amatir). Meski sudah menjadi pembaca buku sejak kecil, tapi baru tahun kemarin aku berinisiatif untuk membuat resensi buku. Satu hal yang masih menjadi misteri bagiku sampai saat ini, 2 orang yang ada di sampul Finally You itu hanya ilustrasi atau benar-benar foto orang? Kalau itu foto, fotonya siapa? Mbak Dian? :D </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Aku sempat membaca blog pengarang Finally You (<a href="http://twitter.com/dianmariani" target="_blank">Dian Mariani</a>), <a href="http://diandoonk.blogspot.com/" target="_blank">di sini</a>. Ternyata…Mbak Dian itu suka bola! Aku ketawa ngakak pas baca beberapa postingan tentang klub kesayangannya, termasuk kenapa dia kagum pada Arsene Wenger (sudah ketahuan dong, dia fans klub mana). Aku sungguh merasa tergelitik ketika mengetahui bahwa orang yang mengarang kisah cinta antara Raka dan Luisa adalah orang yang suka BOLA! =D Tapi menurutku perempuan yang mengerti dan suka permainan bola adalah orang yang keren, hidupnya minim drama. Oh ya, Najwa Sihab juga suka klub itu lho. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Selain ketiga buku di atas, ada 1 lagi buku <a href="http://stilettobook.com/" target="_blank">Stiletto Book</a> yang pernah kubaca, judulnya Sukses Membangun Toko Online. Tapi itu bukan milikku, aku hanya meminjam dari teman. Hehe. Menurutku, buku itu benar-benar menuntun kita dalam merencanakan membangun bisnis, petunjuknya rapi dan sistematis. Aku yakin orang yang masih awam tentang bisnis <i>online </i>sekalipun akan sangat terbantu setelah membaca buku itu. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>Over all,</i> aku berharap <a href="http://stilettobook.com/" target="_blank">Stiletto Book</a> tetap semangat, kreatif dan inovatif dalam menerbitkan buku-buku bertema perempuan. <i>Keep moving, dear!</i> Tetaplah menjadi penerbit yang sering mengadakan kuis dan memberi hadiah yang menarik. Hehe. Harapan khusus kutujukan untuk para editor, semoga tidak ada kesalahan ejaan pada buku-buku selanjutnya supaya <a href="http://stilettobook.com/" target="_blank">Stiletto Book</a> dapat terus bersaing dengan penerbit lain :) </div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://stilettobook.com/index.php?page=artikel&id=119" style="margin-left: auto; margin-right: auto;" target="_blank"><img alt="http://stilettobook.com/index.php?page=artikel&id=119" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5RNfIfONy_ZlEPOksAsBrlmERRdzDy8mnwZmtRvxQmOvdBLBORkDWWaZnBGDFH-idaBJU5JgX3MgRvkrmmgRbP-ck3njZewfOPsul460qyerDh1mC1bK0dlRriVuKpjF4M9u7U860K18/s1600/Surat+untuk+Stiletto+Book.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Postingan ini diikutkan dalam lomba tersebut. <i>Sorry, I'm dateliner</i>. Tahu lombanya telat dan baru sempat posting hari ini. </td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>[Update 21 Februari 2015]</b><br />
<br />
<i>I’m so surprised to know that Stiletto Book gave a comment on this post!</i> Lebih kaget lagi sewaktu tahu bahwa postingan ini membuatku masuk ke dalam list pemenang tambahan kontes tersebut (yang mana sebenarnya hanya akan ada 6 pemenang saja). <br />
<br />
W.O.W :O <br />
<br />
Awalnya aku tahu bahwa keenam pemenang kontes akan diumumkan pada tanggal 20 Februari, tapi pas hari-H aku malah lupa total. Jadi aku pun baru membaca <a href="http://www.stilettobook.com/index.php?page=artikel&id=121" target="_blank">pengumumannya</a> pada Jumat malam. Ketika aku membaca pengumuman dan alasan mengapa aku menjadi salah satu pemenang tambahan…rasanya aku seperti mendapat angin segar di padang tandus, benar-benar mengembalikan emosiku yang hampir habis terkikis oleh kegiatan hari itu. Aku terharu karena menjadi “pemenang yang tak diperkirakan”, meski hadiahnya tak sebanyak yang lain. <br />
<br />
Puji Tuhan :) <br />
<br />
FYI, versi asli postingan di atas sebenarnya mencapai 1100 kata. Tapi berhubung yang diminta untuk kontes hanya <u>+</u> 600 kata, maka aku harus bekerja ekstra keras untuk mengeliminasi 500 kata lainnya. Namun…akhirnya aku hanya mampu mengedit sampai 700-an kata saja, tidak bisa lebih turun ke level 600-an kata. Hahaha =D <br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: orange;"><b><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-large;">"Wajar jika kita membicarakan/menulis terlalu banyak hal tentang sesuatu yang kita gemari," <i>my friend told me that</i>.</span></span></b></span> </div>
</blockquote>
<br />
Aku akan memberi tahu salah satu bagian yang kuhilangkan pada ‘surat’ di atas.. <br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<b>Mei 2013. Kebetulan aku tahu Stiletto Book mengadakan bedah buku. Aku pun memutuskan untuk ikut acara tersebut karena belum pernah ikut bedah buku, makanya aku penasaran seperti apa kegiatannya. <br /><br />Salah satu pembicara acara itu adalah Herlina P. Dewi, <i>editor in chief</i> Stiletto Book. Sejak awal acara ketika aku mendengar namanya disebut, aku merasa sudah pernah mendengarnya di suatu tempat, tapi aku lupa di mana. Sepanjang acara aku terus berpikir dan akhirnya teringat, Herlina P. Dewi adalah pengarang buku Mengelola Keuangan Pribadi yang pernah kubeli. Aku yakin betul itu, karena aku ingat sekali logo penerbitnya yang cantik: stiletto (sepatu yang terlihat sangat seksi dan selalu mengundang perhatian). Jadi…hari itu aku bisa bertemu pengarang buku yang kumiliki sekaligus <i>editor in chief</i>-nya Stiletto Book? Ah, sungguh suatu kebetulan yang sangat indah~ <br /><br />Aku juga masih ingat sewaktu meminta tanda tangan Mbak Dewi di buku A Cup of Tea itu, dia melontarkan pertanyaan, “Tahu acara ini dari mana?” Lantas kujawab, “Dari twitter.” Kala itu pemasaran produk via twitter belum lah seefektif sekarang, apalagi Stiletto Book masih terhitung penerbit baru, wajar jika belum banyak yang <i>aware</i> dengan acara mereka. Tapi sekarang? Setiap lomba/kontes yang diadakan oleh Stiletto Book selalu laris manis :D </b></blockquote>
<br />
Jujur, aku sempat merasa tidak percaya diri ketika mengetahui bahwa sudah lebih dari 60 orang mendaftar Writing Contest dari Stiletto Book ini, sebelum aku mendaftar. Bagaimana tidak banyak? Aku baru posting jam 9 malam, 3 jam sebelum kontes ditutup. Gara-garanya, aku baru tahu info Writing Contest itu seminggu sebelum <i>dateline</i>, dan ketika hendak menulis ke-<i>pending</i> terus. Hingga akhirnya di hari terakhir kontes, aku bertekad bahwa aku harus bisa <i>posting</i>! Jadi hari itu aku benar-benar curi-curi waktu untuk <i>posting</i>, <i>in the end of the day</i>. Setengah dari diriku merasa terlalu memaksakan ikut kontes, sedangkan sebagian yang lain meyakinkanku bahwa jika aku tidak mengikuti kontes maka aku akan menyesal… <br />
<br />
<i>And I’m very glad this all paid off yesterday</i>. Terima kasih, Stiletto Book! :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-5069404611646230962015-01-21T22:41:00.000+07:002015-01-25T22:27:10.131+07:00[Review] The Reveter, Si Pengelola Mimpi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtnrxbkLoNsnk_-dV0Tv8LZoOXkUF96ZLIzofuMi93tLPk8bqbaFAu78-CIyoCCOetRQA8hVM72SXMXA4LGpch9xqeQjYO8Um1zERB1PfKSfPP7wk8qrnMBXiH402_KKkyQMSm00oF-3o/s1600/The+Reveter.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtnrxbkLoNsnk_-dV0Tv8LZoOXkUF96ZLIzofuMi93tLPk8bqbaFAu78-CIyoCCOetRQA8hVM72SXMXA4LGpch9xqeQjYO8Um1zERB1PfKSfPP7wk8qrnMBXiH402_KKkyQMSm00oF-3o/s1600/The+Reveter.jpg" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Judul buku: The Reveter</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Penulis: Frida Kurniawati</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Editor: Elizabeth</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Penerbit: Elf Books</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tahun terbit: 2013</span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Tebal: 236 hlm</span></b></div>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana, sans-serif;">“Karena memiliki kalung Convoera berarti mempunyai sebuah tugas yang harus dilakukan, yaitu menemukan pasangannya. Dan itu adalah harga mati, apalagi kalau kau adalah keturunan ke-2562.” - hlm 98</span></b></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah ditinggalkan kakek dan neneknya secara misterius, Hydra harus berhadapan dengan kakak beradik Radon dan Calsina yang menyebut diri mereka sebagai reveter, pengelola mimpi. Lebih mengejutkan lagi, mereka mengatakan bahwa Hydra adalah keturunan reveter ke-2562 yang memiliki kalung Convoera. Itu artinya dia harus menemukan pemilik kalung Convoera yang satunya lagi untuk menghentikan permusuhan antara pengikut Argento dan Auri. Tapi ada kekuatan jahat yang tidak menghendaki perdamaian terjadi dan berusaha mencegah mereka menemukan si pemilik kalung Convoera yang mereka cari. Bagaimana cara mereka lolos dari ancaman kekuatan jahat yang terus mengintai mereka? Berhasilkan Hydra dan yang lainnya menemukan orang yang dimaksud dan menggabungkan kedua kalung Convoera? Tapi…bagaimana jika mereka tidak mampu menemukan orang itu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana, sans-serif;">“Jika dua orang pemilik kalung Convoera yang merupakan keturunan ke-2562 dari Argento dan Auri memilih untuk bersatu, maka hutang darah di antara mereka akan dihapuskan; kekuatan jahat juga bisa dikalahkan, dilenyapkan dari muka bumi.” - hlm 66</span></b></blockquote>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-size: x-large;">***</span></b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Harus kuakui <a href="http://kimfricung.blogspot.com/" target="_blank">Frida Kurniawati</a> selaku penulis novel fantasi ini mempunyai tingkat imajinasi yang cukup rumit, mengingat bahwa dia sebenarnya adalah mahasiswi Teknik Fisika (dan sepertinya dia memang cinta mati dengan Fisika, haha). Eh, bagaimana aku bisa tahu? Itu karena dia mengadakan <i>giveaway</i> beberapa waktu lalu dan buku ini adalah salah satu hadiah GA-nya (aku pernah cerita sedikit di postingan <a href="http://alfaycn.blogspot.com/2014/12/perjalanan-bersama-blog.html" target="_blank">Perjalanan Bersama Blogku</a>).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ngomong-omong tentang fantasi, kamu tak akan menyadari betapa kompleksnya fantasi yang kamu bangun sampai kamu berhenti berfantasi dan menilik ke belakang, ke awal. Karena berfantasi itu susah mulainya tapi sekali sudah dimulai maka kamu akan sulit untuk berhenti. Jadi, tahu-tahu fantasimu sudah berkembang kemana-mana dan akhirnya kamu hanya bisa berkata, “Ya ampun, aku tidak percaya bisa memikirkan semua hal <i>impossible</i> kayak gini.” (Apa deh aku ini :| )</div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa hal yang kusuka dan kuperhatikan dalam novel ini:</div>
<br />
<b><span style="color: #b45f06; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">1. Ceritanya Rapi</span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Satu hal yang pertama kali kusadarai dalam novel ini yaitu kerapian ceritanya. Menurutku tak ada bagian yang keluar dari ide cerita pokok, apa yang diceritakan pun tidak berlebihan. Untuk para penulis pemula, biasanya cerita fantasi yang mereka buat mempunyai beberapa bagian yang diceritakan dengan fantasi berlebihan, sehingga kesannya norak. Tapi aku tidak merasakannya di novel ini. Jadi bisa kukatakan bahwa novel ini fantasinya tidak lebay, semua logika cerita pun tertata rapi. Cerita ini juga mempunyai unsur roman, tapi sedikit sekali. Menurutku itu tidak masalah, aku malah senang. Karena dari awal hingga akhir, ceritanya benar-benar berkutat pada ide pokok cerita, bukannya menyimpang pada cerita roman. Dan meskipun ada cerita roman, keberadaannya tidak mengganggu dan hanya sebagai pemanis saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku kerap kecewa pada buku/film (lebih seringnya film sih) yang isi ceritanya tidak sesuai dengan judulnya. Seperti misalnya drama Korea yang judulnya Fashion King. Dari judulnya pasti kita akan membayangkan bahwa isi filmnya tentang <i>fashion</i>. Memang tentang <i>fashion</i>, tapi sedikit dan kurang kuat, malah kebanyakan cerita cinta segitiga. Alhasil aku sebagai penonton merasa antara judul dan isinya tidak sinkron. Ah, malah curcol. :p</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan pada novel The Reveter ini, penilaianku antara judul + isi + jalan cerita = sinkron ;) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
FYI, aku selalu merasa berterimakasih pada penulis buku maupun film yang telah membuat plot cerita tetap berada di jalurnya dan tidak mencampurkan dengan terlalu banyak kisah roman, hanya karena kisah roman lebih laku di pasaran. Hei, kalian menulis bukan hanya untuk menyenangkan orang lain! (<i>Provocation detected</i> >=) )</div>
<br />
<span style="color: #b45f06; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;"><b>2. Klimaksnya Seru</b></span><br />
<div style="text-align: justify;">
Seperti biasa, novel fantasi selalu sukses membuatku kebingungan di awal, karena banyak hal/istilah baru yang diperkenalkan di awal cerita. Tapi semua terlupakan ketika aku tiba pada klimaks cerita, bagian genting dari pencarian para reveter. Aku benar-benar menikmati bagian kucing-kucingan dan perkelahian itu. Haha. Seru banget, serius! Aku bahkan membaca sangat cepat pada bagian ini (klimaks), lebih cepat daripada bagian lain (awal dan akhir). Seharusnya cerita yang menegangkan seperti itu diperbanyak, biar lebih nampol! :D</div>
<br />
<b><span style="background-color: white; color: #b45f06; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">3. Suasananya Luar Negeri Banget</span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Dari awal suasana luar negeri itu sudah kurasakan. Ketika mulai membaca aku sudah berpikir, “Sepertinya ini bukan di Indonesia.” Kemudian muncul tokoh-tokoh lain dengan <i>setting</i>-nya, “<i>Fixed</i> rasanya bukan di Indonesia nih!” (Aku pernah menyinggung tentang suasana cerita di postingan <a href="http://alfaycn.blogspot.com/2014/11/review-bintang-jindo.html" target="_blank">[Review] Bintang Jindo</a>, bahwa jika pembaca bisa ikut merasakan suasana cerita berarti penulis telah berhasil membangun latar suasana dengan baik.) Membaca novel ini memberikanku “rasa” yang sama seperti membaca novel-novel terjemahan. (y)</div>
<br />
<b><span style="color: #b45f06; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">4. Nilai Moral</span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Meski berjenis fantasi, bukan berarti novel ini tak punya nilai moral. The Reveter tetap punya nilai moral kok, tapi mungkin tidak terlalu ditonjolkan. Entahlah, menurutku penampakan nilai moralnya kurang kuat (atau mungkin aku yang salah menilai?). Nilai moral yang kumaksud di sini adalah: mau jadi seperti apa kita, itu tergantung pilihan yang kita ambil. Keadaan bisa berubah-ubah, baik dan buruk, tapi sikap kita tetap kita yang menentukan. Dalam keadaan yang buruk sekalipun kita tetap mempunyai pilihan untuk bersikap baik, dan sebaliknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jika pada novel kategori <i>young adult</i> atau novel-novel lain komentar yang harus diperoleh penulis dari pembaca adalah “bijak”, “bagus” atau “keren”, maka untuk novel berjenis fantasi komentar yang harus diperoleh penulis dari pembacanya hanya satu: “Seru!”. Dan…oke Frida, untuk novelmu ini menuruku…“Seru!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi, tapi, tapiii…bukan berarti tak ada kritik sama sekali untuk novel ini. Kritik tetap ada kok, tenang saja. :p</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pertama</b>, aku agak terganggu dengan keberadaan “Badan Usaha Milik Negara” yang disebutkan di salah satu bagian cerita. Sejak awal cerita aku sudah mencium ‘bau’ latar luar negeri, tapi kemudian 4 kata itu muncul dan mengacaukan segalanya (oke, aku lebay). Menurutku Badan Usaha Milik Negara itu nama yang “Indonesia” banget. Jika memang ingin membangun latar luar negeri, sebaiknya gunakan nama lain seperti Kantor Urusan Negara Bagian (eh ngaco namanya), Kementrian Luar Negeri, atau apa lah, pokoknya nama umum yang jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia tetap berasa <i>taste</i> luar negerinya. Berita bagusnya sih nama BUMN itu hanya muncul sekali dan tidak berperan penting dalam ide pokok cerita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Kedua</b>, aku menemukan beberapa kata “cowok” di dalam novel ini. Aneh? Tidak, jika novel ini berlatar Indonesia atau semua sebutan dalam cerita diseragamkan menjadi “cowok”, tapi nyatanya novel ini mencampur sebutan “cowok” dan “laki-laki”. Menurutku <i>taste</i>-nya akan lebih bagus jika semua sebutannya diubah menjadi “laki-laki”, akan lebih terasa suasananya di luar negeri. Coba perhatikan novel-novel terjemahan, sebagian besar (atau bahkan semuanya?) menggunakan kata “laki-laki” atau “pria”, tak ada kata “cowok” di sana. <i>So…does it make sense for us?</i> :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ketiga</b>, ada satu bagian yang terasa hambar bagiku. Saat Radon mengumpulkan semua reveter di rumahnya pagi-pagi buta, jelas terasa bahwa mereka mengeluh dan bersungut-sungut. Tapi ketika mereka akhirnya disuruh pulang, kok tidak ada reaksi? Kan <i>anyep</i> (dingin; jika digunakan dalam hal rasa, artinya hambar). Sebaiknya ada ungkapan lega karena akhirnya bisa pulang dan melanjutkan istirahat, atau keluhan karena mereka ternyata hanya membuang waktu sia-sia di sana. Aku yakin jika bagian itu ditambahkan akan terasa lebih greget, kan ceritanya suasananya lagi tegang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Over all</i>, novel The Reveter ini pas banget; dengan 236 halaman, penulis mampu mengemas pengenalan cerita hingga klimaks dan <i>ending</i> dengan pas. Selain itu tokohnya juga tidak terlalu banyak, sehingga untuk mengenalkan maupun “menghilangkan” mereka dari cerita tidak membutuhkan terlalu banyak halaman. Pokoknya untuk yang satu ini, pas deh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski sudah terasa “pas”, masih ada banyak hal yang sebenarnya bisa dibuat lebih baik lagi. Menurutku untuk novel fantasi atau yang berbau petualangan, 200 halaman itu sangat kurang. The Reveter ini sudah bagus secara plot, tapi 200 halaman itu tanggung. Jika saja halamannya ditambah, aku yakin penulis bisa lebih mengembangkan cerita dan membangun konflik yang lebih kompleks, sehingga keseluruhannya bisa lebih apik. Serius. (Terus pembaca demo, “Tambahin halamannya! Tambahin halamannya! Tambahin halamannya!” Tapi yang demo cuma satu orang =D )</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, dengan menambah halaman (memperpanjang cerita) penulis dapat membangun fantasi yang lebih kuat. Dalam novel ini ada bagian-bagian tertentu yang mengingatkanku pada beberapa hal. Aku bisa bilang itu hanya kebetulan atau penulis memang terinspirasi dari hal itu, salah satunya adalah ide cerita pokok (Frida, <i>I know you understand what I mean, I love that movie too</i> :) ). Tapi yang jelas, untuk bisa lepas dari bayang-bayang “hal lain” itu penulis harus membangun cerita yang kuat. Jika tidak, maka cerita itu pada akhirnya hanya akan diingat sebagai “cerita yang mirip dengan cerita lain”, bukannya “cerita yang mengesankan”. Aku yakin bahwa semua penulis sepakat menginginkan opsi kedua yang kusebutkan barusan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhir kata, terlepas dari segala macam kritik dan keluhan yang kuberikan, aku tetap memberi penilaian “Seru!” untuk The Reveter. Kamu sudah baca novel ini, belum? ;)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<b><span style="color: #cc0000; font-family: Verdana, sans-serif;">Dari awal mula, manusia memiliki dua sisi dalam dirinya, sisi terang dan sisi gelap. Setiap manusia berpotensi menjadi orang baik atau jahat, tergantung pilihannya. - hlm 39</span></b></blockquote>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-13025451172148337782015-01-04T14:01:00.000+07:002015-01-04T15:32:21.264+07:00Sejauh Mana Kamu Melindungi ID-mu?<div style="text-align: justify;">
<i>(Happy new year 2015! Aku menyambut tahun baru ini dengan kaki pegal-pegal dan sakit flu, bagaimana dengan kalian?)</i></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivnAAvWYhT0_3M27MKEJTrteclqH4uWWts0mryiwrqwyciBFQwBQVUTE0IGaSwm4bLQbiNgewI1Pbz9I823bNF-wAtjsJzy5G5gRDvr-PVpoEBp_ob6yZARVpZkRRe73xWyBx2ZaQqYac/s1600/ID.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivnAAvWYhT0_3M27MKEJTrteclqH4uWWts0mryiwrqwyciBFQwBQVUTE0IGaSwm4bLQbiNgewI1Pbz9I823bNF-wAtjsJzy5G5gRDvr-PVpoEBp_ob6yZARVpZkRRe73xWyBx2ZaQqYac/s1600/ID.jpg" height="400" width="231" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://printbindaas.com/print-IDcards-online" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Sejauh mana kita harus melindungi identitas (ID) nyata di dunia maya? Selama ini aku nggak pernah mendengar adanya aturan baku mengenai hal ini. Sejauh mana kita mengungkap jati diri yang sebenarnya di dunia maya, itu tergantung masing-masing kita. Sejauh yang aku tahu, pertimbangan itu dipengaruhi oleh tujuan kita; untuk apa kita berkelana di dunia maya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada orang yang ngeblog atau aktif di forum dan sosial media untuk menunjukkan eksistensinya. Ada juga orang yang aktif di dunia maya karena tujuannya ingin berbisnis (promosi usaha, <i>online shop</i>, dll). Orang-orang yang punya tujuan semacam itu akan menunjukkan identitasnya yang sebenarnya (memasang foto asli, menulis nama/tempat tinggal asli). Tapi ada pula orang yang nggak mau menunjukkan identitas aslinya dan selalu menggunakan nama samaran. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pernah kenal dengan suatu akun (aku menyebutnya “suatu akun” karena kami hanya kenal di dunia maya) yang kekeuh nggak mau mengatakan nama asli dan tempat tinggalnya yang sebenarnya. Macam pengguna kaskus aja, kan? =D Tapi tempat kami berkenalan itu bukan kaskus, bukan juga situs <i>online dating</i>. Dia beralasan, jika dia menggunakan nama aslinya, dia bisa dengan mudah terlacak dan pekerjaannya akan terganggu. Nah lho, pekerjaan apa coba yang nggak boleh diketahui khalayak ramai? Apa jangan-jangan dia FBI? :))</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ya, berhubung aku orang yang <i>open minded</i> #preett jadi aku sama sekali nggak mempermasalahkan identitas palsunya. Lagipula dia selalu menggunakan bahasa yang sopan dan nggak pernah sekalipun aku menangkap kesan bahwa dia tipe laki-laki yang suka ngelaba (cari untung), jadi aku sih <i>enjoy</i> aja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenalanku yang lain mengungkapkan bahwa dia nggak akan pernah mau mengunggah foto aslinya maupun anggota keluarganya ke internet, karena mungkin saja foto-foto itu akan dipakai oleh orang lain secara tidak bertanggungjawab. Misalnya: foto anak kecil diambil dan digunakan untuk minta sumbangan abal-abal (penipuan; katanya sumbangan untuk donasi tapi ternyata masuk kantong sendiri), foto perempuan diambil dan digunakan di situs porno, dll. Ya, semacam itulah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih ingat kan, dengan ungkapan “jilboobs” yang santer terdengar beberapa waktu yang lalu? Waktu itu karena penasaran apa maksudnya, aku nanya ke mbah gugel, terus buka-buka beberapa artikel. Menariknya, banyak orang yang berkomentar di artikel itu, mengatakan bahwa si penulis tidak seharusnya main comot foto orang dan menggunakannya begitu saja tanpa ijin (sebagai contoh “jilboobs”). Tapi, hellooo~ Di dunia maya, siapa yang butuh ijin untuk mengambil gambar orang? Palingan cuma blogger-blogger macam kita dan beberapa orang saja yang punya kesadaran untuk mencantumkan sumber gambar tersebut. Tapi memang, kalau urusannya sama media sosial itu susah. Orang-orang bisa dengan mudah melihat foto-foto kita dan menyalahgunakannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa temanku yang akun sosial medianya sekarang digembok, padahal dulu tidak. Aku heran, kenapa berubah? Aku selalu berpikir bahwa akun yang digembok, pemiliknya <i>insecure</i>. Dia merasa takut orang lain akan memantau akunnya dan membaca status/tulisan yang dia <i>upload</i>. Tapi kemudian aku berpikir, mungkin dia melakukannya karena alasan pekerjaan. Pernahkah kamu mendengar bahwa perusahaan akan mulai menyeleksi calon karyawannya dengan melihat akun media sosialnya? Maksudnya, tulisan seseorang di media sosialnya sedikit banyak bisa menggambarkan si empunya, kan? <i>Well, I just heard, it might be just a rumor.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita selanjutnya mungkin mulai berasa OOT (<i>out of topic</i>) ya, maaf, aku nggak tahan pengen cerita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari sekian macam jenis identitas, yang sudah pasti tidak kuumbar dengan mudah adalah nomer telepon. Jaman dulu, pas aku masih bego (ya sekarang juga masih sih, tapi udah mendingan), ada aja nomer nggak dikenal yang minta kenalan. Waktu itu yang kayak gitu masih kuladeni, tapi kebanyakan ujung-ujungnya pada rese. Kayak misalnya ya, kenalanku itu mengirim pesan dalam Bahasa Inggris yang nggak sopan, karena bawa-bawa kata “boobs” gitu deh. Begitu baca isi pesannya, jelas aku langsung panas, karena itu pertama kalinya aku dapat pesan rese begituan. Tapi kemudian nalarku jalan setelah aku menyadari beberapa kesalahan fatal dalam kalimatnya, seperti pemakaian <i>to be</i> di belakang <i>subject</i> dan tambahan ‘s’ pada <i>verb</i> maupun <i>noun</i> bentuk jamak. Lantas kubalas pesan itu menggunakan kalimat Bahasa Inggris yang intinya mempertanyakan maksudnya sekaligus memberitahunya bentuk kalimat yang benar. Jadi, alih-alih marah terhadap isi pesannya, aku lebih terganggu dengan <i>grammar</i>-nya (tapi aku cuma ngerti <i>grammar</i> yang levelnya masih ecek-ecek aja, itungannya belum <i>intermediate</i> sih aku).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cek kalimat sekali lagi. Ok. <i>Send.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa waktu kemudian dia membalas, “Maaf, itu tadi yang ngirim temenku. Maaf, ya…” Mampus, lu! Teriakku dalam hati setelah membaca balasannya. Eh, tunggu sebentar, aku pakai kacamata dulu biar tambah keren B-)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah ganti nomer telepon, aku nggak mau lagi menanggapi pesan-pesan yang minta kenalan atau setidaknya terkesan salah kirim tapi ujung-ujungnya minta kenalan juga. Sekarang, kalau ada pesan yang "berpotensi" minta kenalan, pasti tidak akan kugubris, termasuk si Mama dan saudara-saudaranya yang rajin minta pulsa. Tapi ada satu pesan yang berhasil bikin aku ngerasa jijay banget. Waktu itu, sebuah pesan singkat dari nomer yang nggak <i>familiar</i> masuk ke <i>inbox</i>-ku. Otomatis kubuka lah. Tahu nggak isinya? “Aku kesepian nih Om, butuh teman. Aku sekarang ada di Klaten. Kalau Om mau, bisa hubungi aku di nomer ini…bla bla bla…” Kamfreettt!! Langsung kulempar tuh HP. Jijay, wooiii!!! :&</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-71492553964041390262014-12-26T19:03:00.001+07:002014-12-27T10:08:03.573+07:0013 Film & Serial Korea Layak Tonton [Part 2]<div style="text-align: left;">
<div style="text-align: left;">
<b><span style="color: #cc0000; font-size: x-large;"><i>(Lanjutan dari <a href="http://alfaycn.blogspot.com/2014/12/film-serial-drama-korea-bagus.html" target="_blank">part 1</a>)</i></span></b></div>
</div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>7. Iljimae (Drama Serial) </b></span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY-gCuwh2reTE1tdM58lZlNIkOZ1KpbDdCTd8IKZlFBOSeZ0pAV5zCuywSYPbrysvmLLPy0xcjLMFrIlRPg00tBoQ8QVFIbsyIIcl59Gs6iRE9lXyExZkGCT4vwYcyVr4pHiM8gJNQtaY/s1600/Iljimae.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhY-gCuwh2reTE1tdM58lZlNIkOZ1KpbDdCTd8IKZlFBOSeZ0pAV5zCuywSYPbrysvmLLPy0xcjLMFrIlRPg00tBoQ8QVFIbsyIIcl59Gs6iRE9lXyExZkGCT4vwYcyVr4pHiM8gJNQtaY/s1600/Iljimae.jpg" height="400" width="270" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="https://www.blogger.com/asianwiki.com/Il_Ji-Mae:_The_Phantom_Thief" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Iljimae ini adalah drama yang akting pemeran utamanya bagus, seperti Werewolf Boy. Bagusnya di sebelah mana? Tokoh utama diceritakan sebagai orang yang kelihatannya ceria dan bodoh, tapi di sisi lain dia serius dan punya kemampuan berkelahi yang hebat. Nah, pemerannya bisa dengan tepat menggambarkan <i>image</i> tersebut, sehingga penonton ikut merasa yakin dengan karakter yang ditampilkan saat itu dan terbawa suasana. </div>
<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
Jalan ceritanya rada belibet tapi tidak lebay sampai harus diperpanjang ratusan episode. :p<br />
<br />
Inti ceritanya tentang seorang pria yang mencari tahu identitas pembunuh keluarganya. Jadi dia itu sebenarnya keturunan bangsawan, tapi keluarganya dituduh sebagai pemberontak sehingga semua anggota keluarganya diburu untuk dibunuh. Dia yang berhasil kabur akhirnya dirawat oleh keluarga biasa (non-bangsawan) yang sederhana. Setelah beranjak dewasa, dia lupa pada peristiwa masa kecilnya (sepertinya karena trauma). Tapi setelah dia tahu siapa keluarganya dan ingat peristiwa saat ayahnya dibunuh, dia pun mulai berusaha mencari dalang dibalik pemfitnahan keluarganya. </div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>8. Reply 1997 (Drama Serial, Komedi) </b></span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg63Dd9SOb1HvWFSznXP0l_G0QE7Mf4MllAWlQeJGgMjGTS1Mj-0FgqofQ20cNBxaBXBOMLyFmmiihfguuKZgk2TBGHeA_z88idxRb6rrNbdxe44OHjXOx74tkPjBEsWtk-CoyAPPtooRM/s1600/Reply+1997.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg63Dd9SOb1HvWFSznXP0l_G0QE7Mf4MllAWlQeJGgMjGTS1Mj-0FgqofQ20cNBxaBXBOMLyFmmiihfguuKZgk2TBGHeA_z88idxRb6rrNbdxe44OHjXOx74tkPjBEsWtk-CoyAPPtooRM/s1600/Reply+1997.jpg" height="225" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2012/10/05/menelusuri-masa-lalu-ala-drama-korea-reply-1997-%EC%9D%91%EB%8B%B5%ED%95%98%EB%9D%BC-1997-eungdabhara-1997-493315.html" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Serial ini favoritku banget! Yang paling istimewa dari serial ini adalah cara pengemasannya. Ceritanya tentang sekelompok teman yang bersahabat saat SMA (tahun 1997) lalu reuni 15 tahun kemudian (tahun 2012), lalu terjadi <i>flashback</i>/alur maju-mundur di setiap episodenya yang membuat penonton penasaran. Selain itu kelakuan si gadis tokoh utama yang merupakan fans berat boyband tahun 1997 bakal membuat kita (baca: fans KPop) ngaca, “Apakah aku terlihat segila itu saat membela idolaku?” LOL </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Serial ini sarat adegan konyol yang bakal bikin kita ketawa-ketiwi saat menontonnya. Ciri khasnya, saat ada kejadian memalukan/garing, tokoh-tokohnya akan diam dan terdengar suara kambing, ”Mbeekkk!” =)) </div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>9. Beautiful Man (Drama Serial)</b></span></span> <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaD7NFvAgY4IdYr9Pu6fYVVENZY58y_OHnCc3Q6riTjlLVlXItaUl-_uSMDaGyG-dNjOCZS9NmkevtkQArUoTQVNkahMZdQZIhI-ZKhjYQg7CDip-P5A7rvLNFWcAqHFe8zKeC4UU8UTs/s1600/Beautiful+Man.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaD7NFvAgY4IdYr9Pu6fYVVENZY58y_OHnCc3Q6riTjlLVlXItaUl-_uSMDaGyG-dNjOCZS9NmkevtkQArUoTQVNkahMZdQZIhI-ZKhjYQg7CDip-P5A7rvLNFWcAqHFe8zKeC4UU8UTs/s1600/Beautiful+Man.jpg" height="283" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://asianwiki.com/Bel_Ami_%28Pretty_Boy%29" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Drama ini kesannya mungkin biasa saja, ceritanya tentang seorang pria cantik (saking cakepnya) yang matre tapi belum pernah benar-benar jatuh cinta. Si pria tokoh utama yang tadinya tidak punya kemampuan, kemudian “dilatih” seorang wanita untuk bisa memiliki karakter pebisnis. Caranya yaitu dengan belajar dari beberapa wanita yang berbeda, dengan cara “menaklukkannya”. Setiap wanita itu mempunyai pekerjaan, karakter dan keistimewaan yang berbeda-beda. Ada yang kaya luar biasa, ada yang punya koneksi kuat di mana-mana, ada pewaris perusahaan yang egois, ada juga peramal polos yang belum pernah pacaran, dll. Semua wanita itu mengajarkan tokoh utama tentang hal yang berbeda-beda namun semuanya berharga. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pada akhinya, tokoh utama yang di awal cerita hanya mempunyai fisik sebagai “satu-satunya senjata” kemudian perlahan-lahan belajar tentang hal-hal yang menambah kemampuan serta memperbaiki kualitas dirinya. Perjalanan itulah yang mengantarkannya pada identitas orangtuanya yang sebenarnya dan bagaimana dia memenangkan hati orang tersebut. Menurutku di situlah letak kekuatan cerita drama ini sebenarnya. :) </div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>10. I Can Hear Your Voice (Drama Serial, Romance) </b></span></span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipfGNtFuWjhJ0qRnVw4wmwE2MmZ6qpCGA_w4Yg4-BqWoaOuVq9tjUfnmg2m5NxZi0d1zTNFXTFUu93nsqR4-hv1s3wxykiDXHXLrt92OtcAyafrJ0v362fV1iaGDw35FitqRVopOPdzlU/s1600/I_Hear_Your_Voice-0042.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipfGNtFuWjhJ0qRnVw4wmwE2MmZ6qpCGA_w4Yg4-BqWoaOuVq9tjUfnmg2m5NxZi0d1zTNFXTFUu93nsqR4-hv1s3wxykiDXHXLrt92OtcAyafrJ0v362fV1iaGDw35FitqRVopOPdzlU/s1600/I_Hear_Your_Voice-0042.jpg" height="266" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://asianwiki.com/I_Can_Hear_Your_Voice" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Drama ini bercerita tentang seorang pria yang ingin melindungi seorang perempuan karena dulu perempuan itu pernah bersaksi di kasus pembunuhan ayahnya. Sewaktu si pria masih kecil, si perempuan jadi saksi mata kejadian. Setelah dewasa, si perempuan yang sudah menjadi pengacara, dikejar-kejar pelaku yang sudah bebas dari penjara karena ingin balas dendam. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Meski genre-nya kutulis “romance” tapi drama ini mengandung nilai moral yang bagus, yaitu bahwa setiap tindakan tidak menyenangkan/jahat yang dilakukan seseorang itu ada alasannya. Sebagian besar alasannya karena mereka merasa pernah diperlakukan tidak adil dan ingin membalas rasa sakit hati. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ada dua <i>line</i> yang kusuka dan kuingat di drama ini, yaitu: </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<b>“Hidup ini terlalu singkat untuk mencintai orang lain, jadi jangan membenci siapapun.” - </b><i>Ibu tokoh utama perempuan, sebelum dia meninggal. </i></div>
<br />
dan<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>“Kamu memang diperlakukan tidak adil, tapi jika kamu membalas maka semua pembelaanmu akan lenyap.”</b> - <i>Tokoh utama perempuan, kusimpulkan secara tidak langsung.</i> </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
*Yang kusuka dari drama ini, selain nilai moralnya yang kuat yaitu karena bercerita tentang kasus-kasus di pengadilan. Dan yang perlu diapresiasi di drama ini adalah tokoh antagonisnya, karena di sini dia tidak hanya diceritakan punya sisi licik, tapi juga punya sisi kejam, baik, sekaligus tertindas. </div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>11. Hello Ghost (Film Keluarga, Komedi) </b></span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaopBEHIx-8uWYdQG-J8m8iMFSW7sIBPkDH71n8rqT5leXV3Y2LPVrF5GsoCDF_tCU1msFQTo6NI2ixagLWh4A1-ezNm_XieuwXSwnc45G7cKVJPw7gIkGH2A1QYzXR_SzSxgg9cWBwTI/s1600/Hello+Ghost.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaopBEHIx-8uWYdQG-J8m8iMFSW7sIBPkDH71n8rqT5leXV3Y2LPVrF5GsoCDF_tCU1msFQTo6NI2ixagLWh4A1-ezNm_XieuwXSwnc45G7cKVJPw7gIkGH2A1QYzXR_SzSxgg9cWBwTI/s1600/Hello+Ghost.jpg" height="400" width="280" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://astridkhairina.blogspot.com/2012/12/review-film-korea-hello-ghost.html" target="_blank">link </a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Film ini bercerita tentang seorang pria yang kehilangan semangat hidupnya dan mencoba untuk bunuh diri tapi selalu gagal. Setelah percobaan bunuh dirinya yang terakhir juga gagal, dia bisa melihat 4 hantu. Keempat hantu tersebut mengikutinya dari rumah sakit sampai ke rumah dan sejak saat itu mereka “hidup” bersama. Kehadiran hantu-hantu itu memberi warna tersendiri dalam hidupnya (termasuk kerepotan-kerepotan). Tapi lama-kelamaan dia tidak tahan dengan kehadiran mereka dan mengusir mereka semua pergi. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Mendekati ujung film, si pria teringat akan masa kecilnya yang sudah lama dia lupakan dan mendapati memori bahwa wajah keluarganya adalah…hantu-hantu itu! *Maaf, aku tidak tahan membocorkan <i>ending-</i>nya* </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Jadi hantu pria tua itu adalah kakeknya, hantu pria setengah baya adalah ayahnya, hantu perempuan yang cengeng adalah ibunya dan hantu bocah laki-laki yang gemar makan permen adalah kakaknya. Sewaktu dia kecil, keluarganya pergi bersama menggunakan mobil baru, tapi di jalan mobilnya mengalami kecelakaan. Karena sewaktu terjadi benturan dia dilindungi oleh ibunya, dia pun selamat, tapi anggota keluarganya yang lain meninggal semua. :( </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Di akhir film (akhir banget), ditunjukkan bahwa keluarganya juga hadir saat dia diwisuda, dan ternyata keluarganya lah yang menggagalkan usahanya bunuh diri (di awal film). </div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>12. Rooftop Prince (Drama Serial, Komedi) </b></span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL0cE_p9aH5YGcWM0dOSO56qcWFcG4qouzDN6MWr1_lrAgIxqxbjbY_Ql3YFgRkhxhCV1BNsPlOOCm_SQrnsOO2MpyTAPFvV38OClxcSxak-pqw8xHwNYbB9TMYOA3FNAoD4nbUACiQOI/s1600/Rooftop+Prince.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL0cE_p9aH5YGcWM0dOSO56qcWFcG4qouzDN6MWr1_lrAgIxqxbjbY_Ql3YFgRkhxhCV1BNsPlOOCm_SQrnsOO2MpyTAPFvV38OClxcSxak-pqw8xHwNYbB9TMYOA3FNAoD4nbUACiQOI/s1600/Rooftop+Prince.jpg" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://innochentyeoja.wordpress.com/2012/06/27/rooftop-prince/" target="_blank">link </a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Ini drama yang kocak abis di awal, tapi sangat menggerus emosi di akhir. Intinya tentang seorang pangeran mahkota (atau raja, ya?) yang berusaha mengungkap misteri pembunuhan istrinya, ditemani 3 orang pengawalnya. Entah bagaimana bisa, mereka kemudian “terlempar” ke masa depan dan bertemu dengan orang-orang yang mirip dengan orang-orang yang mereka kenal di masa mereka. Pertemuan itulah yang akhirnya mengantarkan mereka pada fakta di balik pembunuhan yang berusaha mereka ungkap. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kekuatan drama ini selain kekocakan dan <i>plot twist</i>-nya, yaitu akting pemeran utama pria (terbilang minim pengalaman tapi aktingnya meyakinkan). Hal lain yang kusuka di sini adalah akting kakak tiri tokoh utama wanita. Di drama ini dia diceritakan sebagai orang yang licik karena mau enaknya sendiri, tapi di sisi lain dia juga harus menunjukkan bahwa dia masih punya rasa bersalah/hati nurani, dan dia bisa menunjukkan kedua emosi tersebut. </div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>13. Sparkling Sparkling (Drama Serial)</b></span></span> <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibpwGi3dBCJyYZN2vZNag9KRPYTA7z_su3iRs5ufvPJ_mJ-YMJsFyA6YqllV2dcUp0T4nFU4JWb2e0qADdctBmeLJtOYDezf904MDT5EQD-O38O1Y3ifHkV1D_tM_nJzP7A6lPXxdQFrc/s1600/Sparkling+Sparkling.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEibpwGi3dBCJyYZN2vZNag9KRPYTA7z_su3iRs5ufvPJ_mJ-YMJsFyA6YqllV2dcUp0T4nFU4JWb2e0qADdctBmeLJtOYDezf904MDT5EQD-O38O1Y3ifHkV1D_tM_nJzP7A6lPXxdQFrc/s1600/Sparkling+Sparkling.jpg" height="312" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://www.koreandrama.org/?p=6796" target="_blank">link </a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Inti cerita drama ini adalah tentang putri yang tertukar di keluarga yang sangat berbeda kondisi ekonominya ("putri yang tertukar"? :D ).</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tapi ada yang membuatnya terlihat spesial di mataku, yaitu…tentang karakter kedua tokoh perempuan tersebut. Si perempuan kaya, meski statusnya anak orang kaya tapi selalu berusaha dengan kemampuannya sendiri, tidak semata-mata mengandalkan uang keluarganya. Dalam perjalanan ceritanya, tokoh yang kemudian diketahui ternyata anak orang biasa ini ditolak oleh ibu dari laki-laki yang dia suka (tidak disukai gitu, ceritanya), tapi dia tidak menyerah untuk meluluhkan hati perempuan tua itu dengan terus melakukan kebaikan padanya. Dia juga akhirnya berusaha memahami kesulitan yang dialami oleh tokoh perempuan kedua, semasa dia masih jadi orang biasa. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan tokoh perempuan kedua, punya perangai yang tidak sebaik tokoh pertama. Setelah dia pindah ke rumah orangtuanya yang sebenarnya (orang kaya), dia jadi “sok”. Tapi hal itu bisa dipahami, karena memang semasa jadi anak orang biasa, dia terus menerus dikejar <i>debt collector</i> (karena ayahnya yang orang biasa itu suka judi dan berhutang), bahkan dia pernah hampir dibunuh sewaktu dipaksa mengatakan di mana keberadaan ayahnya. Itulah yang kemudian membuatnya egois ketika jadi orang kaya, sebenarnya dia hanya ingin haknya kembali, itu saja menurutku. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Yang tidak bisa kupahami di sini adalah si ibu kaya yang sikapnya berubah 180 derajat setelah dia tahu siapa putrinya yang sebenarnya. Dia sudah merawat anak perempuan itu sejak lahir hingga berusia 27 tahun, tapi mengapa setelah tahu bahwa orang itu bukan anak kandungnya lantas dia memperlakukannya seperti anak tiri? 27 tahun lho…tidak adakah rasa sayang yang tersisa meski kebenaran telah terungkap? </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
*Karena ini drama produksi MBC, dimana MBC memang terkenal suka membuat drama dengan episode yang jumlahnya puluhan, ketika menonton drama ini rasanya seperti menonton sinetron, panjang! :D </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
(Dari sekian banyak judul, kenapa tidak ada Endless Love dan Full House yang melegenda? Karena keduanya adalah drama favorit sejuta umat, semua orang sudah tahu ceritanya, aku tak perlu repot-repot menuliskannya di sini. Aku juga tidak memasukkan drama Secret Garden dalam daftar di atas karena aku tidak menontonnya, jadi tidak bisa merekomendasikannya.)</div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-8230498752148295322014-12-26T18:28:00.001+07:002014-12-27T10:01:35.254+07:0013 Film & Serial Korea Layak Tonton [Part 1] <div style="text-align: justify;">
Yakin nih, pasti yang nggak suka sama segala sesuatu berbau Korea nggak bakalan mau baca postingan ini. <i>But, hey! This is just for fun!</i><br />
<i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Selama ini kita tahu bahwa fans film dan drama Korea adalah perempuan. Kebanyakan laki-laki biasanya ogah menonton tontonan dari Korea (yang kumaksud di sini adalah Korea Selatan ya, bukan Korea Utara, huehehe) karena penampilan kaum adam yang kelewat cantik. Tapiii…bagaimana bisa mereka disalahkan untuk sesuatu yang sudah mereka miliki sejak lahir? Itu seperti kamu disalahkan orang lain karena fisikmu kurang menarik. Nggak <i>fair</i> kan, penilaian semacam itu? Jadi tolong hentikan menggunakan fisik lelaki Korea sebagai alasan untuk membenci mereka (aku pernah membuat pembelaan lain terhadap fans-fans Korea, sekitar 2 tahun yang lalu, di postingan yang berjudul <a href="http://alfaycn.blogspot.com/2012/12/korean-day-ugm-dan-sekelumit-ceritaku.html" target="_blank">Korean Day UGM 2012...dan Sekelumit Ceritaku</a>).<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Film dan serial Korea juga ada yang bagus, kok! Nih, aku pilihkan 13 judul yang layak ditonton. Kenapa memilih 13? Karena 10 dan 15 itu <i>mainstream</i> *halah =D </div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><span style="font-size: x-large;">1. God’s Quiz (Serial, Sci-fi, Misteri)</span></b></span> <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5nvsRio0z1K25Zlc_owlKx5rQ3RA-yV7sGDENHOPyrLT3aQTHaibZCEaqkFZNUPEMfzHyz9r8I1Fgdt1nVB_OqIUjDreAG736PyxXrVR3S1s-zrnO-1bMSYFYYW1w7lKYMEUBHXVdziQ/s1600/God+Quiz.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5nvsRio0z1K25Zlc_owlKx5rQ3RA-yV7sGDENHOPyrLT3aQTHaibZCEaqkFZNUPEMfzHyz9r8I1Fgdt1nVB_OqIUjDreAG736PyxXrVR3S1s-zrnO-1bMSYFYYW1w7lKYMEUBHXVdziQ/s1600/God+Quiz.jpg" height="400" width="275" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://asianwiki.com/God%27s_Quiz" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Sampai sekarang, serial ini sudah dibuat 4 <i>season</i>, tapi aku belum nonton yang <i>season</i> 4. Inti ceritanya adalah tentang seorang pria jenius yang bekerja di lab forensik yang khusus menangani orang-orang yang meninggal secara misterius (mencari penyebab kematian secara biologis). Awalnya, si tokoh utama sangat menyukai robot, tapi kemudian dia memutuskan untuk belajar kedokteran karena menurutnya robot yang paling rumit adalah tubuh manusia (kalau tidak salah ingat, begitulah dialognya).</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a> <br />
<div style="text-align: justify;">
Setiap episodenya mengangkat tema tentang penyakit langka yang berbeda-beda. Seperti misalnya ada salah satu episode yang menceritakan tentang meninggalnya seorang gadis di gedung bioskop, tidak diketahui penyebab kematiannya secara pasti (tidak ada tanda-tanda dia keracunan, dll). Ternyata, gadis itu mengidap penyakit langka yang berhubungan dengan organ (lupa, organnya jantung/hati/paru-paru). Jadi organnya itu bisa berhenti bekerja (karena shock) saat terjadi perubahan emosi yang drastis pada dirinya (misalnya karena terlalu senang, takut, sedih, dll). Makanya dia diajarkan oleh ibunya untuk tidak beremosi sejak kecil. Tapi pada akhirnya dia meninggal di bioskop karena menonton film komedi dan terbawa suasana, lalu dia tertawa…lantas meninggal. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
*Ide cerita utama dari serial ini tentu saja tentang tokoh utama. Di season 2 diceritakan bahwa kepribadian gandanya muncul. <i>Over all</i>, aku sangat suka serial ini karena sangat logis dan banyak misteri di sana-sini. Dan juga, unsur romansanya sedikit, tidak mengganggu ide cerita utama. </div>
<br />
<span style="font-size: x-large;"><b><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">2. Miracle in Cell No. 7 (Film)</span></b></span> <br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZa9wU3dEvpzJ9xAGSNO0KxlvdIGKifvtRMLhQMxiu1MC08Zl6UJ8ia-GnsqRxLNLde6zuK8HW_E0wawiGkFgCNp70KxXvbi7hpZ88TzIOcEif2fgnw7J-UyNrsGwQm8Eu9tp6wnNW57U/s1600/Miracle+in+Cell+No+7_2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZa9wU3dEvpzJ9xAGSNO0KxlvdIGKifvtRMLhQMxiu1MC08Zl6UJ8ia-GnsqRxLNLde6zuK8HW_E0wawiGkFgCNp70KxXvbi7hpZ88TzIOcEif2fgnw7J-UyNrsGwQm8Eu9tp6wnNW57U/s1600/Miracle+in+Cell+No+7_2.jpg" height="400" width="270" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://www.moviexclusive.com/detail.php?c=73&desc=M&p=2347&t=miracle-in-cell-no-7-2013_2347" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Ini film yang super duper menguras emosi! Soalnya bawa-bawa anak kecil. Semua film yang ada anak kecilnya biasanya kan mengharukan. :( </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Inti ceritanya adalah tentang seorang pengacara yang meminta keadilan untuk ayahnya yang menderita keterbelakangan mental yang dulu dituduh mencabuli dan membunuh anak polisi. Adegan film kemudian <i>flashback</i> ke peristiwa bertahun-tahun sebelumnya dimana si pengacara masih kecil. Penghuni sel penjara nomer 7 menjadi kawan setia ayahnya yang membantu si pengacara kecil masuk ke sel dan bertemu ayahnya (mereka hanya tinggal berdua, jadi wajar kalau khawatir dan kangen banget satu sama lain). Cerita semakin seru dan mendebarkan saat semua penghuni sel tersebut bahu-membahu memecahkan misteri penyebab meninggalnya si anak polisi dan berusaha “melatih” si ayah untuk bisa membela diri di persidangan selanjutnya. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
*Meski menguras emosi, ini film yang bagus, layak ditonton. Tapi yang aku heran, itu anak perempuannya beneran anak biologisnya? </div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><span style="font-size: x-large;">3. Special Affairs Team TEN (Serial, Thriller) </span></b></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKHpnHzMGGNxzO823BQrBrrovzRwlwzEWpPT132opR6tHo-n3cDmgB0Xl9Ss5nSssWeZ_MPXcDggW0NbJVef39S4JVYytDRuJI-vvMjx2hU8k2Mnr8VI1GhjX7oS1Bk8GGI8TNrpiKPWI/s1600/TEN.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKHpnHzMGGNxzO823BQrBrrovzRwlwzEWpPT132opR6tHo-n3cDmgB0Xl9Ss5nSssWeZ_MPXcDggW0NbJVef39S4JVYytDRuJI-vvMjx2hU8k2Mnr8VI1GhjX7oS1Bk8GGI8TNrpiKPWI/s1600/TEN.jpg" height="278" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://www.hancinema.net/korean_drama_Special_Affairs_Team_TEN.php" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Sampai sekarang, serial ini sudah dibuat 2 <i>season</i>, tapi aku baru nonton yang <i>season</i> 1. Serial ini berceritanya tentang usaha salah satu tim khusus kepolisian yang menangani kasus kriminal (pembunuhan) yang sulit dipecahkan. Ide pokoknya adalah pengejaran pembunuh berantai misterius yang membunuh istri si tokoh utama dan sampai saat itu masih berkeliaran. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
*Aku pernah membuat ulasan (entah itu namanya ulasan atau apa namanya) di postinganku yang berjudul <a href="http://alfaycn.blogspot.com/2012/08/special-affairs-team-ten-ocn-late-2011.html" target="_blank">Special Affairs Team TEN (OCN - late 2011)</a>. Seperti halnya God’s Quiz, aku suka serial ini karena tipenya <i>thriller</i>. </div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>4. Cold Eyes (Film) </b></span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQWHYbgbW3QKSJpj4wDLJKBC0Sc60NPsn7lPase7g2NfjU__WsxkIawutgP6nW9lFCaHSSzzzqQ8Fp4k4Y-PiyV7VoCfE4YTbN5-RiKtlr281UVuKQ92j8qWou9BX6C9rYk0i0-szBqwI/s1600/Cold+Eyes.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQWHYbgbW3QKSJpj4wDLJKBC0Sc60NPsn7lPase7g2NfjU__WsxkIawutgP6nW9lFCaHSSzzzqQ8Fp4k4Y-PiyV7VoCfE4YTbN5-RiKtlr281UVuKQ92j8qWou9BX6C9rYk0i0-szBqwI/s1600/Cold+Eyes.jpg" height="400" width="270" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://21filmcinema.com/cold-eyes-2013/" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Film ini kurekomendasikan untuk kalian yang kurang suka film <i>romance</i>, karena di film ini sama sekali tidak ada cerita cinta-cintaannya. =D </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Inti cerita ini adalah tentang usaha polisi menangkap komplotan penjahat dan bagaimana si “otak” penjahat berusaha lolos dari pengejaran polisi. Tim polisi punya anggota yang punya ingatan fotografis dan daya analisis tajam, sedangkan “otak” penjahat juga tidak kalah cerdas. Jadi kejar-kejarannya pelik banget. :D </div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>5. Wild Romance (Drama Serial, Komedi, Misteri) </b></span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRiToBEp2SJ73jAc9rC3kgKC2VEMFDFXepvrD873Gt7FIDr5NDLF6EhInrMgMlc-O63ddVZVQNwsFId4BE0_PYWbUzUnHO14AZJSQ4V-koVgtEP1oCHHtcvZraVEJK5GX0qjQCI4RcRSo/s1600/Wild+Romance.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRiToBEp2SJ73jAc9rC3kgKC2VEMFDFXepvrD873Gt7FIDr5NDLF6EhInrMgMlc-O63ddVZVQNwsFId4BE0_PYWbUzUnHO14AZJSQ4V-koVgtEP1oCHHtcvZraVEJK5GX0qjQCI4RcRSo/s1600/Wild+Romance.jpg" height="400" width="273" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://asianwiki.com/Wild_Romance" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Drama ini juga ada bumbu misterinya, tapi adegan konyolnya juga tidak kalah banyak. =D </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Inti ceritanya adalah tentang seorang gadis tomboy yang harus menjadi <i>bodyguard</i> pemain bisbol yang dia benci demi menyelamatkan karirnya (yang sebenarnya dimulai dari kekonyolan keluarganya sendiri). Sudah bisa ditebak ya, si gadis <i>bodyguard</i> dan pemain bisbol akhirnya saling suka. Tapi penghalang yang tidak biasa di antara mereka adalah mantan pacar pemain bisbol yang menderita bipolar (nah, ini nih film yang mengenalkanku pada <a href="http://alfaycn.blogspot.com/2012/09/bipolar-disorder.html" target="_blank">bipolar</a>) dan fans fanatik yang kerap mengirimi ancaman. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
*Sisi <i>romance</i>, misteri, lucu; seimbang. Cocok ditonton oleh kalian yang suka kombinasi ketiganya dan tidak suka <i>romance</i> yang terlalu menye-menye. </div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: x-large;"><b>6. Werewolf Boy (Film) </b></span></span><br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgG7TWmHvTq4g8G0dicS1LfZpooM6Wxl_TFUHJIgwen7b_wLcprMqPT7gKbOiRevio-cmzN3qOd2_d5wKj27jH7KusZCAS9ds86d0FV1Fmxcz8azrRJ4Zigr7reLT1CsUc34iHaCDTDjs/s1600/Werewolf+Boy.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgG7TWmHvTq4g8G0dicS1LfZpooM6Wxl_TFUHJIgwen7b_wLcprMqPT7gKbOiRevio-cmzN3qOd2_d5wKj27jH7KusZCAS9ds86d0FV1Fmxcz8azrRJ4Zigr7reLT1CsUc34iHaCDTDjs/s1600/Werewolf+Boy.jpg" height="400" width="278" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://asianwiki.com/A_Werewolf_Boy" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Sudah pernah dengar tentang film ini? Kabarnya, di Korea Selatan sana, film ini menjadi film melankolis pertama yang sukses besar. Ya, Werewolf Boy adalah film yang punya banyak sisi sedih. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Jalan ceritanya sebenarnya standar: ada sebuah keluarga pindahan ke rumah baru, anak perempuannya menemukan cowok kumal pendiam yang kemudian dirawat karena tidak jelas asal-usulnya, lalu muncul tokoh antagonis, si cowok kumal ketahuan kalau dia sebenarnya manusia serigala, akhirnya dia dikejar-kejar orang sekampung buat diusir. Udah, gitu aja. <i>Simple</i> dan standar banget, kan? </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Meski demikian, aku rasa alasan mengapa film ini mendapat banyak perhatian adalah karena akting pemeran utama yang jadi cowok serigala (eiitss…ini beda banget lho sama GGS). Dialognya di film ini sangat sedikit sekali. Sungguh. Tapi tatapan matanya menyiratkan perasaan-perasaan yang tak terucapkan *tsaahh</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagus sih aktingnya menurutku, karena tanpa berkata-kata, hanya dengan <i>gesture</i>, dia bisa menyampaikan pesan ke penonton. </div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #990000; font-size: x-large;"><i>(Tertarik pada 6 film & drama yang kurekomendasikan di sini? Cek 7 judul sisanya di <a href="http://alfaycn.blogspot.com/2014/12/film-serial-drama-korea-bagus-2.html" target="_blank">part 2</a>) </i></span></b><br />
<b> </b></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-3884395002095133962014-11-18T10:57:00.000+07:002014-11-20T00:13:40.730+07:00[Review] Bintang Jindo<div style="text-align: justify;">
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<i>(Sekalipun kamu tidak ada keinginan untuk membaca buku ini, tak ada salahnya membaca postingan ini sampai akhir. Siapa tahu kamu memperoleh sesuatu yang berharga dari sini. Dare to accept my challenge, readers? </i>B-)<i> )</i></div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3YyVn7jHPjfI5ka6g93S59i6jyoP-WFemmcBYChNBOBL48AJvHSgDcdiOXGuoK3cVL0MGpWMiJsAMNyVAvnpLcLkzX-bQd0CqEu9eUwrHfPwMKByoy4Juq-996k5muJNSz-wZ7nWWAWc/s1600/Bintang+Jindo.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3YyVn7jHPjfI5ka6g93S59i6jyoP-WFemmcBYChNBOBL48AJvHSgDcdiOXGuoK3cVL0MGpWMiJsAMNyVAvnpLcLkzX-bQd0CqEu9eUwrHfPwMKByoy4Juq-996k5muJNSz-wZ7nWWAWc/s1600/Bintang+Jindo.jpg" height="400" width="302" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ini penampakan bukunya, tak lama setelah sampai di tanganku, sekarang sih sudah kusampul :D</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: center;">
<b>Judul: Bintang Jindo</b><br />
<b>Genre: K-Novel (dengan target pembaca pra-remaja)</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Penulis: Susanti Hara</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Penerbit: DAR! Mizan</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Tebal buku: 132 halaman</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Terbit: September 2014</b></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: #cc0000; font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><i>“Tidak ada sesuatu yang sangat mudah, Hyo Ra. Tapi, dengan berlatih kamu sudah punya bekal. Ya, walaupun ada kesalahan, tidak akan separah seseorang yang tidak latihan sama sekali.” (hlm 102)</i></span></b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Hyo Ra adalah seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun yang mempunyai dua orang teman dekat, Youra dan Eun Hee. Mereka bertiga tinggal di kampung nelayan di Pulau Jindo. Di antara mereka bertiga, Hyo Ra lah yang paling sederhana dalam perilaku maupun impiannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Youra gemar mengunggah fotonya ke internet dan bermimpi menjadi artis terkenal, Eun Hee suka sekali ngeblog dan bercita-cita menjadi guru, sedangkan Hyo Ra? Dia hanyalah gadis kecil yang rajin menabung di celengan babi. Impiannya adalah membahagiakan kedua orangtuanya. Sangat sederhana dan biasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ada yang dapat menyangka bahwa kesederhanaan Hyo Ra ternyata membawanya pada suatu peristiwa yang besar, sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Ya, terkadang keberuntungan hidup justru datang pada mereka yang tidak mengejarnya. Tapi keberuntungan apakah itu? Apakah keberuntungan yang diterima Hyo Ra benar-benar suatu “keberuntungan” untuknya? Rahasia apa yang selama ini disimpan Hyo Ra dibalik keceriaannya?</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;"><b>***</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a>Pertama kali membuka K-Novel ini aku seperti dibawa kembali ke masa beberapa tahun yang lalu, masa dimana aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Ya, buku ini memang diperuntukkan bagi pra-remaja, yaitu anak usia 8-11 tahun (info ini kuperoleh dari blog penulis, <a href="http://www.susantihara.blogspot.com/" rel="nofollow" target="_blank">Susanti Hara</a>). Oleh karena itu tema yang diangkat dan penyajiannya “pra-remaja banget”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Buku ini menggunakan latar tempat yang tidak biasa, Pulau Jindo. Sebagai seseorang yang menyukai K-Pop dan K-Drama, aku belum pernah mendengar mengenai pulau ini. Ya secara, yang terkenal hanya Pulau Jeju. Ternyata Pulau Jindo, Pulau Modo dan Festival Jindo Yengdeung (Pesta Laut Jindo Terbelah) yang disebutkan di buku ini sungguh ada! (Cek tautan dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jindo" rel="nofollow" target="_blank">wikipedia ini</a>.) Salut untuk penulis yang telah mampu memperkenalkan tempat baru pada para pembacanya. <i>By the way</i>, untuk yang belum tahu, tulisan korea di bawah judul novel ini adalah Bahasa Korea dari kata “bintang Jindo” (진도의별 = Jindoeui byeol = bintangnya Jindo).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari buku ini aku jadi tahu bahwa ada semacam bahasa alay-nya Korea (bahasa gaul, gitu). Ah, harusnya aku sudah menyadari sejak dulu bahwa setiap negara mempunyai bahasa <i>slang</i>-nya masing-masing. Yang membuatku kagum adalah, anak usia 11 tahun sudah bisa ngeblog! Olalaa~ Iya sih, di Indonesia juga sudah ada yang seperti itu. Mungkin jika semasa aku masih SD komputer sudah mudah ditemukan seperti sekarang dan internet sudah dikenal di mana-mana, aku juga akan keranjingan pada blog, kali ya? =D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai pembaca, tentunya aku melihat beberapa poin sebagai kelebihan dan kekurangan buku ini. Berikut aku sampaikan kelebihannya terlebih dahulu:</div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">1. Jalan cerita sederhana</span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Jalan ceritanya yang sederhana dan permasalahan yang tidak kompleks membuat cerita ini mudah dipahami oleh pra-remaja. Dan memang seperti itu lah seharusnya, jalan cerita harus disesuaikan dengan usia pembaca. <i>So, dear parents</i>, <b>berikanlah anak bacaan yang sesuai dengan usianya.</b></div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">2. Nilai moral bagi anak</span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Buku ini bercerita tentang persahabatan, kebaikan, ketulusan dan kehangatan keluarga. Hal-hal seperti itu adalah nilai-nilai positif yang seharusnya diajarkan pada anak-anak (dalam hal ini, pra-remaja). Aku ingat semasa SD pernah membuat beberapa cerpen (dan juga suka membaca cerita) yang semua temanya tak pernah jauh dari persahabatan dan kebaikan, karena waktu itu hal-hal seperti itulah yang kuanggap berharga dalam hidupku. <i>See?</i> <b>Anak-anak butuh asupan kebaikan dan pengajaran positif dari lingkungannya.</b></div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">3. Ilustrasi yang menarik</span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Dalam buku ini terdapat beberapa gambar sebagai ilustrasi cerita yang menurutku <i>cute</i>. Meski segmen pembaca buku ini adalah pra-remaja, mereka masih tergolong anak-anak, dan <b>anak-anak paling suka pada buku bergambar</b>. Banyaknya ilustrasi di dalam buku ini pasti akan membuat pembaca tidak mudah bosan membaca halaman demi halaman. Jadi mungkin anak-anak tidak suka buku pelajaran karena buku-buku itu hanya berisi tulisan, makanya mereka bosan…membaca buku pelajaran. <i>Well, I just thought</i> :D</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiB7tLiENzvDonGSfsnJQCWYMWsvJ9oWKUinx9aCAtJkwOo4ItTAd6xg7oLrwqVzKXwjGpRdrshhOtg-q9l04Bsu9Zts1tnHb8oQPR9TLmvcQ1dCrkNCefL_O5-ZDztHljD70CniMJkRc/s1600/4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiB7tLiENzvDonGSfsnJQCWYMWsvJ9oWKUinx9aCAtJkwOo4ItTAd6xg7oLrwqVzKXwjGpRdrshhOtg-q9l04Bsu9Zts1tnHb8oQPR9TLmvcQ1dCrkNCefL_O5-ZDztHljD70CniMJkRc/s1600/4.jpg" height="400" width="270" /></a></div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">4. Suasana pantai sangat terasa</span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Ketika membaca buku ini, aku merasa sedang berada di sekitar pantai. Ini pertanda baik untuk penulis. Jika pembaca bisa ikut merasakan suasana cerita, berarti <b>penulis telah berhasil membangun latar suasana dengan baik</b>. <i>Simple but nice, I like it.</i></div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan seperti yang kutulis tadi, ada juga kekurangan dalam buku ini yang harus kusampaikan demi perbaikan kualitas cerita serta kemampuan penulis, yaitu:</div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">1. Tidak = Aniyo</span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Pada halaman 36 tertulis “anio” (Bahasa Korea) yang berarti “tidak” (Bahasa Indonesia). Setahuku, penulisan yang benar adalah “aniyo” bukan “anio”. Sederhana, tapi jika menyangkut masalah bahasa asing tidak boleh disepelekan. (Lagaknya udah kayak editor aja kan, aku? *tepok jidat*)</div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">2. Kurang penjelasan</span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Dalam salah satu bagian cerita, disebutkan mengenai suatu penyakit yang jarang terdengar. Sayangnya, tidak ada penjelasan penyakit itu berhubungan/menyerang bagian tubuh sebelah mana. Sebagai pembaca yang <i>childish</i> (eh keceplosan), aku merasa anak-anak yang membacanya juga pasti kebingungan pada bagian itu. Jika menyebutkan tentang penanganannya, mengapa tidak menjelaskan pula mengenai penyakit tersebut? Tidak perlu dijelaskan secara rinci, cukup garis besarnya saja. </div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">3. Dalam Hangeul tidak ada huruf kapital</span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Pada satu bagian, diceritakan bahwa Hyo Ra dan Eun Hee menatap tidak percaya pada tulisan berhuruf kapital biru di kain spanduk berwarna putih. Maaf aku harus mengatakan ini. Semua tulisan di Korea ditulis dalam Hangeul (baca: han-gel), itu adalah tulisan/karakter non-alfabet, jadi dalam penulisan Bahasa Korea tidak mengenal huruf kecil maupun kapital. Jika semua tokoh dalam cerita ini merupakan orang Korea asli yang tinggal di Korea, tentu mereka menulis dalam Hangeul. Sehingga penuturan “huruf kapital biru” dalam cerita tersebut kurang tepat. Mungkin akan lebih pas jika kata-kata itu diganti dengan “kalimat yang ditulis dengan ukuran besar”. Kemudian ditulis versi Hangeul-nya lalu diberi penjelasan bagaimana cara membaca dalam pelafalan Bahasa Korea dan artinya dalam Bahasa Indonesia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih berhubungan dengan paragraf sebelumnya. Menurutku, meski buku ini hanya bacaan untuk anak, tapi karena genrenya adalah K-Novel maka sebaiknya segala hal yang berhubungan dengan tradisi/budaya asli Korea tidak diadaptasi ke budaya Indonesia. Sebab itulah yang membedakan antara novel berlatar belakang luar negeri dengan novel yang berlatar belakang Indonesia.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">***</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Harapanku setelah membaca buku ini, semoga semua Sekolah Dasar di Indonesia bisa mempunyai perpustakaan dan mengoleksi buku-buku anak seperti ini. Anak-anak jaman sekarang jelas lebih membutuhkan bacaan mendidik yang sesuai dengan usia mereka daripada sinetron berbau fantasi yang tak jelas juntrungannya dan belakangan ini menjamur di stasiun televisi swasta di tanah air. <i>Oops…I’m just saying!</i> :p</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terakhir aku ingin menyampaikan kekagumanku pada penulis K-Novel Bintang Jindo ini, Susanti Hara, dan kepada penulis-penulis cerita anak bermutu yang lainnya. Yakinlah bahwa dedikasi kalian pada dunia pendidikan anak tidak akan sia-sia :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagi orang dewasa, menulis cerita anak yang benar-benar bisa dipahami oleh anak merupakan suatu hal yang tidak mudah, lho. Butuh pemikiran seperti anak, pemikiran yang tidak kompleks, untuk bisa menyusun jalan cerita yang “anak-anak banget”. Kita mungkin bisa menulis postingan yang disukai banyak orang di blog, menulis <i>flash fiction</i> yang mencuri hati para pembaca, dan membangun jalan cerita novel dengan sedemikian rupa apiknya. Tapi hebat di dunia orang dewasa belum tentu hebat di depan anak-anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah seorang kenalanku yang memiliki atensi yang besar pada dunia anak, pernah berujar padaku, “Jika kamu ingin bertumbuh (mungkin maksudnya secara kualitas), libatkanlah dirimu dalam dunia anak-anak. Maka kamu akan bisa belajar banyak hal yang tak bisa kamu pelajari dalam dunia orang dewasa.”</div>
<br />
<blockquote class="tr_bq" style="text-align: justify;">
<span style="color: #cc0000; font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b><i> “Kalau Eun Hee Eonni (Kak Eun Hee) tidak suka pada Youra Eonni (Kak Youra), kenapa selalu bareng ke mana-mana?”<br /> “Itu karena aku selalu ingat pada keinginanku menjadi guru. Mana ada guru yang tidak suka pada orang lain. Aku ingin seperti Bu Myeong Hye. Semua murid suka pada Bu Myeong Hye.” </i></b><b style="text-align: center;"><i>(hlm 40)</i></b></span></blockquote>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-61730391975595347192014-11-10T08:08:00.000+07:002014-11-14T17:53:50.399+07:00Tempat Impian<div style="text-align: justify;">
<i>Ini salah! Salah banget! Harusnya aku membatalkan kepergianku selagi masih ada di Soekarno-Hatta!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“La, lihat sini dong!” Dia tidak berubah, tatapan matanya masih tetap hangat. Dadaku selalu saja bergetar setiap kali mendengar suara khasnya yang berat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sip!” Senyumnya kembali mengembang, membuat perasaanku campur aduk. “Menara Eiffel-nya kelihatan jelas.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kualihkan pandanganku ke menara besi yang menjulang tinggi di seberang Sungai Seine ini, pemandangannya sangat mempesona. Seharusnya aku juga bisa ikut tersenyum lebar, berada di sini adalah impian terbesarku. Tapi nyatanya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a> </div>
<div style="text-align: justify;">
“Foto di sebelah mana lagi, nih?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sudah lah, foto di mana-mana latarnya tetap saja sama.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Benar juga,” dia tergelak. “Rasanya seperti mimpi, impian masa SMA kita akhirnya terwujud juga.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya tersenyum getir mendengar kata-katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ingat tidak, dulu kita pernah berandai-andai berlibur ke sini?” Pandangannya menerawang jauh, seakan pikirannya sedang mengembara entah ke mana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Tentu saja aku ingat Dam, aku ingat semuanya. Bahkan setelah bertahun-tahun kita tidak bertemu, aku masih mengingatnya karena keinginanku masih sama. Begitu pun perasaanku, masih sama seperti waktu itu.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tuhan benar-benar mendengar harapan kita, La. Setelah kita lulus sekolah, kuliah di kampus yang berbeda, kerja di kantor yang berbeda, kita masih diberi kesempatan untuk mengunjungi tempat impian kita.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan lupa berterima kasih juga pada agen perjalanan yang membiayai wisata kita ke Paris selama 3 hari 2 malam ini.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Haha! Bisa-bisanya 2 pemenang utama undian itu kita, sahabat karib masa SMA. Lucu, ya?” Lagi-lagi dia tergelak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Iya, lucu. Tapi kenapa aku tidak bisa tertawa, ya? Oh, mungkin karena otakku masih ingat bahwa kamu akan menikahi tunanganmu bulan depan.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
|| -------------------------------------------------- ||</div>
<br />
Postingan ini merupakan <i>flash fiction</i> yang kuikutkan lomba yang diadakan Nulis Buku Club IPB, tanggal 4-10 November yang lalu. Jumlah kata 250, tidak termasuk judul, sesuai dengan syarat. Kata seseorang yang membaca <i>flash fiction</i> ini, ceritanya kece. Sayang, pada akhirnya aku tidak menang. Ya mungkin ceritaku udah kece, tapi yang lain ceritanya lebih kece badai =D Nyatanya aku juga ikut naksir sama cerita pemenang pertama dan kedua lomba itu (y)<br />
<br />
Lain kali jika ada kesempatan, aku akan ikut lomba <i>flash fiction</i> lagi. Karyaku yang ini adalah yang pertama dalam bidang <i>flash fiction</i>.<br />
<br />
Terima kasih telah membaca!<br />
<br />
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-33640733921890289982014-11-08T01:02:00.000+07:002015-04-27T11:50:29.026+07:00Kebiasaanku Sebagai Orang Introvert<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak tahu dari mana harus memulai postingan ini, karena banyak sekali yang ada dalam pikiranku yang menunggu untuk dituangkan dalam halaman blog ini *tsaahh B-)</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX_XCBnoa4tjRhBk5kTQXBynikkZlBT2gnO_p0o2NnXfUyDtBkdLCl7MQumx9l39FWP-PfwzpBYgyoRhTnPrX73VyA0yNsPBKRI_R_k0on1-8uK8d-2SZ1I2VW2VVehYJ6OqfxLA0sWic/s1600/azLm7BK_700b_v1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX_XCBnoa4tjRhBk5kTQXBynikkZlBT2gnO_p0o2NnXfUyDtBkdLCl7MQumx9l39FWP-PfwzpBYgyoRhTnPrX73VyA0yNsPBKRI_R_k0on1-8uK8d-2SZ1I2VW2VVehYJ6OqfxLA0sWic/s1600/azLm7BK_700b_v1.jpg" height="640" width="387" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://9gag.com/gag/azLm7BK?ref=fsidebar" rel="nofollow" target="_blank">9gag</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Ada dua tulisan tentang introvert milik blogger yang pernah kubaca, dan aku suka keduanya. Yang pertama adalah milik Mas Afghan yang berjudul “<a href="http://www.banbanpret.com/2013/07/kamu-introvert.html" rel="nofollow" target="_blank">Kamu Introvert?</a>” dan yang kedua adalah milik Nael yang berjudul “<a href="http://naeliltheclimber.wordpress.com/2014/02/05/anda-introvert-sama-saya-juga-lol/" rel="nofollow" target="_blank">Anda Introvert? Sama, Saya Juga. LOL</a>”. Kenapa bisa suka? Karena aku intovert, pastinya =D Menemukan orang-orang yang setipe denganku itu rasanya seperti bertemu dengan teman lama. Menyenangkan dan melegakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di postingannya Mas Afghan isinya kelebihan dan cara memperlakukan introvert, sedangkan di postingannya Nael isinya ciri-ciri kepribadian introvert. Biasa aja sih mungkin, tapi akan jadi istimewa jika yang membacanya adalah orang-orang introvert. Seperti yang pernah kusinggung di postingan “<a href="http://alfaycn.blogspot.com/2014/10/tidak-semua-tulisan-bisa-dinikmati.html" rel="nofollow" target="_blank">Tidak Semua Tulisan Kita Bisa Dinikmati</a>”, orang hanya akan terpuaskan oleh genre tulisan yang mereka butuhkan/sukai. Jadi postingan tentang introvert juga hanya akan nampol untuk orang introvert juga =D (Atau setidaknya untuk orang yang ingin mencari tahu tentang kaum introvert)</div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hidup sebagai orang introvert itu susah-susah gampang. Terasa susah jika bersinggungan dengan kehidupan sosial bermasyarakat, dan sebaliknya, akan terasa gampang jika mengingat kelebihan-kelebihan kaum minoritas ini (minoritas bukan sih?). Di sini aku akan bercerita tentang kebiasaanku sebagai orang introvert untuk menunjukkan pada kalian seperti apa hidup dari perspektif orang introvert.</div>
<br />
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">1. Tidak Banyak Bicara, Banyak Berpikir</span></b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Percaya atau tidak, aku tukang analisa yang baik. Aku cenderung memikirkan sesuatu secara menyeluruh. Dalam dunia nyata pun aku tidak banyak bicara (kecuali dengan orang yang dekat denganku) dan itu membuatku lebih banyak punya waktu untuk mengamati orang/hal di sekelilingku serta mendengarkan dengan lebih baik apa yang mereka sampaikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Misal, ketika orang-orang (yang kuanggap ekstrovert) sedang berdiskusi, aku biasanya akan diam dan mendengarkan. Bukan berarti aku tidak peduli, aku mendengarkan pembicaraan mereka dan justru mulai merangkai benang merah antara satu pendapat dengan yang lain, di dalam pikiranku. Meski pada akhirnya aku tidak berpendapat, tapi dari cara mereka menyampaikan pendapat dan apa yang mereka sampaikan, aku bisa menyimpulkan orang seperti apa mereka. Tapi lagi-lagi itu hanya ada dalam pikiranku. Ya, introvert suka sekali berkutat dengan pikirannya sendiri.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: purple; font-family: Verdana, sans-serif;">“Kadang, hanya dengan mendengarkan pembicaraan panjang yang dilakukan orang lain, aku merasa lelah. Haha!”</span></b></div>
<br />
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">2. Butuh Waktu Menyendiri</span></b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ini bagian paling sulit yang harus kulalui sebagai orang introvert. Bagi orang introvert, waktu menyendiri sama dengan waktu <i>hang out</i>-nya orang ekstrovert. Itu sebenarnya hal yang lumrah. Tapi karena introvert itu minoritas, maka sesuatu yang biasa bagi introvert adalah sesuatu yang tidak biasa dan cenderung aneh untuk orang ekstrovert.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pernah bercerita pada seorang teman tentang kebiasaanku ini, dan katanya…aku aneh. Dia bilang aku aneh karena aku punya kebiasaan yang tak biasa dibanding kebanyakan orang dan aku nyaman dengan itu. Tapi karena kami berteman dekat, seaneh-anehnya aku, ya kita tetap berteman :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kamu pernah mendengar bahwa orang introvert ‘mengambil’ energi dari dalam dirinya sendiri, itu bener banget! Kadang aku merasa lelah setelah berinteraksi dengan beberapa orang dalam waktu yang lama. Setelah itu aku pasti mengambil waktu untuk menyendiri.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b><span style="color: purple; font-family: Verdana, sans-serif;">“Sering, yang membuatku merasa aneh bukanlah kebiasaanku sendiri, tapi lebih karena cara orang lain memandangku.”</span></b></div>
<br />
<br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;"><b>3. Bergaul Dengan Sedikit Orang</b></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Aku lebih suka pergi dengan sedikit orang tapi kami punya hubungan dekat, daripada pergi dengan banyak orang tapi tidak kukenal (secara emosional). Itu benar-benar kulakukan dan juga berlaku dalam hal pertemanan. Aku bukan tipe orang yang punya banyak teman dan koneksi yang tersebar di mana-mana. Itu dikarenakan aku lebih nyaman bergaul dengan sedikit orang. Tapi biasanya, dalam lingkup yang kecil itu aku dekat/akrab/punya ikatan emosi dengan mereka. Orang-orang yang kuanggap dekat itu akan kuanggap spesial karena aku nyaman dengan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam banyak kasus, aku cenderung kurang suka berbaur. Seperti misalnya dalam suatu acara, aku pasti tidak akan berada di tengah kerumunan banyak orang, tapi aku akan berada di satu tempat yang tidak ramai dan hanya ada sedikit orang di situ. Aku tidak terlihat menyedihkan layaknya orang yang tersingkir dari peradaban, aku tetap <i>enjoy</i> dan bisa tertawa, hanya saja bukan di tengah-tengah kerumunan.<br />
<br />
Mungkin itulah penyebabnya kenapa aku tak pernah keberatan nonton sendiri ke bioskop atau pergi ke tempat lain, kecuali...rumah hantu :))</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku bisa bersikap ramah pada semua orang pada awalnya, tapi selanjutnya hanya sedikit sekali yang berkomunikasi secara intens denganku. Aku punya seorang teman yang berkebalikan denganku dalam cara memperlakukan teman baru. Mulanya dia bersikap biasa saja pada orang baru, tapi kemudian pertemanan mereka bisa berlanjut ke media sosial, SMS-an, WA, dll. Aku kebalikannya. Dari luar aku bisa ramah ke semua orang yang baru kukenal, tapi apakah semuanya berlanjut ke media sosial dan media komunikasi yang lain seperti temanku itu? Tidak. Aku sangat pilih-pilih dalam mengijinkan orang lain memasuki privasiku.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple; font-family: Verdana, sans-serif;"><b>“My privacy is number one, because it's my home.”</b></span></div>
<br />
<br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;"><b>4. Lebih Suka Ke Toko Buku</b></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Aku lebih suka buku daripada film. Saat ada waktu luang, aku lebih suka pergi ke toko buku daripada ke tempat lain. Terlalu sering pada akhirnya aku tidak membeli apa-apa, hanya menghabiskan waktu untuk melihat-lihat buku dan membaca beberapa judul sejenak. Buang-buang waktu, ya? <i>Nope</i>. Buatku itu <i>refreshing</i>. Aku tak pernah menyesal telah melakukan kegiatan yang satu ini.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple; font-family: Verdana, sans-serif;"><b>“Aku seperti dapat merasakan pupil mataku membesar ketika melihat buku-buku berjejer di raknya dalam toko buku. <i>So excited!</i>”</b></span></div>
<br />
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">5. Menyortir Telepon Masuk</span></b><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ini mungkin satu hal lagi dari kebiasaanku yang akan membuat orang lain bertanya-tanya kenapa aku melakukannya. Aku suka sekali menyeleksi telepon yang masuk ke nomerku, lebih sering karena aku malas berbicara di telepon. Jadi aku sering sekali mengabaikan telepon masuk :D</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="color: purple; font-family: Verdana, sans-serif;"><b>“Berbicara di telepon rasanya membutuhkan tenaga ekstra. Bagaimana kalau berkirim pesan singkat saja?”</b></span></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>Over all</i>, kebiasaan introvert-ku kadang membuat orang lain sulit memahamiku. Ada beberapa orang yang berpendapat bahwa aku sulit dipahami dan mereka bingung bagaimana cara menghadapi aku. Jujur aku sedih setiap kali mendengarnya, entah mengapa pendapat seperti itu menimbulkan sedikit rasa gagal dalam diriku, seolah-olah aku sudah melakukan hal yang salah pada orang lain. Itu satu bagian yang menyedihkan, memang. <i>But I’m okay</i>. Dan aku sudah terbiasa dengan itu. <i>So, no problem!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Tapi ada bagian yang lebih parah dari yang itu. <i>Guess what?</i> Ada orang yang tak memahami tipe kepribadian seperti ini dan menyuruhku untuk berubah seperti ekstrovert. Tahu gimana rasanya? Rasanya kayak ada serat daging nyelip di gigi, nggak nyaman! =D<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian yang membahagiakan adalah, karena introvert tergolong minoritas, aku merasa unik *<i>please</i> Fa, tak ada seorang pun yang sama, jadi sebenarnya setiap orang itu unik :p</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di blognya Mas Afghan tadi juga disertakan link test kepribadian, yang mau coba bisa <a href="http://www.humanmetrics.com/cgi-win/jtypes2.asp" rel="nofollow" target="_blank">ke sini</a>. Aku sudah coba tes tersebut, tapi dari 2x coba masa hasilnya 100% introvert semua? Apa benar-benar tak ada ruang bagi ekstrovert di dalam diriku? :O</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-rGoGP16Pz5ZJ2Kl_zI0zB4-IxzIVhcoRWfbePk8kvMiKXbcKpJrfLRugOJHtjIIMGEia1n6jzOmIZQxGqVryMYaBu75EZ3qfo6R8nPGsoNShsF8QyxLqv_UKhf3yFreGzb2Gv7JBG68/s1600/ISTP.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-rGoGP16Pz5ZJ2Kl_zI0zB4-IxzIVhcoRWfbePk8kvMiKXbcKpJrfLRugOJHtjIIMGEia1n6jzOmIZQxGqVryMYaBu75EZ3qfo6R8nPGsoNShsF8QyxLqv_UKhf3yFreGzb2Gv7JBG68/s1600/ISTP.jpg" height="175" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Printscreen hasil tes kedua<br />
(Aku curiga, jangan-jangan karena aku kurang bisa mengartikan pertanyaannya, terus aku salah jawab, dan akhirnya hasilnya jadi kayak gitu)</td></tr>
</tbody></table>
<div>
<div>
<div style="text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
Ada artikel yang kurekomendasikan untuk kamu baca: <a href="http://psikologid.com/introvert-ekstrovert-dan-ambievert/" rel="nofollow" target="_blank">Introvert, Ekstrovert, dan Ambivert</a> dan <a href="http://www.vemale.com/relationship/love/75418-introvert-dan-extrovert-juga-bisa-memiliki-hubungan-romantis-kok.html" rel="nofollow" target="_blank">Introvert dan Extrovert Juga Bisa Memiliki Hubungan Romantis</a>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: medium; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: auto; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
</div>
<br />
<div style="-webkit-text-stroke-width: 0px; color: black; font-family: 'Times New Roman'; font-size: medium; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: normal; orphans: auto; text-align: center; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<div style="margin: 0px;">
<b><span style="color: purple; font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-large;">“Bagaimana pun, aku mencintai diriku apa adanya. Karena siapa yang akan mencintai diriku apa adanya selain aku?” :)</span></b></div>
</div>
</div>
<br />
<br /></div>
</div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com22tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-40133828952796491892014-11-04T00:03:00.000+07:002014-12-31T11:35:44.616+07:00Jangan Panggil Aku “Bro” Ya, Bro?<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi22JHU5fFXFI7h8x4_INcDSLO7t_pZHzr5VSnQNYH-qohFUV9HvpiIlzDb5jUotW_Cx-Fo1M5kq9Q4eaMNutESjm4W1JKvR5Egy1SYGe_hlkUJ9B0mOJdewXnvjrwCoqfJ3secq_3pH5w/s1600/meme.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi22JHU5fFXFI7h8x4_INcDSLO7t_pZHzr5VSnQNYH-qohFUV9HvpiIlzDb5jUotW_Cx-Fo1M5kq9Q4eaMNutESjm4W1JKvR5Egy1SYGe_hlkUJ9B0mOJdewXnvjrwCoqfJ3secq_3pH5w/s1600/meme.jpg" height="397" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://treasure.diylol.com/uploads/post/image/528985/resized_troll-face-meme-generator-random-guy-don-t-call-me-bro-me-u-mad-bro-af1096.jpg" rel="nofollow" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Aku itu, nggak di SMS, nggak di dunia maya, dipanggil “bro” melulu. Yakali emang udah nasibku gara-gara punya nama <i>boyish</i> (<i>boyish</i> = bersifat seperti laki-laki) :|</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nama yang kugunakan sebagai nama blogger-ku ini bukan nama lengkap. Asli sih, tapi nggak lengkap. Sebenarnya itu di tengah dan di belakangnya masih ada yang lain, jadi kalau orang baca nama lengkapku pasti akan tahu genderku apa. Tapi kalau cuma 2 kata seperti yang kupakai sekarang ini, yakin deh siapapun bakal ngira aku ini cowok (namaku udah kuganti ya, sekarang cuma 1 kata aja, biar keren :D ).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku memilih 2 nama itu sebagai nama blogger karena keduanya adalah nama panggilanku. Aku ini tipe orang yang punya 2 nama panggilan berbeda di dalam dan di luar rumah *LOL =)) semacam nama “siang” sama “malem” aja yak</div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maksudnya aku menggunakan kedua nama panggilan itu awalnya supaya teman-temanku di sosial media tahu kalau itu aku. Jadi yang cuma kenal nama depan atau nama tengahku saja, bisa tahu itu aku. Tapi selanjutnya aku jadi terbiasa menggunakan kedua nama itu meski tak ada teman yang kukenal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sih sudah terbiasa dipanggil Mas atau Bro sama orang yang belum kenal aku, aku maklumi kesalahan bukan ada pada mereka. Tapi setiap kali ada yang manggil kayak gitu, aku selalu merasa harus meluruskan anggapan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Panggilan kayak gitu paling sering kuterima saat sedang SMS-an sama orang yang baru kenal atau komen-komenan sama blogger lain. Contohnya, dulu pernah aku dititipi kakak angkatan (beda jurusan) buat ngasih kaos pesenan ke adik angkatan (satu jurusan). Aku SMS lah tuh orang-orang, terus seperti biasa di akhir SMS kuberi namaku yang Alfa itu. Begitu dibales, kalimat yang muncul, “Oke, Mas.” X_X Shock berat aku!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernah juga waktu itu aku datang ke suatu acara bersama 2 temanku (cowok). Pas mau masuk ruangan, panitia yang jaga meja registrasi mau ngasih co-card, terus nama kita disebut (buat ngecek). Nah pas bagianku, “Alfa!” Panitianya refleks liat ke arah 2 temanku yang cowok itu. Aku pikir, “Wah, kena jebakan betmen nih orang.” Langsung aku jawab, “Ya?” Terus panitianya itu mengalihkan pandangan ke aku dengan tatapan rada nggak percaya dan mulut setengah terbuka. Tuh, nggak percaya kan dia =D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang lebih konyol lagi, dulu pernah aku KP (Kerja Praktek) di luar kota terus butuh kos-kosan. Sebelum berangkat KP, aku sudah sempat telpon-telponan sama ibu kosnya itu buat nanya tarif kos. Pas sampai di sana ibunya itu bilang, “Lho? Aku pikir yang namanya Alfa itu cowok.” Duh! Ibu, emang nggak bisa ketahuan ya aku cowok apa cewek dari suaraku di telpon waktu itu??</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah kupikir-pikir, menurutku kedua nama panggilanku itu <i>gender-less</i> lho. Tapi mungkin di Indonesia kebanyakan yang pakai itu cowok ya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada akhirnya, meski banyak orang yang sering salah mengira aku adalah mas-mas karena namaku, aku tetap BANGGA punya nama <i>boyish</i> seperti ini B-)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lagipula, dikira cowok oleh blogger cowok itu ada gunanya juga lho buatku. Biasanya kalau blogger cowok tahu kita cewek, pasti bakal dibaik-baikin, komentarnya juga yang biasa aja gitu kan (maksudnya kalau kamu cari saran/kritik yang membangun, komentar kayak gitu tuh kurang nampol). Tapi kalau mereka kira aku cowok, biasanya komentar/respon mereka bakal lebih jujur, apa adanya, jelek ya dibilang jelek, nggak setuju ya bilang nggak setuju, dll. Soalnya mereka kira kan lagi ngobrol sama sesama cowok, jadi apa adanya. Itu salah satu hal yang kupelajari dari berteman dengan banyak cowok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cowok itu ada banyak karakternya, nggak semua cowok itu cuek bebek kayak yang sering kita lihat di film-film. Sebenarnya cowok itu nggak cuek-cuek amat, mereka juga punya kepedulian, hanya saja mereka nggak segamblang cewek dalam menunjukkan kepedulian mereka. Tapi dalam berinteraksi (diskusi misalnya), cowok lebih <i>to the point</i> dibanding cewek, biasanya analisis mereka lebih tajam dan logis. Ya itu cuma kecenderungan aja sih, yang nggak ngikut “kecenderungan” itu juga ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apaan sih, malah jadi ngomongin cowok deh aku. Tapi harus kuakui, ngobrol sama blogger cowok (yang ngira aku juga cowok) itu rasanya kayak ngobrol sama teman-temanku di dunia nyata…kata-katanya tajam dan tepat sasaran. LOL</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Eh btw apa nama (<i>boyish</i>/<i>girlish</i>) itu ngefek ke karakter? Soalnya aku kok agak urakan gini ya orangnya? =))<br />
<br />
Tapi dipanggil Bro itu lebih mending daripada Mas. Kalau dipanggil Mas tuh jelas banget aku salah gender.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com12tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-66109807425694847622014-10-31T05:31:00.000+07:002014-10-31T07:50:42.884+07:00Tidak Semua Tulisan Kita Bisa Dinikmati<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUZOUdy9nLDLzSWdO7PRmrPU5S3rPOUhJYF3WI2fsqP-g-rmPmNG69JWEacOndUka8LC7hosrYYahz_SUMfm1oqmXw2o7m4v-CAJUnl5-UfWWOJ8EinQE2kQnM5gwM8Bske0yt2d1vQyE/s1600/keep+calm+1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUZOUdy9nLDLzSWdO7PRmrPU5S3rPOUhJYF3WI2fsqP-g-rmPmNG69JWEacOndUka8LC7hosrYYahz_SUMfm1oqmXw2o7m4v-CAJUnl5-UfWWOJ8EinQE2kQnM5gwM8Bske0yt2d1vQyE/s1600/keep+calm+1.jpg" height="400" width="282" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://trl-phorce.deviantart.com/art/keep-calm-333761193" rel="nofollow" target="_blank">link</a></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Setuju kan, jika aku bilang tidak semua tulisan kita bisa dinikmati (menghibur, berguna, bahkan dibaca) orang lain? Para blogger pasti tahu itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan termasuk selera, ada yang membaca suatu tulisan karena dia suka dengan topik tersebut (seperti aku yang suka menulis tentang hal-hal pribadi, karena itu seleraku). Namun ada pula yang membaca suatu tulisan karena dia butuh, misalnya dia tidak suka membaca berita politik tapi demi melek situasi negaranya maka dia pun membaca berita politik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sadar bahwa tidak semua tulisanku akan dibaca orang lain, aku menyadarinya sejak lama. Tapi baru beberapa hari terakhir ini aku benar-benar mikir (lebih dari sebelumnya) tentang itu, gara-gara tulisanku dikritik oleh teman. Bukan berarti pemberian kritik itu aku anggap jelek, namun alangkah sangat membuka mata sekali saat kita diberi kritik orang lain. Sebelumnya hampir tak ada yang mengkritikku, aku jadi tidak tahu dimana celah-celah yang kurang dalam tulisanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Tulisan yang dikritiknya waktu itu adalah artikel yang sedang kulombakan ke <a href="http://arthinkle.com/" rel="nofollow" target="_blank">arthinkle</a>, tema lombanya adalah komitmen. Ini pertama kalinya aku ikut lomba di situ, jadi aku kebingungan harus membuat artikel yang seperti apa. Tapi kemudian aku pikir, aku kan paling oke di bidang <i>personal matters</i>, jadi nulis yang ada hubungannya dengan itu saja lah. Lalu aku berpikir lagi, cerita tentang menjaga komitmen dalam pacaran/pernikahan itu biasa banget, kalau mau artikelku dibaca orang lain maka aku harus bercerita tentang sesuatu yang jarang ditemui orang di artikel.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Singkat cerita, aku pun menulis tentang "<a href="http://www.arthinkle.com/articles/detail/memperbaharui-dan-menguatkan-komitmen-terhadap-keluarga" rel="nofollow" target="_blank">Memperbaharui dan Menguatkan Komitmen Terhadap Keluarga</a>". Itu tulisan yang ku-<i>promote</i> di pojok kanan atas blogku, silakan dibuka jika berkenan dan di-<i>like</i> jika mau (tapi harus <i>log in</i> dulu sih, bisa pakai akun FB/Twitter; periode lomba dibuka sampai 4 November 2014). Jujur, aku sendiri merasa tulisan itu agak tidak sinkron antara judul dan isinya. Bisa sih dihubung-hubungkan, tapi kok sepertinya kurang klop gitu. Ah, entahlah. Maaf ya, masih pemula :D</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan inilah isi kritik temanku mengenai artikel yang kubicarakan tadi:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCbp8gwoDX3Z1URqGP_tMB-IbovW74pGP8nrXfWTMVyx-Sm2M-spRCJ44c0RrSuWs1UXa66vVu8Ot5GIR76dseEZNKun_a63vtfskMlRCH5KdYxqVY1KJRTcTvHGLgj0-GDcUBx-ypERk/s1600/kritik.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCbp8gwoDX3Z1URqGP_tMB-IbovW74pGP8nrXfWTMVyx-Sm2M-spRCJ44c0RrSuWs1UXa66vVu8Ot5GIR76dseEZNKun_a63vtfskMlRCH5KdYxqVY1KJRTcTvHGLgj0-GDcUBx-ypERk/s1600/kritik.jpg" height="137" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Apaan, <i>printscreen</i> kok isinya kotak hitam melulu :))<br />
Tapi semua kritiknya sudah kuterima dengan baik, kok.</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="text-align: justify;">
Lucunya, kan pemenang lomba HANYA ditentukan oleh banyaknya <i>like</i> yang diperoleh, jadi sebenarnya aku sudah kalah tapi masih saja berusaha mendapat <i>like</i> :)) Lho kok bisa tahu sudah kalah?? Iya, karena sudah ada yang mendapat 71 dan 33 <i>likes</i>. Sepertinya orang-orang itu pintar sekali merayu teman-temannya untuk memberikan like. Kenapa aku bisa mengatakan demikian? <i>Lha wong</i> tulisan yang (menurutku) sangat bagus, ditulis oleh <i>user</i> yang nulis lebih lama di situ, hanya mendapat <i>like</i> kurang dari 10 kok. Jadi kusimpulkan memang sulit mendapat <i>like</i> yang murni <i>like</i> dari pengguna situs itu, jika ada yang bisa nembus dari 30...pasti karena teman-teman mereka, kan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>No</i>, aku tidak sedang <i>nyinyir</i>, aku hanya menganalisa. Ya tidak apa-apa jika aku tidak mendapat banyak <i>like</i>, mungkin memang tulisanku tidak bisa dinikmati banyak orang. Setidaknya dari situ aku jadi lebih tahu, lain kali apa yang harus kuberikan pada orang lain supaya mereka bisa menikmatinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekadar info, jika ada yang penasaran dengan kedua artikel yang kumaksud di atas, silakan membaca <a href="http://www.arthinkle.com/articles/detail/gaya-hidup-para-remaja-pada-zaman-modern" rel="nofollow" target="_blank">Gaya Hidup Para Remaja Pada Zaman Modern</a> dan <a href="http://www.arthinkle.com/articles/detail/komitmen-cinta-pada-tanah-air" rel="nofollow" target="_blank">Komitmen Cinta Pada Tanah Air</a>. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Oh ya, karena aku menemukan banyak gambar "keep calm" yang bagus-bagus, ijinkan aku untuk <i>share</i> satu gambar lagi: </div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinj3smdQWLLmc-B9B3ndDsN95w2fsk8txKELa8_xgst9KcRw0jd4Nl1ug3tmcOJu_SRLO9jb24yhhKHAwPGh8JVU-fnIDBIOB5Yf5OF5TLPU37ZhPfr2Nc1pejOS_0ADu2itVDkOgqLLg/s1600/keep+calm+3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinj3smdQWLLmc-B9B3ndDsN95w2fsk8txKELa8_xgst9KcRw0jd4Nl1ug3tmcOJu_SRLO9jb24yhhKHAwPGh8JVU-fnIDBIOB5Yf5OF5TLPU37ZhPfr2Nc1pejOS_0ADu2itVDkOgqLLg/s1600/keep+calm+3.jpg" height="320" width="274" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source of pict: <a href="http://www.keepcalm-o-matic.co.uk/p/untitled-poster-11735/" rel="nofollow" target="_blank">link</a><br />
Meski tidak semua tulisan kita bisa dinikmati,<br />
tapi kita harus tetap <i>have fun</i>! ;)</td></tr>
</tbody></table>
<br />alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-38583689706761617462014-10-08T22:23:00.000+07:002015-02-21T16:00:01.328+07:00VCN BNI Tidak Bisa Dipakai Lagi (?)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="text-align: justify;">Geregetan, oh aku geregetan! *<i>Trying look like</i> Sherina :p</span><br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi memang aku beneran gregetan gara-gara ini. Sekitar 2 bulan yang lalu aku membuat akun Paypal, terus setelah cari tahu ini-itu ternyata aku harus membuat rekening baru di BNI yang memungkinkan kartu debitku bisa digunakan di Paypal. Sebelumnya rekeningku cuma yang biasa saja, nggak ada jaringan <i>mastercard</i>-nya gitu lah ceritanya. Nah, setelah berkonsultasi dengan CS di BNI, rekeningku yang lama bisa diubah ke jenis lain (data diri dan uang tabungan nggak ilang, cuma berubah jenis).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Okesip, tinggal nunggu VCN.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk yang belum tahu, aku ceritain singkat aja nih. Jadi BNI itu memberikan layanan yang memungkinkan nasabahnya menggunakan kartu debit untuk belanja <i>online</i> seperti halnya kartu kredit (termasuk verifikasi Paypal), tapi hanya untuk jenis tabungan tertentu. Untuk dapat memverifikasi akun Paypal menggunakan kartu debit BNI, terlebih dulu aktifkan <i>sms banking</i>. Setelah memperoleh VCN (<i>Virtual Card Number</i>), langsung masukkan nomer tersebut ke akun Paypal. Penasaran kayak apa yang dimaksud VCN BNI? <i>Googling</i> aja deh, kepanjangan (banget) kalau aku harus nulis di sini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa mesti pake Paypal? Paypal itu apa? Kagak tahu juga nih. Haha. Yang aku tahu, Paypal itu semacam perantara, media “pengantar uang” dari satu orang ke orang yang lain di tempat berbeda, di seluruh dunia. Ya kalau di indonesia kayak kita kirim duit ke orang lain pake wesel, nah Paypal itu semacam wesel internasional berbasis internet. Kurang lebih gitu sih pengertian gampangnya, maaf kalo penjelasanku agak udik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapiii…untuk bisa memanfaatkan Paypal, akun harus diverifikasi dulu menggunakan KARTU KREDIT.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalau kamu mau kirim duit ke luar negeri dan nggak punya akun Paypal, pakai Western Union juga bisa. Selama ini temanku yang punya usaha jual kaos pakai itu kalau ada orang asing mau beli kaosnya, berhubung dia juga nggak punya Paypal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lanjut ke ceritaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah <i>sms banking</i>-ku aktif, aku masih harus menunggu selama sekitar 4 hari supaya bisa menggunakan VCN. Kata CS-nya proses pengaktifannya maksimal 45 hari kerja, karena perlu didaftarkan ke jaringan internasional, jadi nggak bisa kilat. Syukurlah aku nggak harus nunggu sampai selama itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tahap kedua: <i>let’s get verified</i>!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenyataan tak semanis harapan, proses verifikasiku gagal. Aku sudah berusaha beberapa kali dengan mencoba berbagai cara; ganti koneksi, ganti komputer, mencoba di waktu yang berbeda, tapi semua gagal. Selalu muncul <i>error message</i>: “We were unable to process your credit card registration at this time. We apologize for the inconvenience. Please try again at a later date.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>What a long long way to go through.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun mencoba mencari tahu apa yang salah dengan caraku (atau rekeningku). Akhirnya sampailah aku pada suatu diskusi di Kaskus, ternyata ada juga yang mengalami masalah yang sama denganku. Oke, setidaknya aku nggak sendirian :v *licik</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu aku menemukan komentar (yang mematahkan hati) di situs lain. Ini dia (jika ingin melihat gambar dengan lebih jelas, silakan klik gambar untuk membuka sesuai ukuran aslinya):</div>
<div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii_LDaoP7D08mnUJj_soxR23Mpn8zXGkFcq4EZfTTGllS8Smb_23lGKGgjr9-KLQxiJ0J9Djw0XBsdYAvxK7WyIN_axcBEdSf1DnBBhdAr05lyTKFg4H_sPKenm2zIlovylniFq9YAywk/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEii_LDaoP7D08mnUJj_soxR23Mpn8zXGkFcq4EZfTTGllS8Smb_23lGKGgjr9-KLQxiJ0J9Djw0XBsdYAvxK7WyIN_axcBEdSf1DnBBhdAr05lyTKFg4H_sPKenm2zIlovylniFq9YAywk/s1600/1.jpg" height="81" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: <a href="http://adabisnis.com/cara-aktivasi-vcn-virtual-card-number-bni-sebagai-debit-online/" rel="nofollow" target="_blank">adabisnis.com</a></td></tr>
</tbody></table>
<div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgamYdlGHh32KFi1V46EU2-tTFwphhvmeXZQuXPmd2700GBDD_ZH2RVgnSbAFCkX1RlgI2yrTvT1erKck2Dq4Q9RstUciNKUcbpLRmUKSmhg_-pejSx5O4wIrzvvALceU2M7-xZ7ZuOZ3M/s1600/2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgamYdlGHh32KFi1V46EU2-tTFwphhvmeXZQuXPmd2700GBDD_ZH2RVgnSbAFCkX1RlgI2yrTvT1erKck2Dq4Q9RstUciNKUcbpLRmUKSmhg_-pejSx5O4wIrzvvALceU2M7-xZ7ZuOZ3M/s1600/2.jpg" height="243" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: <a href="http://www.madriva.web.id/2013/08/verifikasi-paypal-menggunakan-vcn-dari.html" rel="nofollow" target="_blank">madriva.web.id</a><br />
(Itu "Anonymous" & "endra" kayaknya orang yang sama)</td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Jadi benarkah bahwa VCN BNI sudah tidak bisa lagi digunakan untuk verifikasi Paypal?<br />
<br />
Aku pun berinisiatif tanya ke twitter resminya BNI (<a href="http://twitter.com/BNI46" rel="nofollow" target="_blank">@BNI46</a>) dan Ask Paypal (<a href="http://twitter.com/AskPayPal" rel="nofollow" target="_blank">@AskPayPal</a>). Ke twitternya BNI aku tanya apakah VCN sudah tidak bisa lagi digunakan di Paypal. Lengkapnya begini:</div>
<div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5q45mYdaEeUsq-iUcmOOpxi5mkHpmUMSad3jaZTNThOYRPxoQbs0AMsbB1pa4XVZooUNXrnpmET_8ws8VHkNaTH-E649H2PR15s7NQta65dz8CnsYcW3vEC4kh09mQN6CJWYww-wIPe8/s1600/4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5q45mYdaEeUsq-iUcmOOpxi5mkHpmUMSad3jaZTNThOYRPxoQbs0AMsbB1pa4XVZooUNXrnpmET_8ws8VHkNaTH-E649H2PR15s7NQta65dz8CnsYcW3vEC4kh09mQN6CJWYww-wIPe8/s1600/4.jpg" height="262" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Nggak apa-apa ya <i>username</i>-ku disensor? Aku sensitif banget sama media sosial, soalnya :P</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alasan aku tanya ke twitter BNI adalah selain karena aku nggak perlu mengeluarkan pulsa untuk telpon ke CS *kikir <i>detected</i>* juga karena selama ini pertanyaanku selalu dijawab admin, jadi ya udah deh tanya aja dulu ke akun twitternya. Pengaduanku berakhir dengan pengiriman data diri supaya bisa ditindaklanjuti. Tiga hari kemudian aku tanyakan lagi, katanya mohon tunggu kabar, tapi sampai seminggu kemudian belum ada kabar. Tampaknya masalah ini juga pelik bagi pihak BNI. Entahlah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan pengaduanku ke Ask Paypal hasilnya kayak gini (FYI, sebelumnya aku sudah mengirimkan email tapi jawabannya nggak memuaskan…atau mungkin akulah yang masih berusaha mencari jalan keluar lain, yah emang keras kepala sih aku)</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEyPlnHvMAQgMUfJX8aN0M5nFs8cJBJbEDeCo_V48M2FR_a7L3ZVSYngbepQmcu9_anrG3gjY6_Si-gm99OCDqJw5eN-V2TEjInsfp3gV4q2YWiZEUwU-bnQyh-iaSPsnGwXllemPpHDE/s1600/5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiEyPlnHvMAQgMUfJX8aN0M5nFs8cJBJbEDeCo_V48M2FR_a7L3ZVSYngbepQmcu9_anrG3gjY6_Si-gm99OCDqJw5eN-V2TEjInsfp3gV4q2YWiZEUwU-bnQyh-iaSPsnGwXllemPpHDE/s1600/5.jpg" height="245" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Maaf lagi nih, <i>grammar </i>belepotan, buru-buru sih waktu itu.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan tadi aku menemukan sebuah web yang mengatakan seperti ini:</div>
<div>
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLsyX4HNgHPKVsSPgQSVC2Uv5BH0MzKK66efD84UwrzEFbPj5l-zR2z2Jh0zI7PI4C_DnVRB8oDcGAzH0Xqoj0GH_-tUsvOtRjk9Q-JosUolYAOIdyvji-NNJ8eTGs1Fyrp2w14Q-n5Fs/s1600/3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLsyX4HNgHPKVsSPgQSVC2Uv5BH0MzKK66efD84UwrzEFbPj5l-zR2z2Jh0zI7PI4C_DnVRB8oDcGAzH0Xqoj0GH_-tUsvOtRjk9Q-JosUolYAOIdyvji-NNJ8eTGs1Fyrp2w14Q-n5Fs/s1600/3.jpg" height="306" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: <a href="https://xtrsyz.org/2014/09/paypal-tolak-bni-debit-online/?sessid=6ecef8a4e6db7dc2a2b1ad773721c94f#comment-47601" rel="nofollow" target="_blank">xtrsyz.org</a></td></tr>
</tbody></table>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pemilik situs tersebut juga mengungkapkan, “Saya sendiri juga sudah konfirmasi ke PayPal dan BNI tentang masalah ini. Untuk proses di BNI sendiri butuh waktu 45 hari kerja tidak termasuk Sabtu Minggu dan hari libur.” Aku nggak tahu tentang kebenaran “45 hari kerja” itu, tapi aku berharap itu benar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fakta-fakta tersebut memang menguatkan dugaanku bahwa memang sudah tak ada lagi harapan untuk memverifikasi akun Paypal-ku. Namun aku masih menyimpan keyakinan bahwa VCN itu masih dapat bekerja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<strike>Alasannya, karena pertama, BNI sudah dengan bangganya <i>woro-woro</i> bahwa mereka mempunyai VCN yang bisa digunakan untuk belanja <i>online</i>. Kalau ternyata saat ini VCN sudah tidak dapat digunakan dan mereka tidak menginformasikan hal tersebut pada masyarakat sementara masyarakat masih mempercayai mereka, itu adalah pembodohan publik.</strike></div>
<div style="text-align: justify;">
<strike><br /></strike></div>
<div style="text-align: justify;">
<strike>Kedua, penggunaan VCN BNI melibatkan banyak nasabah. Jika mereka tidak mengusahakan kelanjutan dari VCN mereka, kemungkinan besar mereka akan kehilangan pemasukan potensial. Relakah mereka menghadapi itu?</strike></div>
<div style="text-align: justify;">
<strike><br /></strike></div>
<div style="text-align: justify;">
<strike>Itulah kenapa aku yakin sekali bahwa mereka akan berusaha mengatasi hal ini. Kalau nggak? <i>Well</i>, berarti aku salah. Tapi sekalipun aku salah, mereka jelas akan mengalami kemunduran. Sayang sekali jika mereka nggak mempertahankan keberadaan VCN. Dengan adanya VCN, BNI punya kelebihan tersendiri dibanding bank-bank lain di Indonesia dan itu yang jadi daya tariknya di mata calon nasabah. Jadi, VCN lenyap = penurunan kualitas.</strike></div>
<div style="text-align: justify;">
<strike><br /></strike></div>
<div style="text-align: justify;">
<strike>Yah, itu analisisku aja sih</strike></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tulisan ini dibuat karena kurangnya info tentang solusi kegagalan penggunaan VCN BNI dalam proses verifikasi Paypal. Semoga <i>sharing</i> ini dapat sedikit membantu. Apabila suatu ketika aku berhasil memverifikasi akun Paypal menggunakan VCN BNI, pasti aku akan <i>sharing</i> lagi di sini. Terima kasih, semoga harimu menyenangkan. <i>Stay happy & healthy, readers!</i></div>
<div>
<br />
<br /></div>
<div>
<div style="text-align: center;">
|| -------------------------------------------------- ||</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><i>[Update per 9 Oktober 2014]</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kartu debit dari Indonesia yang bisa digunakan untuk verifikasi Paypal saat ini hanyalah kartu debit Mega Maxi dari Bank Mega, sedangkan untuk kartu kredit masih dilayani semua. Ini email yang kuperoleh barusan:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx_qsQIF5PGCjJeTvcw3r9O2iNAY2Hgcw23sEVuoiksmDvZBKO11twdeyeoeRHp6Na5f2sI1djauQjPITvL19LeSuN2kjbxMXjm0_WMuv8uFfsHzSVjjsKLwt60NrakdO6nq_ep_ToXBM/s1600/6.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhx_qsQIF5PGCjJeTvcw3r9O2iNAY2Hgcw23sEVuoiksmDvZBKO11twdeyeoeRHp6Na5f2sI1djauQjPITvL19LeSuN2kjbxMXjm0_WMuv8uFfsHzSVjjsKLwt60NrakdO6nq_ep_ToXBM/s1600/6.jpg" height="290" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Emailnya masih panjang, tapi itu saja yang ku-<i>capture</i>. Jika gambar kurang jelas, diklik saja, nanti akan tampil ukuran aslinya.</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Ada <i>blogger</i> yang sudah membahas beberapa hal seputar penggunaan debit Mega Maxi untuk verifikasi Paypal, silakan mengunjungi dan ubek-ubek blognya <a href="http://evadollzz.blogspot.com/2014/10/cara-menggunakan-mega-maxi-untuk-paypal.html" rel="nofollow" target="_blank">evadollzz.blogspot.com</a>.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>By the way</i>...tampaknya BNI harus membuat pengumuman baru nih seputar fasilitas VCN mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
|| -------------------------------------------------- ||</div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<b><i>[Update per 21 Februari 2015]</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Tanggal 19 Februari kemarin, <i>user</i> bernama Julham Matondang berbagi info bahwa dia dapat memverifikasi paypal menggunakan VCN BNI pada tanggal 13 Februari 2015. Silakan cek komentarnya di bawah :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com32tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-27922111190465964462014-08-25T03:22:00.000+07:002014-11-18T11:54:45.562+07:00[REVIEW] Finally You<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCRyJpc02mGb8olLw7lJXRwNt_JXC5OCpMbWFpG4SpE1Q1zC2ksdOYj6a7fOdgOThU3cJrgCBoSEXsRVDWy3q36f581OsPgemZzaQEd03ugK-aWz1vfNUNh-CCv3Y9M3VN551L2Bw_5KY/s1600/Finally+You.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCRyJpc02mGb8olLw7lJXRwNt_JXC5OCpMbWFpG4SpE1Q1zC2ksdOYj6a7fOdgOThU3cJrgCBoSEXsRVDWy3q36f581OsPgemZzaQEd03ugK-aWz1vfNUNh-CCv3Y9M3VN551L2Bw_5KY/s1600/Finally+You.jpg" height="372" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Hadiah nih, seperti yang kuceritakan <a href="http://alfaycn.blogspot.com/2014/07/catatan-kecil-pagi-ini.html" target="_blank">kemarin</a></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: center;">
<b>Judul: Finally You</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Penulis: Dian Mariani</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Editor: Herlina P. Dewi</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Penerbit: Stiletto Book</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Tebal buku: 277 hlm</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Terbit: Juni 2014</b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b><i><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Kamu lebih penting dari masa lalu kamu.” (hlm 222)</span></i></b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernahkah kamu mengenal seseorang yang punya masa lalu yang (menurutmu) tidak baik? Kalau pernah, dia itu siapamu? Lantas seberapa sulit kamu menjalin relasi lagi dengannya setelah mengetahui masa lalunya itu? Bagi Luisa, tokoh utama cerita ini, hal itu sangat sulit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Luisa yang baru beberapa bulan putus dari pacarnya, seolah dipertemukan oleh takdir dengan Raka, atasannya di tempat kerja. Pertemuan itu kemudian membuat mereka mengenal satu sama lain dan dari situ hubungan mereka berkembang menjadi teman dengan hubungan tanpa status. Ya, begitulah aku menyebutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hubungan mereka mungkin akan tetap baik-baik saja jika rahasia masa lalu Raka tidak terkuak. Tapi apa boleh buat, Luisa sudah terlanjur tahu. Setelah itu hubungan mereka bagai tali layangan yang terus ditarik-ulur. Kadang jelas, kadang tidak pasti. Kadang membuat hati berbunga-bunga, kadang terasa begitu menyesakkan. Luisa dan Raka pun akhirnya sama-sama dihadapkan pada pilihan: menciptakan hari esok yang berbeda atau kembali pada kenyamanan masa lalu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah membaca buku ini aku teringat pada beberapa kalimat di dalamnya, seperti misalnya:</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Walaupun kita nggak ada apa-apa, tapi kan ada seseorang yang perasaannya harus dijaga.” (hlm 60)</span></b></i></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tuh, yang sudah punya pasangan tapi sering pergi dengan teman pria/wanitanya, ada seseorang yang perasaannya harus dijaga lho.<br />
<a name='more'></a> </div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Menikahlah karena ingin. Ingin dan yakin.” (hlm 236)</span></b></i></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Keyakinan atau ketidakyakinan itu tidak perlu ada sebabnya. Ada setitik saja keraguan di benakmu, kamu harus berpikir ulang. Ini tentang menikah. Bukan merencanakan liburan yang gampang di-cancel atau pulang lebih cepat dari jadwal.” (hlm 236)</span></b></i></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Kalau kamu sudah bertemu orang yang tepat, nggak ada ruang lagi untuk yang namanya ragu.” (hlm 239)</span></b></i></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ingin dan YAKIN. 100% YAKIN ya, bukan cuma 99%. Emang sabun anti kuman? LOL.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan yang paling kusuka, ada kesamaan antara aku dan Luisa. Ya, aku memang suka membahas tentang kesamaan-kesamaan seperti ini. Hehe. Misalnya kami sama-sama suka nge-blog. Bedanya aku tak bisa merangkai kata sepuitis dirinya, aku merangkai kata apa adanya. Daaan…kami sama-sama suka berlama-lama di toko buku! Yuhuuu~ Aku paling suka kesamaan ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa waktu yang lalu aku menghabiskan dua jam di toko buku untuk membaca buku yang belum bisa kubeli. Eittss!! Bukunya sudah tidak disegel, ya...Aku paling pantang buka segel buku di toko buku tanpa membelinya. Akhirnya, aku hanya bisa membaca sepertiga bagiannya. Tidak banyak sih, tapi aku puas. Aku berharap kelak salah satu cetakan buku itu bisa menjadi koleksiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara kesamaan antara aku dengan Raka adalah sama-sama suka <i>stalking</i> akun media sosial orang lain. Duh, malu banget deh ngaku di depan umum begini. Tapi memang di jaman sekarang, hal itu adalah yang termudah yang bisa kita lakukan ketika ingin mengetahui tentang seseorang. Dan lagi, aku suka cara Raka menjelaskan beberapa hal yang terdengar sangat<i> logics</i>. Itu 'aku banget'! Raka termasuk orang yang banyak menggunakan logika, <i>just like me</i>. Yeaahh!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu lagi nih yang 'aku banget', aku dan Raka sama-sama <i>bad in words</i>. Haha. Di mana-mana pembaca wanita mengomentari betapa sukanya pada tokoh utama pria. Tapi aku?? Malah membanding-bandingkan dengan tokoh utama pria dan menyimpulkan bahwa kami setipe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku jadi teringat betapa sering cerita yang kubaca menggambarkan tokoh utama pria sebagai sosok yang keren. Lulusan dari universitas ternama dengan nilai apik, di tempat kerja punya jabatan bagus, dan digilai banyak wanita, seperti Raka. Seolah-olah dia itu bukan manusia karena tak punya kelemahan. Ya mungkin logikanya sih karena dia punya nilai bagus, berarti otaknya encer, makanya bisa punya jabatan yang tinggi. Nah karena jabatannya udah agak atas, duitnya banyak, jadi ada dana buat merawat diri, alhasil secara fisik terlihat oke, kendaraannya juga bukan motor bebek. <i>Ending</i>-nya, siapa sih wanita yang tidak terkesan dengannya? Oke, Fa, <i>please</i> hentikan analisismu.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ya masih bertanya-tanya saja sih. Kenapa tidak menggambarkan tokoh utama pria sebagai laki-laki biasa saja yang fisiknya rata-rata, lulus dari universitas tak terkenal dengan nilai cukup (bukan lebih), dan mungkin banyak wanita yang menyukainya hanya karena dia berduit? Haha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun kemudian aku merasa bahagia saat tiba pada bagian yang menunjukkan betapa <i>insecure</i>-nya Raka. Itu membuatnya terlihat lebih manusiawi. <i>Indeed</i>. Raka yang semula terlihat sangat sempurna ternyata hanyalah manusia biasa. Entah mengapa aku menyukai fakta itu. Eh, kenapa aku malah ngomongin Raka? <strike>Ah, sepertinya tanpa sadar aku sudah jatuh cinta dengan karakter Raka.</strike></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Sebenarnya masih banyak hal-hal kecil yang kusuka dari cerita ini, tapi kalau kutulis semua nanti terlalu banyak <i>spoiler</i>. Jadi itu saja yang bisa kusinggung di sini.<br />
<br />
Menurutku kekurangan yang sangat jelas dalam cerita ini hanya satu...yaitu kurang panjang! Haha. Aku ingin sekali membaca lebih banyak kisah antara Luisa dan Raka...Ralat, aku ingin sekali membaca lebih banyak kisah tentang Raka. Jadi bisa tidak, membuat lanjutannya yang kali ini tokoh utamanya Raka? Hihihi~<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu hal yang kusayangkan adalah, dalam cetakan buku ini terdapat <i>typo</i> seperti penulisan <i>than don’t</i> yang mungkin maksudnya <i>then don’t</i> (hlm 38 baris 17)<i>.</i> Serta ada beberapa awal kalimat yang terlalu menjorok ke dalam seolah kebanyakan menekan tombol tab sehingga tampaknya tidak semua kalimat diawali di margin yang sama (hlm 15 baris 25, hlm 19 baris 25, hlm 82 baris 4 dan 5, hlm 115 baris 27, setelah halaman itu tidak kuteliti lagi). Sebenarnya buatku itu bukan masalah berarti, hanya soal kerapian saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terakhir, buku ini aku rekomendasikan untuk siapa saja yang butuh bacaan ringan, tidak terlalu memeras otak, tapi tetap ada 'isi'-nya. Buku ini juga cocok untuk kamu yang membutuhkan cerita cinta yang tidak klise. Selain itu, di sini karakter kedua tokoh utama digambarkan dengan cukup kuat, jadi tindakan mereka selalu terasa <i>reasonable</i> dan saling berkaitan. Dan kalau aku tidak salah tafsir, ada beberapa himbauan terselubung tentang kesehatan di dalam buku ini yang memang penting untuk kita lho. Hmm...sepertinya aku tahu kenapa penulisnya (mbak Dian) menyisipkan bagian-bagian itu :)))<br />
<br />
Nah, kalau kamu tertarik dengan buku ini, silakan baca cerita lengkapnya di bukunya langsung ya? Selamat menikmati!</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Relationships last long not because they’re destined to last long. Relationships last long because two brave people made a choice…To keep it, fight for it, and work for it.</span></b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><i>(</i><i>hlm 6)</i></span></b></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-64306592005661339042014-08-23T14:40:00.000+07:002014-11-18T11:57:02.586+07:00[REVIEW] Marriageable<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<i>(Ini pertama kalinya aku membuat sebuah review buku di blog. Sangat sulit untuk memulai, karena aku sudah lama tidak me-review buku, jadi aku bingung apa saja yang harus ditulis. Terakhir kali aku meresensi buku adalah saat aku kelas 3 SMP, dalam rangka mengikuti lomba. Haha. Jadul amat ya. Semoga tulisan berikut ini tidak melenceng dari genre-nya: review.)</i></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXCTcipmEznYaDniYGGVXYW9nyfniAJmH-MEF1rnBQncJ-y3a_KaM1HS2FojLqLtIni7_H4SsFJXl8C8rQZFXJXspw2zpZv0f69czGoID46KqpoIrnpJJpI2qT0OG7MLpvncRVMQ0G0V4/s1600/Marriageable.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXCTcipmEznYaDniYGGVXYW9nyfniAJmH-MEF1rnBQncJ-y3a_KaM1HS2FojLqLtIni7_H4SsFJXl8C8rQZFXJXspw2zpZv0f69czGoID46KqpoIrnpJJpI2qT0OG7MLpvncRVMQ0G0V4/s1600/Marriageable.jpg" height="400" width="300" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Judul: Marriageable</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Penulis: Riri Sardjono</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Editor: Windy Ariestanty</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Penerbit: Gagas Media</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Tebal buku: x + 358 hlm</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Dimensi: 13 x 19 cm</b></div>
<div style="text-align: center;">
<b>Terbit: 2013</b></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Part of me ngerasa…kurang beruntung karena belum menemukan jodoh. Tapi another part of me ngerasa beruntung karena hidup gue masih bebas.” (hlm 47)</span></b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Flory dan Vadin, dijodohkan oleh orang tua mereka di usia yang sudah menginjak kepala tiga. Tak banyak yang terjadi setelah perkenalan mereka di rumah Flory. Tak ada drama percintaan ala ABG, perasaan berdebar-debar setiap kali bertemu, maupun acara kencan romantis. Semua mengalir begitu saja. Mengalir, apa adanya, tanpa komitmen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa sangka hubungan ‘apa adanya’ seperti itu akan berakhir di pelaminan? Tapi itulah yang terjadi antara Flory dan Vadin. Tiba di sepertiga cerita, dikisahkan bahwa mereka memutuskan untuk menikah. Sebenarnya, bisa dibilang cerita “Marriageable” ini baru dimulai saat kedua tokoh utama akhirnya menikah. Inti ceritanya bukan tentang bagaimana kebahagiaan tercipta di dalam pernikahan mereka, namun tentang bagaimana menyatukan perbedaan yang mereka punya dalam satu ikatan sebagai suami-istri dan bagaimana kita ‘ditampar’ dengan berbagai ketakutan Flory yang mungkin serupa dengan ketakutan kita sebagai wanita dewasa yang masih lajang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beruntungnya si tokoh utama, Flory, mempunyai teman-teman yang (kulihat) berperan sebagai <i>safety net</i>-nya. <i>Yeah, that what friends are for, huh?</i> :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat Flory sedih, kata-kata teman-temannya mampu menguatkannya. Saat tindakan Flory seakan hendak keluar batas, mereka mengingatkannya. Teman-teman Flory adalah humor di tengah tangis dan alarm bagi tindakannya. Aku suka bagaimana percakapan antara Flory dan teman-temannya, meski kadang vulgar namun apa adanya. Benar-benar percakapan antara orang-orang yang mempunyai kedekatan emosional.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama kali aku melihat <i>tweet</i> promo buku ini di media sosial, aku langsung tertarik, seakan ada magnet yang menarikku untuk membaca cerita dalam setiap lembarnya. Mulai hari itu, aku pun resmi naksir pada buku ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa bulan setelahnya, aku pun membelinya. Firasatku tepat! Buku ini sangat membantuku. <i>I’m in love with this story, officially.</i> Aku suka betapa detil si penulis menjabarkan ketakutan terdalam wanita lajang yang mengalami trauma dan bagaimana dia (tokoh utama) mengenali serta berdamai dengan ketakutannya <i>step by step</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Misalnya ketika terjadi percakapan dengan tokoh utama yang baru kusadari kemudian bahwa aku juga memiliki ketakutan itu:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Apa yang elo takuti, Flo?”</span></b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Sakit.”</span></b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Percaya sama gue, apapun tujuannya, pada akhirnya semua orang yang kawin emang cuma saling menyakiti.”</span></b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">(hlm 71)</span></b></i></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kamu enggan menikah? Mungkin karena kamu takut setelah menikah kamu akan disakiti.</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Kamu pikir aku gila?”</span></b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Aku pikir kamu sangat menderita karena ketakutan kamu.”</span></b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">(hlm 140)</span></b></i></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ya, orang yang merasa takut berkepanjangan pasti menderita. Percaya deh<i>.</i></div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Apa yang kamu takuti?”</span></b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Berhenti dicintai.”</span></b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">(hlm 296)</span></b></i></div>
<div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<i><i>Another fear.</i> </i>Selain merasa takut disakiti, ada pula rasa takut berhenti dicintai.<br />
<br />
Atau betapa dilemanya seorang wanita lajang di usia 30an saat dihadapkan dengan pilihan menikah atau tidak:</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Kadang gue pikir, gue nggak pengin kawin. Tapi kadang gue ngerasa itu nggak normal dan seharusnya gue emang kawin. Tapi gue takut sakit kalau gue kawin. Tapi gue juga takut kesepian kalau gue nggak kawin.” (hlm 75)</span></b></i></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<i>Damn</i> banget deh bagian ini. Nohok. Btw, kalimat di halaman 47 yang kutulis paling atas tadi juga ‘gue banget’. Makanya kutaruh paling awal, yang berarti: paling berkesan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi kemudian perkataan teman Flory ikut menyadarkan kita bahwa seharusnya ketakutan bukanlah halangan bagi kita untuk merasa bahagia:</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Fokus sama apa yang elo mau raih dalam hidup lo, bukan sama ketakutan lo.” (hlm 75)</span></b></i></div>
<br />
<i>Here the magic word: FOCUS.</i><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dan inilah yang menjadi harapan semua orang yang menginginkan pernikahan:</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Gue pikir kalau udah kawin gue nggak bakalan kesepian lagi.” (hlm 81)</span></b></i></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Benarkah pernikahan adalah penawar kesepian?</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Tapi mungkin memang benar, <i>marriage is just another stage of life</i>. Kesepian dan ketidakbahagiaan mungkin saja bisa muncul di dalam pernikahanmu, karena ya itu tadi, <i>it’s just another stage of life.</i> Pernikahan bukanlah akhir dari sebuah cerita kehidupan. Tapi, kita kan tetap bisa <i>enjoy</i> dengan segala <i>tetek bengek</i> rintangan hidup yang menghadang. Bukankah itu poin pentingnya? <i>Life isn’t about waiting for the storm to pass, it’s about dancing in the rain.</i></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Dan jangan melupakan satu saran bijak dari mamanya Flory, yang harus kuakui, membuatku menepuk jidatku sendiri karena terkadang aku gelap mata saat menghadapi masalah:</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Jalan buntu, Mamz.”</span></b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Kalau begitu putar balik, Sayang.”</span></b></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">(hlm 286)</span></b></i></div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada banyak huruf dalam alfabet. Jika rencana A gagal, masih ada 25 huruf lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Novel yang satu ini memang rada berat, isinya ‘makanan’ orang dewasa semua (ya nggak semua sih). Harus ‘mencerna’ terlebih dahulu apa yang barusan dibaca, baru bisa mengerti. Jadi untuk aku yang masih awam dalam hal pembicaraan orang dewasa, butuh waktu sampai satu minggu sebelum akhirnya novel ini benar-benar selesai kubaca sampai tuntas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah selesai melahap habis semua isinya, aku menemukan beberapa kemiripan antara aku dan Flory, seperti misalnya kami suka bilang “kampret” (apaan lah kayak gini diomongin juga, Fa), sama-sama <i>demen</i> yoga. Dan jika di dalam buku ini ceritanya Flory adalah seorang arsitek, dalam kehidupan nyata arsitektur adalah bidang yang tak pernah bisa kupelajari dalam pendidikan formal. Haha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>So</i>, kenapa aku suka buku ini? Selain karena isinya secara tidak langsung menjabarkan ketakutan terdalam dari seorang wanita yang pernah terluka, juga karena di buku ini dijelaskan bahwa lebih baik kita menikah bukan semata-mata karena kematangan sperma dan kantong rahim saja tapi lebih karena kedewasaan mental (duh, aku lupa nih kalimat yang menjelaskan ini ada di halaman berapa).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku juga suka cara si penulis menyelipkan kalimat:</div>
<div style="text-align: center;">
<i><br /></i></div>
<div style="text-align: center;">
<i><b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">“Cocok! Dilihat dari mana? Gunung Kidul?” (hlm 57)</span></b></i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Please, dulu rumahku di Gunung Kidul. Terus apa hubungannya sama kalimat barusan? Nggak ada. Hanya saja aku merasa geli. Kira-kira ada yang tahu nggak ya, Gunung Kidul itu ada di mana? LOL.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan banyak lagi kalimat humor menggelitik yang membuat kita tak tahan untuk tertawa, atau setidaknya tersenyum geli saat membacanya. Satu lagi, gaya percakapan Flory dan teman-temannya yang lugas itu gue banget! <i>I love them to be my real friends.</i><br />
<i><br /></i>
Tapi ada satu bagian dalam buku ini yang menggangguku, yaitu saat "pesta topeng". Setelah suasana yang dibangun sedari awal begitu dewasa, kenapa lantas ada pesta topeng? Apa orang-orang dewasa di kota metropolitan masih melakukan hal semacam itu di usia mereka? <i>It really makes me wonder.</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Over all,</i> aku merekomendasikan buku ini untuk kalian yang sedang bingung mencari-cari jawaban “kenapa harus menikah” atau “apakah aku harus menikah atau tidak”. Setidaknya kalian akan dapat memahami beberapa hal yang sebelumnya sulit dipahami.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-64177030608974779982014-08-18T22:32:00.000+07:002015-04-27T11:50:29.031+07:00Please, Girls, Cowok Bukan Cenayang<div style="text-align: justify;">
Pernah nggak dengar ungkapan, “Cewek itu suka main kode. ‘Iya’ berarti ‘nggak’, ‘nggak apa-apa’ berarti kenapa-napa’.” Atau buat cowok, mungkin pernah (atau sering dengar) ungkapan berikut dari pacar kalian, “Kamu nggak peka banget, sih!” Terus si cewek ngambek, terus si cowok bingung harus gimana, terus hubungan jadi nggak nyaman. Drama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh65OObL6MXdIzmSQFiQ9fNGhCIHOzpTNmxoa6fy5cqI8I2abruwhE0PRD5jyH9714WopzygeupWaQ30krJ94aJLMUCxXCij2aYdqF9cPNuVqMJDbodoGJhlgs-K42WyBji4nplAYqChfwb/s1600/IMG_2013.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh65OObL6MXdIzmSQFiQ9fNGhCIHOzpTNmxoa6fy5cqI8I2abruwhE0PRD5jyH9714WopzygeupWaQ30krJ94aJLMUCxXCij2aYdqF9cPNuVqMJDbodoGJhlgs-K42WyBji4nplAYqChfwb/s1600/IMG_2013.PNG" height="320" width="301" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Source pict: <a href="http://hello-aliva.blogspot.com/2014/02/laki-laki-tidak-peka-atau-perempuan.html" target="_blank">hello-aliva.blogspot.com</a></i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
FYI (<i>For Your Information</i>), cowok juga termasuk manusia biasa ya, <i>dear</i>. Nggak adil kalau kamu menuntut dia untuk selalu tahu apa yang kamu inginkan, sementara kamu nggak ngomong ke dia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cowokmu itu bukan cenayang yang bisa membaca pikiranmu, bersimpatilah sedikit pada kaum adam dalam urusan ini. Mari kita ubah tradisi bahwa cewek itu sukanya main kode makanya susah dipahami. Sampaikan segala maksud yang kamu mau ke cowokmu. Jangan harap cowok bisa tahu dengan sendirinya. <i>Please</i> banget, girls, dewasa lah. <i>Grown up, dear!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ini pertama kalinya aku menulis hal kayak gini di blog. Terlalu sering aku mendengar obrolan atau tulisan di dunia maya tentang kedua hal di atas. Dan jujur, aku jadi tergoda sekali untuk menuangkan uneg-unegku ke dalam blog supaya banyak orang bisa membacanya dan mendapat pencerahan.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">1. Semua Manusia Butuh Komunikasi</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua manusia BUTUH komunikasi, karena nggak semua manusia bisa baca pikiran. Yang bisa baca pikiran cuma Mama Laurent *yakali</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penting banget menanamkan pemahaman ini ke pikiranmu dalam-dalam, “Jangan berharap orang lain bisa tahu apa yang kita pikir dan apa yang kita mau, jika kita tidak mengungkapkannya.” Kalaupun ada yang bisa tahu, entah itu kerabat, teman atau pacar, jumlahnya lebih sedikit daripada yang tahu. Dan mereka hanya tahu SESEKALI, tidak selalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi kalau kamu lagi bete sama pacarmu, bilang. Kalau kamu sedih gara-gara dia lebih mementingkan game daripada kamu, bilang. Kalau kamu mau dia membelikanmu makanan yang kamu suka, bilang. Mengatakan secara langsung tentu akan lebih menghemat waktu daripada kamu harus melewati masa ‘drama’ yang melelahkan hati dan menguras emosi.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi, tetap, ungkapkan keinginanmu dengan cara yang baik, jangan dengan nada yang terlalu menuntut, ntar dia malah salah paham, trus akhirnya jadi masalah baru…DUUAARRR!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">2. Yuk, Girls, Belajar Mandiri :)</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Udah berani pacaran = udah gede. Udah gede = bisa mandiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
(Aku tidak merekomendasikan pacaran untuk anak-anak SMP. Emang sih umur segitu udah pada naksir-naksir. Tapi pacaran? Hmm…kayaknya jangan dulu deh. <i>How do you think about?</i>)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi gini ya, teman-teman. Maksud poin kedua ini adalah, cuma orang yang udah gede aja yang bisa tertarik sama lawan jenis, makanya kemudian mereka memutuskan buat pacaran. Nah, karena umur udah cukup gede, harusnya sikap nggak lagi kayak anak SD dong? Makanya aku bilang orang yang udah berani pacaran itu harusnya juga udah berani mandiri. Kalau kamu masih menuntut cowokmu untuk bisa tahu isi pikiran dan hatimu tanpa kamu beri tahu, itu artinya kamu belum mandiri. Kamu masih minta dimanja, minta dituruti semena-mena.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukannya aku bilang nggak boleh manja-manja ke pasangan sendiri, tapi dalam hal ini kamu WAJIB mandiri. Ya wajar saat kamu masih SMA, pola hubunganmu kayak gitu, suka bilang ‘kamu nggak peka’ ke pacar pas dia nggak tahu apa yang lagi kamu rasain. Tapi kalau kamu udah makin dewasa (baca: tua), kamu akan tahu kalau gaya pacaran yang kayak gitu tuh BASI. Orang dewasa menjalin hubungan dengan cara yang dewasa pula. Dengan cara bagaimana? Dengan cara memperlakukan pasangannya sebagaimana dia ingin diperlakukan, mengomunikasikan segala hal yang perlu dibicarakan berdua supaya masing-masing bisa mengerti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nggak bisa dipungkiri, memang ada saat-saat tertentu dimana cowok nggak peka sama sekali, sampai-sampai kita nggak tahan bilang ‘kamu nggak peka’ ke dia. Tapi jangan lantas memperlakukannya terus-menerus seperti itu (seperti itu = nggak bilang apa yang dimau, tapi menuntut supaya orang lain tahu).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;"><b>3. Hargai Cowokmu</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nggak nuntut cowok jadi cenayang = nggak jadi superior dari dia. Nggak berusaha jadi superior dari pasangan = menghargai pacar sebagai pasangan dalam menjalin hubungan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>So</i>, kalau kamu udah nggak main ‘kamu nggak peka’ lagi ke cowokmu, tapi lebih milih mengutarakan semua maksudmu ke dia dengan cara yang baik, maka kamu sudah bisa dianggap MENGHARGAI dia. Karena kalau kamu selalu menuntut dia untuk peka tehadap sesuatu yang sulit dikenalinya, itu artinya dia yang harus lebih banyak berkorban, dia yang harus lebih banyak ‘ikut’ kamu. Nggak adil, kan? Nah, gimana sama kamu? Apa pengorbananmu? Mau main <i>fair</i>, nggak?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Orang pacaran harusnya saling membantu, saling mendukung. Nggak usah lah niru drama sinetron, ntar kamu capek sendiri. Yakali mereka capek main sinetron trus dibayar, nah kamu?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bersikap dewasa aja lah dalam menjalin hubungan. Kalau memang mau menjalin hubungan jangka panjang, nggak mungkin kan kamu main ‘drama’ mulu sampe tuwir? *LOL</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">4. Resiko</span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Poin terakhir ini kutulis sebagai tambahan saja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisanku di atas mengarah pada kesimpulan bahwa dalam berpacaran, sebaiknya cewek jangan pake kode-kodean yang terlalu ngeribetin cowok. Jadi jangan bilang ‘nggak apa-apa’ kalau memang kamu ‘kenapa-kenapa’.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi gimana kalau kamu melakukan itu karena nggak mau cowokmu ikutan sedih karena keadaanmu? Apa yang kayak gitu juga dianggap ‘drama’? Padahal kan maksudnya bukan untuk mendramatisir keadaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurutku, kalau kamu melakukan itu, JANGAN lantas berharap cowokmu bisa tahu. Kalau kamu menyembunyikan keadaanmu yang sebenarnya lalu berharap dia mengetahuinya dengan sendirinya, maka kamu lagi main drama ‘nggak peka’. Tapi kalau kamu menyembunyikan keadaanmu yang sebenarnya karena memang BENAR-BENAR nggak mau dia ikutan susah dan kamu nggak berharap dia mengetahuinya…tenang aja, nggak bakal dianggap manja, kok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi ingat ya, ada resikonya. Resikonya, kamu nggak akan mendapat perhatian dan penghiburan dari dia tentang kesedihan/kondisi yang lagi kamu alami. <i>So, be brave</i> lah kalau mau bersikap kayak gitu :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekian tulisan terbaruku yang ternyata sudah amat kepanjangan ini. Semoga bisa menjadi pencerahan buat kita semua. O ya, satu lagi, keempat poin di atas tidak hanya berlaku untuk pacar, tapi juga berlaku untuk semua orang. Intinya, semua orang bukan cenayang, jangan tuntut orang lain untuk tahu apa yang tidak kamu ungkapkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Au revoir!</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><u>NB</u></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Nih baca tulisan lain yang sepaham sama aku: <a href="http://hello-aliva.blogspot.com/2014/02/laki-laki-tidak-peka-atau-perempuan.html">http://hello-aliva.blogspot.com/2014/02/laki-laki-tidak-peka-atau-perempuan.html</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-67150720080716778972014-05-07T13:47:00.000+07:002014-05-24T14:14:33.950+07:00Resep: Mie Goreng Kari<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUFOwJ62Dv8vgovFgAsvaB42H4JTkv3r8J9mICmKkNbQacauOauIyb2dP4wubbCHEMnqA-so8n6v5N6Zma9QM-ylqrkK034egC9OmveVvxq5xF4pVBN5DtVQBJjtFvyq5YX4gpxaSxlyg/s1600/migor+kari_2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUFOwJ62Dv8vgovFgAsvaB42H4JTkv3r8J9mICmKkNbQacauOauIyb2dP4wubbCHEMnqA-so8n6v5N6Zma9QM-ylqrkK034egC9OmveVvxq5xF4pVBN5DtVQBJjtFvyq5YX4gpxaSxlyg/s1600/migor+kari_2.jpg" height="300" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Mie goreng rasa kari yang tidak terlihat istimewa dari gambarnya. LoL.</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Bosen sama mie goreng biasa? Cobain nih resep mie goreng kari! Patut dicoba lho *menurutku :p</div>
<a name='more'></a><br />
<b><span style="font-size: large;">BAHAN:</span></b><br />
<br />
<ul>
<li>1 bungkus mie telur</li>
<li>2 sdm kecap manis</li>
<li>1 batang loncang, iris (mau diganti daun bawang juga bisa)</li>
<li>2 butir telur</li>
<li>1 buah wortel ukuran sedang, potong korek api</li>
<li>1 buah bawang bombay ukuran kecil, potong sesuai selera</li>
<li>minyak goreng</li>
</ul>
<br />
<div>
<br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">BUMBU HALUS:</span></b><br />
<br />
<ul>
<li>2 sdt garam</li>
<li>6 siung bawang merah</li>
<li>2 siung bawang putih</li>
<li>1 cabai rawit merah (kalau suka pedas ya ditambah aja cabainya)</li>
<li>2-3 sdt bumbu kari</li>
<li>5 butir merica (kalau pakai yang sudah halus ya dikira-kira aja takarannya, kalau suka pedasnya merica pakai banyak, kalau nggak ya sesuai takaran ini aja)</li>
<li>ketumbar, sedikit aja, mungkin sejumput</li>
</ul>
<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>CARA MEMBUAT:</b></span><br />
<ol>
<li style="text-align: justify;">Kupas sayuran & bawang yang akan digunakan, cuci sampai bersih, kemudian irislah bahan yang perlu diiris (loncang, wortel, bawang bombay).</li>
<li style="text-align: justify;">Panaskan minyak, masukkan telur lalu diorak-arik. Kemudian masukkan wortel & bawang bombay, tumis beberapa saat, lalu tambahkan loncang. Aduk-aduk semuanya lalu angkat & pisahkan di tempat tersendiri.</li>
<li style="text-align: justify;">Rebus mie. Sementara menunggu mie direbus/air yang digunakan untuk merebus mie mendidih, haluskan bumbu yang perlu dihaluskan.</li>
<li style="text-align: justify;">Setelah mie matang (tapi jangan terlalu matang), angkat & tiriskan. Kemudian campur dengan kecap manis.</li>
<li style="text-align: justify;">Tumis bumbu halus sampai harum, lalu tambahkan mie. Aduk mie & bumbu sampai tercampur rata. (Aduk mie seperti mencampur mie & bumbu saat membuat mie goreng instan.)</li>
<li style="text-align: justify;">Tambahkan tumisan telur & sayuran yang tadi disisihkan. Aduk sampai semuanya tercampur.</li>
<li style="text-align: justify;">Setelah beberapa saat, matikan api kompor. Mie goreng kari siap dihidangkan.</li>
</ol>
<br />
<br />
<b><i>Tips:</i></b><br />
<ul>
<li style="text-align: justify;">Kalau menghaluskan bumbu dengan cara konvensional (baca: cobek), uleg dulu merica & ketumbar. Kemudian baru ditambahkan bawang merah-putih & cabai, lalu uleg. Setelah itu tambahkan garam & bumbu kari, campur semuanya. Nah, selesai deh menyiapkan bumbu halusnya. Kenapa harus satu-satu gitu? Biar gampang ngulegnya. Ya kalau sudah ahli sih bareng ngulegnya nggak apa-apa.</li>
<li style="text-align: justify;">Kenapa menumis telur & sayuran dulu baru merebus mie? Supaya mie nggak terlalu kering. Pengalaman sebelumnya, aku merebus mie lantas menumis bahan & bumbu, kemudian baru menambahkan mie & kecap. Ternyata karena kelamaan ditiriskan, mie jadi kering & lengket satu sama lain. Nah aku kan jadi kesusahan mencampurnya dengan bumbu di wajan. Waktu itu rasanya udah desperate banget, dalam hati udah rencana mau kubuang tuh mie goreng ‘gagal’. Tapi di luar dugaan, bumbu tercampur sempurna karena aku terus mengaduk & mengaduk. Meski secara rasa belum memuaskan pada percobaan pertama, tapi bisa dimakan juga akhirnya. Hahahaha *ketawa garing</li>
<li style="text-align: justify;">Dan kenapa telur & sayuran yang ditumis dipisahkan di tempat tersendiri? Kenapa nggak sekalian aja ditumis dengan bumbu di wajan yang sama? Nah ini permasalahan amatir: bumbu tidak tercampur dengan mie secara merata karena banyak yang menempel di telur & sayuran. Jadi kalau menurutmu kamu nggak ahli mencampur, dipisahkan aja dulu lah..</li>
<li style="text-align: justify;">Jika setelah kompor dimatikan masih dirasa perlu diaduk lagi, ya aduk lagi aja. Mengaduk menggunakan sendok/garpu akan sangat membantu lho.</li>
<li style="text-align: justify;">Dari bahan-bahan di atas yang tidak bisa dibeli di sembarang tempat hanya bumbu kari. Tapi tenang aja, di supermarket ada kok. Bentuknya bubuk warna kuning, dan yang pasti di wadahnya ada tulisan “Bumbu Kari”. Hehe. Kalau di Jogja, cukup hunting aja ke Mirota Kampus.</li>
</ul>
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-78380207303250937462013-12-20T09:25:00.001+07:002013-12-20T10:40:56.611+07:00Puding Lapis Isi Buah<div style="text-align: justify;">
Sebelum bulan Desember berakhir, marilah menulis sepatah-dua patah kata dalam blog ini *notes untukku*</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Artikel pertama di bulan ini -dan dalam kurun 2 bulan terakhir- adalah tentang resep puding lapis isi buah. Mungkin sebagian besar dari kalian sudah banyak yang tahu cara membuatnya, tapi tak apalah aku tulis lagi di sini :)</div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHIKrrJkpmwnT10oLqyiAwjI7g_NeaDnJ9u_Sr2NgJYuAV7O9Ie9f8NTZ_fhP0vvkWNnds3cZDmqYjg_3b6pQ6b4GxN1EwkFWgvvWQroKXJovv7y_ICaw7X4faTDy3zcBypQ_9U576cCs/s1600/puding+lapis_1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHIKrrJkpmwnT10oLqyiAwjI7g_NeaDnJ9u_Sr2NgJYuAV7O9Ie9f8NTZ_fhP0vvkWNnds3cZDmqYjg_3b6pQ6b4GxN1EwkFWgvvWQroKXJovv7y_ICaw7X4faTDy3zcBypQ_9U576cCs/s400/puding+lapis_1.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
<b>BAHAN:</b><br />
<b><br /></b>
<i>(Lapisan I)</i><br />
<br />
<ul>
<li>Nanas potong, secukupnya</li>
<li style="text-align: justify;">Nutrijell rasa green tea 1 bungkus (kalau mau rasa/warna lain bisa diganti)</li>
<li>Air 800 ml</li>
<li style="text-align: justify;">Gula pasir 150 gr atau sekitar <span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Malgun Gothic"; mso-fareast-language: KO; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">¾</span> gelas berukuran sedang</li>
</ul>
<i>(Lapisan II)</i><br />
<br />
<ul>
<li>Agar-agar bening/tidak berasa 1 bungkus</li>
<li style="text-align: justify;">Susu cair 700 ml (bisa pake susu murni/susu full cream/yang lain; kalau pakai yang sachet-an, pakai saja 3 sachet susu kental manis Frisian Flag Gold, larutkan dlm 700 ml air; jumlah sachet boleh lebih, tergantung selera)</li>
<li>Vanili bubuk <span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: "Malgun Gothic"; mso-fareast-language: KO; mso-fareast-theme-font: minor-fareast; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">½</span> sdt</li>
<li style="text-align: justify;">Gula pasir 5 sdm (itu kalau pakai susu yang sudah pakai gula seperti susu kental manis, kalau susu yang digunakan tidak manis ya takaran gula pasir ditambah sesuai selera)</li>
<li>Garam sedikit</li>
</ul>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>CARA MEMBUAT:</b></div>
<div>
<b><br /></b></div>
<div>
<i>(Lapisan I)</i></div>
<div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Campur gula dan Nutrijell di dalam panci, tambahkan air, rebus sampai mendidih.</li>
<li style="text-align: justify;">Susun nanas dalam cetakan, tuang 2 sendok rebusan Nutrijell, tunggu sampai agak mengeras (mungkin kira-kira 5 menit). Tuang sisa rebusan Nutrijell.</li>
</ol>
<i></i><br />
<div style="text-align: justify;">
<i><i>(Lapisan II)</i></i></div>
<i>
<div style="text-align: justify;">
<i>30 menit setelah menuang rebusan nutrijell, baru mengerjakan yang ini, jadi tunggu dulu sampai Lapisan I agak mengeras, supaya kedua lapisan tidak bercampur</i></div>
</i></div>
<div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Campurkan gula, agar-agar bening, vanili dan sejumput garam di dalam panci. Tambahkan susu, rebus sampai mendidih.</li>
<li style="text-align: justify;">Tuang seluruh rebusan agar-agar ke dalam cetakan/di atas lapisan pertama. Tunggu sampai agak dingin/tidak berasap (asap??) baru masukkan ke dalam kulkas untuk didinginkan.</li>
</ol>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<b>CATATAN LAIN:</b></div>
<div>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Cetakan agar-agar yang aku gunakan berdiameter <u>+</u> 22cm</li>
<li style="text-align: justify;">Ada kesalahan ketika aku mengerjakan lapisan pertama, sehingga nanas tidak berada di dasar cetakan. Alhasil nanas malah mengambang. Semoga kalian bisa melakukan lebih baik dari aku :)</li>
<li style="text-align: justify;">Buah yang digunakan sebagai isian bisa diganti atau ditambahkan yang lain, seperti misalnya buah pisang, cerry, anggur. Lebih baik pertimbangkan kombinasi rasa agar-agar/jelli dengan buah isian yang digunakan, supaya rasanya lebih sip.</li>
<li>Tiap lapisan diisikan sampai setengah cetakan saja.</li>
<li style="text-align: justify;">Susu bisa diganti santan, atau bisa juga mencampur keduanya. Kalau aku sih berhubung kurang suka dengan santan ya pakai susu saja.</li>
<li style="text-align: justify;">700 ml susu yang digunakan bisa merupakan campuran air dengan susu, atau susu semua, tergantung selera.</li>
<li style="text-align: justify;">Vanili gunanya supaya makanan lebih wangi, kalau tidak pakai tidak apa-apa.</li>
<li style="text-align: justify;">Garam...fungsinya buat apa ya? Kurang tahu aku. Kalau tidak mau pakai garam juga tidak apa-apa.</li>
<li style="text-align: justify;">Sepertinya lain kali aku akan menambahkan kuning telur pada lapisan kedua, supaya lebih bertekstur.</li>
</ul>
</div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itulah tadi resep puding lapis isi buah (atau yang aku namakan Green Tea-Pineapple-Vanilla Puding) yang aku buat. Selamat mencoba kreasi kalian sendiri, semoga tulisan ini bermanfaat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-264064795116711102013-09-07T08:09:00.000+07:002013-09-07T11:29:54.907+07:00Fuyunghai<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
Untuk kesekian kalinya, lagi-lagi aku menulis (koreksi,
<i>re-write</i> lebih tepatnya) tentang resep. Dan resep yang mau aku bagikan hari ini
adalaaahh…FUYUNGHAI!! Masih merupakan hasil praktek resep <a href="http://dapurumami.com/" target="_blank">Dapur Umami</a>. Ahahaha~</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF5J_3bKa3wFJG3RHfS8LtNMlEbLjPRRgHe7gvm2O6_8W71ZOjACYkbJgRbtodifyjmmV5YXzyP2uPV4q-6m65XxXB75v2g7bvrstwgfjNngaiXdlYEwO3R7LUdsNq3Syrt37YDxnzqLs/s1600/fuyunghai.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="341" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhF5J_3bKa3wFJG3RHfS8LtNMlEbLjPRRgHe7gvm2O6_8W71ZOjACYkbJgRbtodifyjmmV5YXzyP2uPV4q-6m65XxXB75v2g7bvrstwgfjNngaiXdlYEwO3R7LUdsNq3Syrt37YDxnzqLs/s400/fuyunghai.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Bahan</b></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<ul>
<li>5 butir telur</li>
<li>1/2 sdt (sendok teh) garam</li>
<li>1/2 sdt merica bubuk</li>
<li>minyak goreng</li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Saus</b></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<ul>
<li>1 bungkus Saori saus tiram</li>
<li>kacang polong</li>
<li>1/2 buah bawang bombay</li>
<li>1/2 buah wortel</li>
<li>1 sdm (sendok makan) maizena</li>
<li>200 ml air (50 ml untuk melarutkan maizena)</li>
</ul>
<br />
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>Cara Membuat</b></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<ol>
<li>Kocok telur + garam + merica, goreng sampai matang, angkat, sisihkan.</li>
<li>Tumis kacang polong + bombay + wortel. Tambahkan saus tiram, aduk rata.</li>
<li>Masukkan air, didihkan. Tambahkan larutan maizena, aduk hingga kuah mengental.</li>
<li>Tuang saus di atas telur, sajikan.</li>
</ol>
<div>
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
<b>Tips & Saran:</b></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<ul>
<li style="text-align: justify;">Seperti biasa, maizena dilarutkan terlebih dahulu sebelum dicampur dengan sayur yang ditumis.</li>
<li style="text-align: justify;">Akan lebih enak kalau menggunakan kacang polong yang segar/beku. Menggunakan kacang polong kalengan juga nggak masalah sih, tapi rasanya asin, kan diawetkan di air garam. Agak nggak mantap gitu rasanya. Haha.</li>
<li style="text-align: justify;">Sebelum ditambahkan maizena, bisa dicoba dulu biar tahu rasanya cukup asin atau kurang. Karena setelah kumakan, kenapa sepertinya rasanya kurang nendang ya, kurang sedap gitu. Apa karena kurang garam atau ada kurang bumbu apa gitu...Aku pikir mungkin kalau ditambah garam + gula pasir, rasanya bisa semakin gurih.</li>
<li style="text-align: justify;">Penggorengan telur bisa dilakukan 2x. Karena menurut pengalamanku, kalau semuanya langsung digoreng sekaligus, telur dadar jadi terlalu tebal, susah dibalik, susah matang.</li>
<li style="text-align: justify;">Kalau mau untuk 1 orang, biar nggak kebanyakan pake 2-3 butir telur aja. Terus takaran bumbu di atas dikurangi sampai setengahnya, begitu pun untuk saus tiramnya.</li>
</ul>
<div>
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-38200855224745304692013-07-13T05:30:00.000+07:002013-09-07T11:15:42.253+07:00Pisang Panggang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpP3rds8cG1IC1tKb_jeNHs8sMTM2c54Wt21UcraNJ7ib9K8obOKnCzpINdjNZU-yFPnbDnfPPvEIeV1t1Rv7V-cq8K2rSMUpLNT8PBTRL0iVE0y6-60nUA4OsTwTP8U4Rj9Qi168D4nM/s1600/pisang+panggang+coklat-meses-susu.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="312" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpP3rds8cG1IC1tKb_jeNHs8sMTM2c54Wt21UcraNJ7ib9K8obOKnCzpINdjNZU-yFPnbDnfPPvEIeV1t1Rv7V-cq8K2rSMUpLNT8PBTRL0iVE0y6-60nUA4OsTwTP8U4Rj9Qi168D4nM/s400/pisang+panggang+coklat-meses-susu.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Pisang panggang?? Hmm...sebenarnya cuma pisang goreng biasa kok. Wkk~ Bedanya sama pisang goreng yang biasa kita makan itu, pisang goreng yang ini nggak pake tepung. Gampang bikinnya, lumayan bisa jadi cemilan yang beda dari biasanya.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Bahan-bahannya sederhana, cukup pisang, meses, susu, keju dan margarin. Toppingnya bisa diganti yang lain, atau nggak pake topping juga nggak apa-apa, sesuai selera aja lah. Terus pisangnya paling enak itu pake pisang kepok. Kalau pisang yang aku pake di gambar itu bukan pisang kepok, nggak tahu namanya, agak nggak cocok dijadikan pisang panggang sih, tapi woles lah. Haha.</div>
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Next step, panasi margarin (blueband atau apalah itu merknya) di atas teflon (wajan biasa juga boleh), secukupnya aja. Mau ganti margarin sama minyak goreng biasa juga bisa, tapi tetep, takarannya sedikit aja, that's why namanya pisang panggang, soalnya nggak benar-benar digoreng kayak pisang goreng. Tapi lebih mantap rasanya kalau pake margarin. So, the conclusion, margarine is the best!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
And then, masukkan pisang yang sudah dibelah jadi 2 (dibiarin utuh juga oke, tapi nanti nggak kerasa kalau dipanggang, soalnya nggak matang sampai ke tengah) ke teflon tadi. Bolak-balik sampai kecoklatan (almost gosong, tampaknya). Kalau sudah, angkat pisangnya lalu taruh di piring saji.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
The last, beri topping sesuai selera. Kalau yang aku buat seperti yang ada di gambar itu toppingnya pake meses, keju, dan susu kental manis. Sekali lagi, ini masalah selera ya, kalau nggak mau terlalu eneg ya pake 1 macam topping aja. By the way, sangat memalukan kejuku tidak terlihat diparut, kalau diparut pasti lebih sip! Nghahahaha~<br />
<br />
Dan...bisa juga ditambahi es krim. Nanti jadinya semacam banana split. Kayak gini contohnya:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcv4nkaX_3rZQkkzQtR3nU09dNN4bDCRemRh-HGPK90MvwGMMOsVt0WGhW0h5cmVy2_albHU7LAKa5x1bxyp62TaUuYZHqjLCf1byFiRCKmNQYM5AdMD1hhaz9SeKinpn4HXdv6rO0bRE/s1600/banana+split.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcv4nkaX_3rZQkkzQtR3nU09dNN4bDCRemRh-HGPK90MvwGMMOsVt0WGhW0h5cmVy2_albHU7LAKa5x1bxyp62TaUuYZHqjLCf1byFiRCKmNQYM5AdMD1hhaz9SeKinpn4HXdv6rO0bRE/s400/banana+split.jpg" width="400" /></a></div>
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, gampang kan bikin pisang panggang?? Jadi kalau kebetulan kamu punya bahan dan alatnya, boleh tuh sekali-kali bikin cemilan yang agak beda, biar nggak bosen :)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-24602227193820519972013-06-07T05:30:00.000+07:002013-06-26T10:28:30.282+07:00Diet Kantong Plastik<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" height="320" src="http://inongaceh.files.wordpress.com/2010/03/kresek.gif" width="320" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bulan lalu aku sungguh sangat tidak produktif sekali dalam hal tulis-menulis, pun dalam hal tugas. Banyak yang kurang mencapai target karena tenagaku drop sampai ke batas antara semangat dan lesu, yang seperti itu justru sulit untuk 'naik'. Awal bulan ini, aku mencoba untuk 'memaksa' diriku untuk melakukan apa yang seharusnya aku lakukan dan apa yang sudah kutargetkan untuk dilakukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk itu aku akan memulai menulis sesuatu yang cukup sepele, sebagai post pembuka bulan Juni ini. Aku akan membagi tips dalam rangka "Diet Kantong Plastik", berhubung baru 2 hari yang lalu kita memperingati hari Lingkungan Hidup Sedunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Simple saja, ini dia:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span class="status">Kalau hanya berbelanja sedikit barang dan barang-barang itu bisa dibawa pulang dengan tangan kosong atau bisa dimasukkan ke dalam tas (kalau kebetulan membawa tas), jangan menerima kantong plastik pemberian kasir. Katakanlah terus terang jika kita tidak memerlukannya.<a href="http://www.writelonger.com/hash/DietKantongPlastik"></a></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="status"><span class="status">Kalau sudah berencana untuk belanja banyak barang, bawa tas sendiri dari rumah. Jaman sekarang sudah tren bawa tas sendiri untuk berbelanja di swalayan bahkan supermarket. Dengar-dengar dari teman, di supermarket sekaliber Carrefour sudah tidak memberi kantong plastik untuk customernya, ya? (Yah, aku tidak tahu pasti sih, karena sudah lama sekali tidak ke sana.) Nah, hal itu menunjukkan kalau supermarket besar seperti mereka ternyata juga mempedulikan kesehatan lingkungan, karena mereka sadar bahwa semakin banyak plastik berarti semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh kita.</span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span class="status"><span class="status">Nah kalau awalnya hanya berencana untuk berbelanja sedikit barang tapi karena sesuatu dan lain hal akhirnya barang belanjaan kita menjadi banyak dan kita terlanjur tidak membawa tas dari rumah, ya apa boleh buat, mau tidak mau kita harus meminta kantong plastik dari kasir. Meski akhirnya menggunakan kantong plastik juga, tapi setidaknya kita sudah berdiet. Karena yang namanya diet kan bukan berarti "tidak sama sekali" tapi "menekan pengunaan seminimal mungkin".</span></span></li>
</ol>
<div>
<div style="text-align: justify;">
Itu tadi ketiga tips dalam rangka Diet Kantong Plastik. Alangkah bijaksananya jika kita membiasakan diri untuk meminimalkan penggunaan kantong plastik, bukan sekedar aksi sesaat pada momen-momen tertentu saja. Dan apabila memungkinkan, penggunaan kantong plastik bisa kita ganti dengan kantong <i>recycling</i>, yang lebih ramah lingkungan. Marilah kita mulai memikirkan kebersihan dan kesehatan lingkungan, demi kehidupan anak-cucu kita kelak. </div>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-28596520628035275452013-05-07T21:07:00.000+07:002013-05-08T15:32:13.568+07:00Kerugian Anti Konflik<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRoULc0Wv6XGKpVmWM5qaBeOb8jBDsueZIKgR9TB8S4gdxWsHcrJcw0MHv7iFZBHCMklzfGWHdMzYI-qVXQ4M-UwtjYnCTTJ8Y_pwblB8TnEMpn2Gp-Hp7Y1wZORIfbLgcPiVJyDMzQjA/s1600/konflik.gif" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRoULc0Wv6XGKpVmWM5qaBeOb8jBDsueZIKgR9TB8S4gdxWsHcrJcw0MHv7iFZBHCMklzfGWHdMzYI-qVXQ4M-UwtjYnCTTJ8Y_pwblB8TnEMpn2Gp-Hp7Y1wZORIfbLgcPiVJyDMzQjA/s320/konflik.gif" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ilustrasi (<a href="http://icekiddie.files.wordpress.com/">icekiddie.files.wordpress.com</a>)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Banyak orang memandang kata “konflik” secara negatif, sehingga kita akhirnya berlomba-lomba untuk menghindarinya. Kita menjadi orang-orang yang anti konflik, padahal sebenarnya kita tidak akan pernah selalu bisa menghindari konflik. Dengan kata lain, kita tak akan pernah aman dari yang namanya konflik serapat apapun tempat persembunyian kita. Sebenarnya yang perlu kita lakukan adalah mengetahui bagaimana cara mengelolanya dengan baik, toh konflik itu tidak selalu membawa dampak yang negatif. Justru sikap anti konflik bisa menghasilkan kerugian tersendiri, misalnya: </div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">1. Tidak Memahami Perbedaan </span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Konflik akan membuat seseorang menyadari dan memahami adanya perbedaan yang terjadi antara dia dan orang lain. Jika kita selalu menghindari konflik, kita tidak akan belajar untuk berani menyampaikan pemikiran kita dan menghargai pemikiran orang lain. </div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">2. Tidak Mendapatkan Solusi </span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Tanpa adanya waktu konflik, menyadari adanya perbedaan di antara kita, dan tanpa belajar untuk mengatasi setiap perbedaan yang ada yang menjadi pemicu konflik itu, kita tidak akan mendapatkan solusi yang terbaik bagi kedua belah pihak.<br />
<br />
<a name='more'></a></div>
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">3. Sulit Menghargai Orang Lain</span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Konflik yang timbul karena perbedaan kepentingan dan pendapat akan membuat seseorang mengerti bahwa hidup ini bukanlah soal dirinya saja. Banyak orang “mengalah” dan lari dari konflik karena dia menganggap lawan biacaranya tidak akan mengerti. Hal ini tidak baik karena yang terjadi justru si “pengalah” tanpa sadar sudah merendahkan lawan konfliknya dan orang itu di satu titik juga akan menyadari hal itu sehingga kemungkinan akan merasa direndahkan. Akhirnya yang terjadi justru konflik baru. </div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">4. Dendam </span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Orang yang selalu menghindar dan memilih memendam rasa tidak puasnya lama-lama bisa menyimpan kemarahan terpendam. Ia bukannya memahami adanya kepentingan dan pendapat orang lain yang harus dihargai, tapi dia justru merasa sudah memberi hutang pada orang tersebut. Padahal seharusnya konflik pun bisa menjadi sarana kita untuk menerapkan dan menyadari bahwa dalam hidup harus diberlakukan hukum emas: “Perlakukanlah orang lain seperti yang kamu harap orang lain lakukan padamu.” </div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">5. Tidak Sejahtera </span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Jika masalah tidak pernah diungkapkan, maka itu hanya akan menjadi bom waktu, menggerogoti jiwa orang yang memendamnya dan membuat hidupnya tidak sejahtera. Namun saat masalah itu diungkapkan dan memunculkan konflik (yang sehat) dengan orang yang berkaitan dengan masalah itu, maka persoalan yang ada akan kelihatan sehingga bisa dicari jalan keluarnya bersama. </div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">6. Hubungan Tidak Maju </span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Perbedaan pikiran dalam merancang sesuatu juga dapat disebut konflik. Adanya konflik berarti menandakan keterlibatan lebih dari satu kepala dalam perancangan acara itu. Seperti yang diketahui, beberapa kepala tentu lebih baik dari satu kepala dalam merancang sesuatu. Akhirnya hal yang lebih baiklah yang akan tercapai. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">7. Kurangnya Nalar, Kritis dan Kreativitas </span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Munculnya konflik akan membuat seseorang lebih fokus pada isu-isu persoalan yang terjadi karena adanya perbedaan pendapat, seperti sudah diungkapkan di atas. Sehingga dia akan mendorong diri sendiri untuk berpikir nalar, kritis dan kreatif untuk menyelesaikan masalah yang ada. </div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">8. Kurang Mengenal Pasangan </span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
Dalam hubungan pribadi antara 2 orang, konflik dapat membuat kita mengenalnya lebih lagi. Bagaimana dia berpikir, bagaimana dia memandang sesuatu, nilai-nilai hidup yang dianutnya, keinginan-keinginan serta harapannya, dsb. Dalam konflik sepasang kekasih atau bahkan suami-istri, konflik yang mereka alami akan membuat masing-masing mengerti apa yang diinginkan oleh pasangannya. Hal ini tidak hanya dapat terjadi dalam relasi pasangan kekasih/suami-istri, tapi juga dapat terjadi dalam hubungan keluarga maupun pertemanan. Dalam hubungan keluarga maupun pertemanan, konflik dapat membuat mereka mengerti apa yang diinginkan anggota keluarganya yang lain atau teman mereka, sehingga pada akhirnya hubungan mereka bisa menjadi lebih harmonis. </div>
<br />
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">9. Hubungan Renggang</span></b><br />
<div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang kita sebut “kawan” sesungguhnya bukanlah kawan sejati jika kita tak pernah mengalami konflik dengannya. Pemikiran yang diungkapkan dengan maksud baik (nasehat), meski menimbulkan konflik, justru akan membuat hubungan semakin erat jika yang ditegur dapat menerima teguran itu sebagai wujud kasih dari si penegur. Tentunya maksud baik (teguran) juga harus disampaikan dengan cara yang baik pula (menegur).</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: center;">
||--------------------------------------------------------------||</div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Artikel ini diambil dari Renungan Harian Spirit for Woman edisi Oktober 2011, tentunya apa yang dimuat di sini sudah mengalami beberapa perubahan tanpa mengubah konten asli. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Beberapa waktu belakangan aku menghadapi konflik-konflik kecil dengan anggota kelompokku dan kebetulan pagi ini aku membuka-buka buku renungan harian yang masih tersimpan di kamarku kemudian aku menemukan artikel ini. Setelah membaca artikel ini aku jadi semakin memahami kalau konflik memang tidak bisa dihindari, kemungkinan munculnya konflik akan selalu ada, apalagi kalau kita sedang menjalin relasi dengan orang lain. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ketika konflik itu muncul, bukan lari yang sebaiknya kita lakukan melainkan menghadapinya. Dalam peranku sebagai koordinator sebuah tim, serapi dan serinci apapun rencanaku pasti yang namanya konflik bisa terjadi. Minggu demi minggu, bulan demi bulan yang kami lalui bersama, mengukir cerita tersendiri dalam hidup kami. Sekalipun kami sudah berhati-hati namun konflik tetap saja terjadi, dan ketika itu terjadi yang ada di antara kami hanyalah ketidakpuasan dan rasa sungkan/tidak enak (<i>pekewuh</i>) terhadap personel yang lain. Tapi setiap kali masa itu datang aku kembali diingatkan bahwa dengan adanya konflik itu justru hubungan kami akan menjadi semakin kuat sekaligus menambah kemampuan (<i>skill</i>) kita termasuk kekreativitasan dalam mengatasi masalah pada waktu yang terbatas. Thrilling!</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Konflik dalam kelompok (terutama kelompok kerja) itu biasa, justru kalau tidak ada konflik, relasi adem ayem saja, kita harus waspada sebab mungkin ada suatu bahaya yang mengintai kelompok kita. Entah itu kesulitan yang tak terselesaikan maupun bibit kepahitan yang mulai tumbuh, atau yang lain yang tidak kita duga sebelumnya, sehingga pada akhirnya kelompok kita akan terpecah belah. Jadi ketika membaca artikel ini dan merenungi konflik yang belakangan kami alami, aku merasa perlu untuk berbagi di sini supaya semakin banyak orang yang mau ‘bersahabat’ dengan konflik. Konflik itu baik kok, kalau kita mau menyikapinya dengan tepat.<br />
<br />
<br /></div>
</div>
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: center;">
<span style="color: #666666; font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: x-large;">"<i>Keberadaan konflik tidak bisa dihindari, kita hanya bisa meminimalkan penyebab konflik.</i>"</span></div>
</blockquote>
<br />
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-57263020525729442232013-04-08T15:21:00.002+07:002014-11-13T12:12:02.373+07:00Jogja Ku Cinta (JKC) 2013<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Baru-baru ini, 6 April 2013, telah berlangsung aksi peduli Jogja yang dilakukan oleh ratusan pemuda Kristiani yang berada di daerah Jogja dari berbagai denominasi gereja dan PMK Universitas. Aksi yang ber<span style="font-size: small;">tajuk "Jogja Ku Cinta (JKC) 2013" </span>tersebut dilakukan dengan cara memunguti sampah di sepanjang jalanan Malioboro, berdoa bersama demi perubahan positif di Jogja dan membagikan makanan ke orang-orang yang membutuhkan di sekitar lingkungan Malioboro. Pemilihan lokasi ini tak lain karena Malioboro merupakan jantung Kota Jogja.</span></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-zkpyeg1Woho/UWUMVSeJIBI/AAAAAAAABEY/tp0sQAIqa3U/w591-h393-p-o/JKC-3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="http://3.bp.blogspot.com/-zkpyeg1Woho/UWUMVSeJIBI/AAAAAAAABEY/tp0sQAIqa3U/w591-h393-p-o/JKC-3.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Dikutip dari Kedaulatan Rakyat, Jumat 5 April 2013, kegiatan ini merupakan bukti nyata mahasiswa yang berasal dari dalam dan luar Jogja yang peduli akan keamanan dan kenyamanan kota gudeg tersebut. Aksi ini seakan ingin mematahkan stigma masyarakat yang -mungkin baru muncul baru-baru ini, terkait maraknya kasus kekerasan- menganggap bahwa pendatang dari luar Jogja seakan tidak peduli dengan keamanan dan kenyamanan Jogja. Tidak semua pendatang -dalam hal ini mahasiswa- yang berasal dari luar Jogja melakukan tindakan negatif, justru masih banyak yang peduli, menjaga dan membantu mewujudkan kedamaian serta kesejahteraan Jogja.</span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br />Kegiatan ini dimulai dengan pembukaan acara di GPDI Hagios Family Sosrowijayan yang dikemas dalam bentuk -mirip- persekutuan, dimana ada puji-pujian serta doa untuk memulai kegiatan. Tak lupa pula panitia menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan peraturan dan tentunya juga ada pembagian kelompok. Pembagian kelompok ini sangat penting, mengingat banyaknya peserta yang hadir. Ketua panitia JKC, Nilam Pamularsih, menuturkan bahwa banyaknya pemuda yang tergerak untuk bergabung dalam kepanitiaan dan peserta yang melebihi perkiraan merupakan suatu bukti bahwa masih banyak anak muda yang peduli dengan Jogja. Dari ratusan peserta ternyata ada beberapa yang masih berstatus siswa sekolah menengah. Sebelum terjun ke lapangan, </span></span><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Kombes Pol Stephen M Napiun selaku </span></span><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;">Direktur Binmas Polda DIY menyampaikan sambutan guna memberi semangat peserta yang hendak memulai aksi JKC.<br /><br />Lewat pukul 15.30 satu persatu kelompok mulai berangkat. Untuk memudahkan koordinasi, peserta dibagi menjadi 4 grup dengan 5 kelompok dalam masing-masing grup, dan ada sekitar belasan orang (peserta & panitia) dalam setiap kelompok. Bermodal<span style="font-size: small;"> </span>sarung tangan dan <i>plastic bag</i>, semua orang<span style="font-size: small;"> </span>mulai memunguti sampah di sekitar jalanan Malioboro, tersebar di kiri dan kanan jalan. Setiap kelompok juga dibekali sebuah sapu untuk memudahkan pekerjaan mereka.</span></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-WqeK0_IbGFs/UWUNtzA_FTI/AAAAAAAABEk/MWtz_IlpZ8Y/w486-h393-p-o/JKC-4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="322" src="http://2.bp.blogspot.com/-WqeK0_IbGFs/UWUNtzA_FTI/AAAAAAAABEk/MWtz_IlpZ8Y/w486-h393-p-o/JKC-4.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"> <br />Peserta tidak hanya memunguti sampah yang ada di trotoar samping jalan raya saja, namun juga di sekitar pedagang kaki lima dan emperan toko. Tak hanya pujian maupun ucapan terima kasih yang mereka terima, namun ada juga yang orang yang mencibir aksi tersebut. Hal itu lumrah terjadi karena aksi JKC ini baru yang pertama kalinya diadakan, belum banyak orang yang tahu. Akan tetapi semangat peserta JKC tetap menyala, motivasi mereka yang ingin melakukan sesuatu bagi kotanya itu membuat mereka tetap bertahan. </span></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-KPckYzyJwdI/UWULtkPICTI/AAAAAAAABEQ/EJIFYa4Bzr0/w283-h421-p-o/JKC-2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="http://4.bp.blogspot.com/-KPckYzyJwdI/UWULtkPICTI/AAAAAAAABEQ/EJIFYa4Bzr0/w283-h421-p-o/JKC-2.jpg" width="268" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"> <br />Setelah selesai memunguti sampah di jalanan Malioboro, peserta JKC beralih ke Alun-alun Utara bersama-sama -per kelompok- dengan berjalan kaki. Hari sudah sore ketika mereka sampai di sana, kegiatan pun dilanjutkan ke agenda selanjutnya yaitu doa bersama untuk kota yang mereka cintai itu. Setiap kelompok berkumpul di titik tertentu, duduk bersama dan saling bercengkrama di bawah langit Jogja yang semakin menggelap. <br /><br />Acara doa bersama juga diisi dengan perkenalan anggota kelompok supaya keakraban semakin terbangun di antara peserta dan panitia, tak ketinggalan pula <i>sharing</i> dari tiap-tiap peserta mengenai acara tersebut. Dalam Grup 1 - Kelompok 3 misalnya, banyak peserta yang memuji adanya aksi semacam ini. Menurut mereka, selain ikut menjaga kebersihan kota, gerakan ini juga membuat mereka sendiri semakin peduli dengan kota Jogja, sehingga JKC tak hanya berdampak ke masyarakat namun juga ke dalam diri peserta juga. Selain itu ada pula yang menyampaikan saran untuk JKC selanjutnya supaya juga turut membersihkan daerah Alun-alun Utara dan untuk selanjutnya aksi pembersihan <span style="font-size: small;">kawasan</span> Malioboro tidak dilakukan pada jam-jam tersebut karena pada sore hari jalanan Malioboro telah dibersihkan oleh petugas. Peserta dari kelompok lain juga ada yang menuturkan kurangnya koordinasi panitia<span style="font-size: small;">, akan tetapi secara keseluruhan kegiatan ini dirasa berdampak luar biasa bagi mereka.</span><br /><br />Mendekati pukul 18.30 peserta mulai bergerak untuk membagikan makanan di sekitar kawasan Malioboro. Hujan rintik-rintik yang mulai mengguyur Jogja kala itu tak menyurutkan langkah mereka untuk terus menyusuri jalanan panjang nan dingin. Makanan yang dibagikan ada 2 macam yaitu snack (roti, air minum, makanan ringan) bagi orang-orang maupun pengunjung Malioboro dan nasi bungkus (nasi bungkus, air minum) bagi orang-orang kurang mampu. Peserta yang membagi makanan tersebut tersebar ke sekitar kawasan Malioboro. Daerah pertama, sepanjang Jl. Bhayangkara, dilanjutkan ke Jl. Joyonegaran, kemudian berakhir di Jl. Sosrowijayan sebelum akhirnya kembali ke GPDI Hagios Family. Kedua, sepanjang Jl. A. Yani dan Jl. Malioboro, kemudian kembali ke Jl. Sosrowijayan. Ketiga, sepanjang Jl. Mayor Suryotomo ke utara, lalu kembali lagi ke Jl. Sosrowijayan. Total jarak yang ditempuh peserta sejak keluar dari Jl. Sosrowijayan menuju Alun-alun Utara dan sampai di Jl. Sosrowijayan lagi kurang lebih 3 km. Bukan jarak yang terlalu jauh memang, mengingat pengunjung Malioboro biasanya sanggup maraton bolak-balik di sepanjang jalanan Malioboro untuk belanja atau sekedar cuci mata. Hanya saja kali ini peserta JKC tidak bolak-balik di Malioboro untuk berbelanja, namun untuk ‘bekerja’.</span></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"> </span></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-pVBT1sV4jOg/UWUPDsqiq4I/AAAAAAAABE0/yNmyjQz4R3s/w592-h393-p-o/JKC-5.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="265" src="http://1.bp.blogspot.com/-pVBT1sV4jOg/UWUPDsqiq4I/AAAAAAAABE0/yNmyjQz4R3s/w592-h393-p-o/JKC-5.jpg" width="400" /></a></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"> <br />Acara yang dimulai dari GPDI Hagios Family Sosrowijayan akhirnya ditutup juga di tempat tersebut. Peserta yang kembali ke GPDI Hagios Family Sosrowijayan tidak tiba secara bersamaan, ada yang sudah sampai pukul 19.30 tapi ada juga yang belum. Di akhir acara, terlihat bahwa peserta banyak berkurang. Mungkin karena terkendala kepentingan lain, ada peserta yang tidak mengikuti rangkaian acara sampai selesai. Akan tetapi peserta yang masih bertahan tetap giat melakukan aksi JKC sampai akhir.<br /><br />Aksi JKC direncanakan akan rutin diadakan setiap tahun, itu berarti kemungkinan besar akan ada lagi aksi lain dari JKC di tahun-tahun mendatang. Diharapkan JKC selanjutnya semakin baik dan kreatif, dan tentunya tidak melupakan esensi dari JKC itu sendiri. Karena biasanya acara yang rutin dilakukan pada akhirnya hanya akan berakhir sebagai rutinitas belaka. Mengenai bagaimana aksi JKC selanjutnya supaya lebih mengena ke masyarakat sekitar sekaligus peserta dan juga panitianya, itu merupakan tantangan tersendiri bagi pihak penyelenggara. Kiranya aksi-aksi seperti ini dilakukan tidak semata-mata untuk kepuasan pribadi maupun pencitraan diri, namun lebih kepada aspek pelayanan masyarakat. Dengan berakhirnya JKC 2013 bukan berarti berakhir pula kepedulian mereka, justru inilah awal perubahan positif anak muda di daerah Jogja dan perubahan kota itu sendiri.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-79136132310848360072013-04-04T22:30:00.000+07:002013-09-07T11:56:46.178+07:00Resep Praktis Brownies Kukus<div style="text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">All hail brownies kukus!! Waduh, bisa dikira sekte nih. Haha. Sudah lama sekali aku tidak berbagi resep di sini. Hari ini aku mau menulis sebuah resep yang aku coba belum lama ini, yaitu BROWNIES KUKUS! Resep ini merupakan resep modifikasi dari <a href="http://dapurumami.com/" target="_blank">Dapur Umami</a>.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> </span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://3.bp.blogspot.com/-rfKnaDkPZmM/UWUhZRx6dAI/AAAAAAAABFY/cIVYW2vO2rM/w587-h428-p-o/1st+brownies.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="291" src="http://3.bp.blogspot.com/-rfKnaDkPZmM/UWUhZRx6dAI/AAAAAAAABFY/cIVYW2vO2rM/w587-h428-p-o/1st+brownies.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span></span></div>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span></span><br />
<a name='more'></a><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> <br /><b>BAHAN: </b></span></span><br />
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">50 gr coklat bubuk (aku menggunakan merk pasaran yang mudah didapat di toko-toko) </span></span></li>
</ul>
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">150 gr tepung terigu </span></span></li>
</ul>
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">1/2 sdm soda kue (soda kue, ya…bukan baking powder atau yang lain) </span></span></li>
</ul>
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">6 btr telur </span></span></li>
</ul>
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">200 gr gula pasir </span></span></li>
</ul>
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">1/2 sdt garam </span></span></li>
</ul>
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">75 ml minyak </span></span></li>
</ul>
<ul>
<li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">sedikit margarin, untuk mengoles loyang </span></span></li>
</ul>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /><b>CARA MEMBUAT</b><b>: </b></span></span><br />
<ol>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Campurkan tepung terigu, coklat bubuk, gula pasir, soda kue dan garam, sampai benar-benar tercampur rata dan tidak ada garam menggumpal.</span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Tambahkan telur dan minyak, aduk sampai benar-benar tercampur sempurna. </span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Olesi loyang dengan margarin, sedikit saja yang penting rata. Taburi loyang dengan tepung terigu, sedikit saja tapi merata ke seluruh bagian dalam loyang. Ingat, jangan sampai ada tepung yang menumpuk terlalu banyak. </span></span></li>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Tuang adonan ke loyang, kukus hingga matang (30-40 menit), angkat, dinginkan. </span></span></li>
</ol>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> <br /><b>CATATAN:</b> </span></span><br />
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Brownies yang sudah matang bisa dihias dengan coklat putih atau meses. Kalau mau dihias dengan coklat putih, gunakan coklat masak (coklat batangan yang dilelehkan), tunggu sampai suhu brownies turun. Jangan khawatir, coklat mudah mengeras, tidak apa-apa menambahkan coklat putih sewaktu brownies sudah dingin. </span></span></li>
</ul>
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Kalau mau dihias dengan meses, tambahkan meses segera setelah brownies matang. Dengan demikian meses akan ‘menempel’ ke brownies. Jangan menambahkan meses ke atas adonan sebelum dikukus kalau mau browniesmu tampak cantik.<span style="font-size: small;"> </span>Menambahkan meses sebelum adonan dikukus akan menyebabkan bentuk brownies tidak sempurna. </span></span></li>
</ul>
<ul style="text-align: justify;">
<li><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Takaran soda kue bisa ditambah, tapi saranku jangan sampai 1 sdm penuh. Karena nanti rasa browniesnya malah seperti soda, bukan kue. Kalau buat aku sih kurang bersahabat di tenggorokan dan lambung. Tapi aku belum pernah mencoba kalau tidak menggunakan soda kue. </span></span></li>
</ul>
<ul>
<li style="text-align: justify;"><span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Karena nantinya menge<span style="font-size: small;">mbang, jangan menuang seluruh adonan dalam 1 loyang kecil. Kalau <span style="font-size: small;">yang di gambar itu aku pake <span style="font-size: small;">2 loyang<span style="font-size: small;">, masing-masing ukurannya 20<span style="font-size: small;"> x 6 x 5 cm. Setiap loyang aku isi s<span style="font-size: small;">etengah<span style="font-size: small;">nya saja.</span></span></span></span></span></span></span></span></span></li>
</ul>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> Hasil akhir brownies ini nanti menurutku seperti kue bolu (?), tapi enak kok. Hehe. Mungkin lain kali akan aku coba mengganti topping-nya dengan kacang.<span style="font-size: small;"> Terakhir, tolong pastikan dulu sebelum mengukus bahwa tak ada bahan yang menggumpal dalam adonan, karena menggumpal is not good<span style="font-size: small;"> :)</span></span></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></span></span>
<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="font-size: small;"><br /></span></span></span></span>
<i><u><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Update per Agustus 2013</span></u></i><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
Percobaan terakhir yang aku lakukan, setelah brownies matang, kupotong sedikit bagian atasnya lalu kuolesi <i>buttercream</i> dan kutaburi keju parut. And...voila!</span><br />
<span style="font-family: 'Trebuchet MS', sans-serif; text-align: start;"><br /></span>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN7xXTElWLW0Vm5_xxM2GSUkvysJp43mcvzxBiBfg6KibkssRBEOG5YHli9r7i8cILSjITwG_omWPauY3mV9t3yiK4M_l2eGot_-5iPZOcQiTBaBqYJXv3_Xq3nT99pbM37TsIQwE050o/s1600/brownies.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="227" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN7xXTElWLW0Vm5_xxM2GSUkvysJp43mcvzxBiBfg6KibkssRBEOG5YHli9r7i8cILSjITwG_omWPauY3mV9t3yiK4M_l2eGot_-5iPZOcQiTBaBqYJXv3_Xq3nT99pbM37TsIQwE050o/s400/brownies.jpg" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>maaf ya foto kurang jelas,<br />yang foto bukan aku sih...hehe :p</i></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: start;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk <i>buttercream</i>, aku cuma pakai campuran mentega putih + gula halus yang dikocok, jadi rasanya nggak seenak roti-roti yang kita beli di luar. <i>But thanks to those cheese!</i> Berkat adanya keju, kekurangan <i>buttercream</i> bisa tertutupi.</span></div>
</div>
<span style="font-family: Helvetica Neue, Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"></span></div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-18562478508608213092013-01-17T00:30:00.000+07:002013-01-17T17:40:34.177+07:00A Fan of Brad Pitt...Me? Yes [part 2]<a href="http://alfaycn.blogspot.com/2013/01/fan-of-brad-pitt.html" target="_blank">[Part 1]</a><br />
<br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>JA</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-justify:inter-ideograph;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal">
<b>4. Curious Case of Benjamin Button</b> (rilis tahun 2008)</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjLVz6726BV-zAxy46Ww7xa6eSW1Z7xfWlusa5IVkUcI1LZlpjYPSVrsrtWvxd1DQVxDFiVDecHshzvMbTMckqFd1LS_labHn6cQD4Wa-y258PMAcqpjIZdUVChH3aJ8LgdaN6ReiN1R8/s512/The-Curious-Case-of-Benjamin-Button-For-Your-Consideration.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjLVz6726BV-zAxy46Ww7xa6eSW1Z7xfWlusa5IVkUcI1LZlpjYPSVrsrtWvxd1DQVxDFiVDecHshzvMbTMckqFd1LS_labHn6cQD4Wa-y258PMAcqpjIZdUVChH3aJ8LgdaN6ReiN1R8/s400/The-Curious-Case-of-Benjamin-Button-For-Your-Consideration.png" width="307" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setelah beberapa waktu lamanya tak melihatnya bermain film,
di film ini sepertinya aku jatuh cinta lagi padanya…</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Film ini rada aneh karena mungkin termasuk tipe fantasi. Ya
iyalah, bagaimana bisa siklus hidup manusia terbalik, tua dulu baru muda
kemudian. Maksudku, it’s weird…Tapi Brad Pitt lagi-lagi berhasil mencuri
perhatianku. Meski aku tak begitu bisa menerima ceritanya, namun pada akhirnya
toh aku larut juga dalam emosi film tersebut. Apa karena aku lihatnya
malam-malam makanya terpengaruh situasinya yang sepi ya?</div>
<div class="MsoNormal">
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br />
Adegan berawal dari seorang perempuan bernama Caroline yang
membacakan sebuah buku harian dari seseorang bernama Benjamin Button, untuk
ibunya yang sedang sekarat di rumah sakit. Penonton kemudian dibawa flashback ke
masa-masa Perang Dunia, saat Benjamin lahir. Ibunya meninggal saat
melahirkannya, dia berpesan pada suaminya untuk merawat bayi yang baru saja
dilahirkannya, namun suaminya lebih memilih untuk ‘membuangnya’ begitu melihat
fisiknya yang buruk rupa. Bayi itu mempunyai kulit yang berkerut seperti orang
tua meski dia baru lahir. Ayahnya meninggalkannya di depan rumah Panti Jompo. Pasangan
suami-istri yang mengurus tempat itu, yang belum dikaruniai anak, tergerak oleh
belas kasihan dan kemudian merawat bayi tersebut seperti anak mereka sendiri walau
dia terlahir buruk rupa. Mereka menamainya Benjamin. Benjamin tumbuh seperti
orang tua, keriput, tidak bisa berjalan, dan mempunyai penglihatan yang buruk
sehingga sehari-harinya dia harus menggunakan kacamata. Tapi pemikirannya
tetaplah seperti anak kecil.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Beberapa tahun kemudian dia bertemu dengan ibu Caroline,
Daisy. Saat itu mereka masih anak-anak. Benjamin langsung jatuh hati begitu
melihatnya. Semakin lama semakin bertambah umurnya, fisik dan kesehatannya
semakin membaik, berkebalikan dengan orang lain. Suatu ketika setelah cukup
dewasa dia memutuskan untuk ikut melaut, dia belajar banyak tentang kehidupan
selama bekerja di kapal itu. Nasib pun mempertemukannya dengan seorang wanita
yang sudah bersuami, yang dia temui di hotel. Mereka kemudian jatuh cinta dan dengan
diam-diam menjalin asmara, asmara yang hanya bisa mereka akui pada malam hari
dimana semua orang sedang terlelap. Tapi itu tak bertahan lama, wanita itu pun pergi
bersama suaminya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Setelah kapten kapalnya meninggal akibat serangan kapal
perang saat Perang Dunia II (itu lho, tak lama setelah Pearl Harbour dibom),
Benjamin memilih untuk pulang. Benjamin yang sekarang tampak lebih muda dan
sehat, seperti laki-laki pada usia 30-an. Tak lama setelah kepulangannya, dia
bertemu dengan Daisy (diperankan oleh Cate Blanchett) yang kini sudah dewasa.
Awalnya Daisy terlihat menyukainya, lalu Benjamin ‘menolaknya’, lalu Benjamin
mendatangi Daisy tapi Daisy tampaknya sudah benar-benar tenggelam dalam
dunianya, lalu Benjamin meninggalkannya, lalu sebuah kabar yang mengejutkan
datang dari teman Daisy…Daisy tertabrak mobil dan kakinya patah, dia divonis
tak akan bisa lagi menari. Pupuslah impian Daisy sebagai penari. Walau Daisy
menolak kehadiran Benjamin, tapi Benjamin tetap memperhatikannya…dari jauh.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
(Ambil napas dulu…huufftt.)</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Singkat cerita, Daisy ‘kembali’ pada Benjamin dan mereka
hidup bersama. Oh ya, sebelum itu Benjamin sudah bertemu dengan ayah
kandungannya, Mr. Button. Dari situlah akhirnya namanya menjadi Benjamin
Button. Kemudian, kembali pada Benjamin & Daisy, hidup mereka bahagia
sampai Daisy memberitahunya kalau dia hamil. Ketakutan terbesar Benjamin pun
muncul, bagaimana kalau anaknya nanti terlahir seperti dia? Ternyata tidak,
anaknya terlahir normal. Namun keraguannya sekarang adalah, bagaimana dia bisa
berperan sebagai ayah & kepala keluarga kalau fisiknya semakin lama justru
semakin mengecil? Daisy tak mungkin mengurus seorang bocah laki-laki sebagai
suaminya kan? (Pas bagian ini memang kelihatan Daisy sudah menua, sudah muncul
keriput di wajahnya, namun Benjamin semakin muda, malah terlihat seperti pemuda
usia 20-an). Akhirnya Benjamin memutuskan meninggalkan keluarganya. Dia
meninggalkan tabungan dan rumah untuk Daisy & anaknya, Caroline, dan dia
pun pergi tanpa membawa apapun, hanya motor yang dikendarainya saja.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bertahun-tahun berlalu, kini Daisy sudah menikah dengan
laki-laki lain, Caroline pun sudah beranjak remaja. Suatu sore seorang pemuda
datang ke rumahnya, dia adalah Benjamin. Benjamin terlihat hanya berbeda
beberapa tahun lebih tua dari Caroline, seperti masih berusia belasan tahun
meski usianya lebih tua dari Daisy. Sejak pertemuan itu, dia dan Daisy sempat
bertemu sekali. Setelah itu mereka tak pernah bertemu lagi dan baru bertemu
lagi saat Benjamin terlihat dalam fisik anak-anak, namun dengan penyakit orang
tua…demensia (pikun). Saat itu dia sudah tak ingat pada Daisy, namun Daisy
masih mencintainya. Daisy juga sengaja pindah ke rumah Benjamin yang dulu
(panti jompo) untuk merawatnya. Tahun lepas tahun Daisy semakin menua sedangkan
Benjamin semakin mengecil, Benjamin yang semakin lama tak bisa bicara tetap
terawat dengan baik di bawah pengawasan Daisy. Dan Benjamin pun menghembuskan
napas terakhirnya dalam wujud seorang bayi dalam pangkuan Daisy. Aku ingat,
waktu itu Daisy bilang “Saat dia menatapku, aku tahu kalau dia mengingatku.”
Dan setelah Caroline selesai bercerita, Daisy pun meninggal di atas ranjangnya setelah
mengucapkan kalimat perpisahan “Goodnight, Benjamin.”</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Banyak bagian yang tidak kuceritakan di sini, karena akan
terlalu melelahkan kalau aku menuliskannya semua. Hehe. Buat yang penasaran
mending nonton aja langsung. (Ini sebenarnya aku speechless habis nonton film
ini, makanya nggak banyak komentarnya kan? Haha. Aduh, aku lebay lagi.)</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>5. Se7en</b> (rilis tahun 1995)</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjljOmxH14neNsYXlCX5UaXvV-RUPM4fXpc5sq71QcJvVhcgfxdq5HQRef6F9JtzXGrzgjrTUwUqXqpBihXPDS40zvdgDAJ81gHBWljNJ9wkxdX3sG46Oer4HUIUAfq8RhXgQQJgvFPQL0/s512/se7en.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjljOmxH14neNsYXlCX5UaXvV-RUPM4fXpc5sq71QcJvVhcgfxdq5HQRef6F9JtzXGrzgjrTUwUqXqpBihXPDS40zvdgDAJ81gHBWljNJ9wkxdX3sG46Oer4HUIUAfq8RhXgQQJgvFPQL0/s400/se7en.jpg" width="275" /></a></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ini film Brad Pitt yang belum lama aku tonton. Kalau yang
ini aku tonton, murni karena tertarik pada temanya: 7 Deadly Sins.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam film yang juga dibintangi oleh Morgan Freeman dan
Gwineth Paltrow ini, Brad Pitt terlihat masih sangat muda. Haha. Ya ampun beda
banget deh penampakannya sama yang di Troy ataupun Mrs. Smith. Masih hijau dia *LoL</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Di sini dia berperan sebagai detektif yang menyelidiki kasus
pembunuhan yang berhubungan dengan 7 Deadly Sins. Apa sih 7 Deadly Sins itu? 7
Deadly Sins itu antara lain: Glutony (Rakus), Greed (Tamak/serakah), Lust
(Nafsu), Wrath (Kemarahan), Envy (Iri), Pride (Sombong), dan Sloth (Malas).
Jadi katanya ketujuh hal itu adalah dosa manusia yang mematikan, aku kurang
tahu dari mana asal-usul teorinya. Mengenai gambaran masing-masing ‘dosa’
tersebut, kunjungi link <a href="http://gagasmedia.net/artikel/1234.html" target="_blank">ini</a> dan <a href="http://gagasmedia.net/artikel/1233.html" target="_blank">ini</a>.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Brad Pitt yang berperan sebagai David, bekerja sama dengan
William (Morgan Freeman) untuk mengungkap kasus pembunuhan yang saling
berhubungan yang dilakukan oleh satu orang yang sama, dimana dia melakukannya
berdasar ‘ajaran Tuhan’. Untuk membuat orang lain sadar, untuk membuat orang
lain mendengarkannya, dia membunuh orang-orang yang mewakili masing-masing
‘dosa’, dengan cara sadis. Sumpah sadis! Nggak manusiawi deh pokoknya. Mana ada
pembunuh yang ‘memelihara’ korbannya selama 1 tahun supaya bisa mati tersiksa
pelan-pelan? Eerrr…Terus tiap bulan tuh uang sewa rumah si korban dibayarin
pelakunya, tepat waktu. Gila, niat amat. Terus tangan korban dipotong untuk
dimanfaatkan sidik jarinya, sementara korban dibiarkan hidup, jadi cuma
tangannya doang yang diambil! Parah! Itu baru ngenesnya nasib 1 korban, belum
korban-korban yang lain.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Yang paling ngenes adalah nasib David sendiri. Di akhir
cerita, dia dan William yang saat itu juga sedang bersama pelaku, mendapatkan
paket kiriman yang dikirim oleh pelaku sendiri. Paket itu berisi potongan tubuh
istrinya David, yaitu ke**** (maaf disensor, soalnya kalau dibaca kok terlalu
sadis ya). Jadi 2 korban terakhir yang dibicarakan pelaku sebenarnya adalah
David dan dia sendiri. David mewakili wrath (si David ini memang pemarah)
sedangkan dia mewakili envy. Pelaku mengaku kalau dia iri terhadap kehidupan
normal David. Istri dan anak yang dikandungnya menjadi korban kegilaan pelaku.
Dan ironisnya, David tak tahu kalau istrinya sedang hamil. David yang kalut
tentu saja memilih menembak mati pelaku. Dia pun diamankan polisi dan…cerita
selesai.</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<div style="text-align: center;">
|| -------------------------------------------------------- ||</div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Intinya, aku lebih banyak bercerita tentang film. Ya mau
gimana lagi, filmnya oke sih buat diomongin. Terlepas dari fakta kalau aku ini
menyukai Brad Pitt, kelima film tersebut semuanya bagus, setidaknya bukan film
dengan ide cerita ecek-ecek. Namun yang paling favorit buatku adalah Benjamin
Button itu tadi. Maknanya dalam. Kalau kalian ada yang sudah pernah nonton dan
mencerna baik-baik, makna film itu tak sebatas cerita romannya saja. Melalui
ceritanya, kita diajak untuk mengingat baik-baik mengenai pertemuan dan
perpisahan dengan orang lain. Kadang kita masih terikat emosi dengan seseorang
ketika dia pergi meninggalkan kita, entah itu karena kita yang harus pergi, dia
yang pergi, atau karena kita dipisahkan oleh kematian. Kita juga diajak untuk
mengingat lagi, meski kita tak ingin pergi meninggalkannya namun terkadang
keputusan seperti itu harus diambil supaya kehidupan kita masing-masing bisa
berubah menjadi lebih baik.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Film-film Brad Pitt masih banyak yang lain, tapi baru 5 film
tersebut yang aku tonton. Dan sebenarnya kalau dicermati, tiap film mempunyai
pesannya masing-masing, sekalipun itu film komedi. Memangnya pesan apa yang
bisa dimuat dalam film komedi? Mungkin saja pesan: Tertawalah Sebelum Tertawa
Itu Dilarang. Haha. Demikianlah saudara-saudara curhatan labil saya. Sekian dan
terima kasih. Cao!</div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4920857760008287578.post-22798368697108407862013-01-16T23:30:00.000+07:002013-01-17T17:41:04.991+07:00A Fan of Brad Pitt...Me? Yes<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>JA</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
text-align:justify;
text-justify:inter-ideograph;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dari judulnya saja sudah bisa ditebak kalau topik bahasan
yang aku angkat kali ini adalah mengenai aktor luar negeri: Brad Pitt. Oh My…!
Siapa sih yang nggak kenal Brad Pitt?? Ababil-ababil juga pada kenal. Haha. Oke,
aku lebay. Tadinya aku hanya ingin membahas tentang salah satu filmnya yang
berjudul “Curious Case of Benjamin Button”, tapi kemudian aku menonton film
yang lain dan setelah itu aku tergugah untuk membahas tentang yang lain juga.
Oh yeaah!!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Kalau kalian pikir aku akan memajang fotonya di bagian
ini…kalian salah! Salah besar. Memang benar aku menyukainya, tapi mengumpulkan
foto/gambar artis yang aku suka itu bukan tipeku. No, no. Dan lagipula, kita
semua sudah hapal dengan wajahnya…dan wajah artis lain seperti Tom Cruise, dan
Leonardo DiCaprio (bener nggak ya nulisnya?), dan Angelina Jolie, dan Keanu
Reeves, dan teman-temannya seperjuangan di Hollywood. Jadi mengunggah fotonya di
sini adalah hal yang kurang berguna, ehem, tidak berguna lebih tepatnya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Brad Pitt, ouw maaf maksudku OM Brad Pitt, lahir di Oklahoma
pada tanggal<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>16 Desember 1963 (buseet…tua
amat ya? Nggak salah nih info? Kalau gini sih pantesnya dipanggil pakdhe. Haha.
Tapi biarlah, pura-pura nggak tau aja lah aku). Awal mula aku mengenal
namanya saat dia (maaf ya om, aku panggil dengan sebutan ‘dia’ aja biar nggak
keki) masih berstatus suami Jennifer Aniston. Aku tidak hapal kapan pastinya
waktu itu, namun aku menyukai Tom Cruise lebih dulu ketimbang dirinya. Namun
belakangan aku menyadari kalau dia lebih menarik dibanding Tom Cruise (yah, Tom
Cruise membosankan memang…hihihi…sorry), dan aku pun perlahan tapi pasti
beranjak meninggalkan Tom Cruise untuk menjadi fangirl of Brad Pitt. Yuhhuuu~
Oh maaf, aku lupa diri lagi.</div>
<div class="MsoNormal">
<br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Oke, ini saatnya kita mengupas tentang film-filmnya. Aku
akan berusaha mengingat-ingat dari yang paling awal aku tonton. Ini dia:</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>1. Interview With The Vampire </b>(rilis tahun 1994)</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZS0R8Jv6cuFceWSLZP3PhnUTDwSuh0Z4j8c5nxPvJOomFhI8LD8pDCqE_l4slPLrIiBh7VnGZtGSmEScXhYgEGgoCfZ1gi95K-Uc0DMiIrr7t9XHZJx0E4ubvAAKbXmhOHC2KM9OEFGA/s512/interview%2520with.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZS0R8Jv6cuFceWSLZP3PhnUTDwSuh0Z4j8c5nxPvJOomFhI8LD8pDCqE_l4slPLrIiBh7VnGZtGSmEScXhYgEGgoCfZ1gi95K-Uc0DMiIrr7t9XHZJx0E4ubvAAKbXmhOHC2KM9OEFGA/s400/interview%2520with.jpeg" width="262" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Film yang menceritakan tentang perjalanan hidup (?) seorang
vampire ini mengambil setting pada abad pertengahan dan dibintangi oleh aktor
dan aktris yang tentunya sudah kita kenal semuanya, yaitu Tom Cruise, Brad Pitt
dan Kirsten Dunst. Siapa? Kirsten Dunst? Kayak pernah dengar…Yak, dia adalah
pemeran Mary Jane (MJ) dalam film Spiderman, bersama Tobey Mcguire. Di film itu
dia masih teenager, masih kayak anak SMP…atau malah kayak anak SD?</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kembali ke film. </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam film tersebut diceritakan mengenai Louis (Brad Pitt) yang
diubah menjadi vampire oleh Lestat (Tom Cruise), dan kemudian mereka bertemu
dengan Claudia (Kirsten Dunst) yang masih kecil. Saat itu dia sekarat dan terpaksa
diselamatkan dengan menjadikannya vampire (kalau nggak salah sih begitu
ceritanya), kemudian mereka bertiga hidup bersama. Konflik selanjutnya yang
timbul adalah bagaimana pikiran Claudia berkembang di dalam fisiknya yang
kecil. Diapun lama-lama merasa tertarik pada Louis dan sepertinya Louis juga
merasakan hal yang sama. Uuggh…bagian ini membuatku merasa iri dengannya.
Kenapa? Karena waktu itu aku merasa tokoh Louis keren, dan aku suka dengannya,
dan aku berandai-andai seumpama aku yang ada di posisi Claudia. Norak. Haha.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Namun hal itu tak bisa memberi kebahagiaan dalam diri
Claudia (koreksi kalau aku salah). Dia mulai bertanya-tanya, apakah aku bisa
jadi secantik gadis itu? Kenapa tubuhku tak bisa tumbuh? Setiap kali aku
memotong rambutku, mereka akan tumbuh lagi dan memanjang seperti semula.
Kenapa? Aku tak mau seperti ini…Pikiran itu menyiksanya dan akhirnya membuatnya
menyingkirkan Lestat.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Singkat cerita, kehidupan Claudia sebagai vampire pun
berakhir. Sedangkan Lestat dan Louis, errr…aku lupa bagaimana akhir hidupnya.
Namun yang pasti, Louis tetap hidup dan kemudian pada abad ke-21 (awal tahun
2000-an) dia menceritakan kisah hidupnya pada seorang reporter.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku tidak tahu kenapa film ini bisa sukses mengadul-aduk
perasaanku. Mungkin karena waktu itu aku masih remaja, jadi masih sangat labil.
Film ini aku tonton di sebuah televisi swasta yang tadinya tidak aku ketahui
judulnya, dan itu sangat membuatku frustasi. Jaman itu aku belum kenal
internet, teknologi belum semaju sekarang dimana telepon-telepon genggam ala
kadarnya bisa dibeli dengan harga kurang dari 200 ribu. Jadi aku hanya bisa
mengandalkan koran! Ya, koran. Melalui koran hari kemarin aku melihat jadwal
acara dan voila! Aku menemukan judul film itu terpampang jelas di sana (meski
awalnya aku ragu apa itu benar-benar judul filmnya). Dan film ini lah yang
membuatku mengetahui kalau ada ada daerah di belahan dunia sana, yang bernama
New Orleans. Serius. Sekarang kalau aku dengar kata ‘New Orleans’ pasti jadi
keinget film itu.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>2. Mr. & Mrs. Smith</b> (rilis tahun 2005)</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMB002wr27pWSFfOQd9692Kg8SuoaFudfBwymHqOTcDarVZkVzhN6jKY-gdjV9cEodKMuWH7118nV4w1McSvLn5wmsxCWcSIyZ_YW1n68kANdAn3pk2IMowa8KFNwlRNN_XPPhFyZlyjQ/s512/mr_and_mrs_smith_12_18.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMB002wr27pWSFfOQd9692Kg8SuoaFudfBwymHqOTcDarVZkVzhN6jKY-gdjV9cEodKMuWH7118nV4w1McSvLn5wmsxCWcSIyZ_YW1n68kANdAn3pk2IMowa8KFNwlRNN_XPPhFyZlyjQ/s400/mr_and_mrs_smith_12_18.jpg" width="257" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku tertarik untuk menonton film ini karena: 1. Ber-genre
action, 2. Pemainnya adalah Brad Pitt. Sudah bisa ditebak. Haha.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Oh ya, apakah aku sudah bilang betapa irinya aku dengan
Jennifer Aniston sewaktu mengetahui kalau dia adalah istri Brad Pitt?? Oke,
mulai ngelantur. Abaikan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Bagiku, film ini tak meninggalkan kesan mendalam seperti
‘Interview With The Vampire’. Jadi tak banyak yang bisa aku ceritakan. Tapi
sepertinya tidak demikian dengan Brad Pitt sendiri, karena sepertinya gara-gara
syuting bareng Angelina di film ini mereka pun memutuskan untuk hidup bersama
sampai saat ini. Agak tidak enak sih mendengar berita ‘perpisahan’ artis
favoritmu dengan pasangannya (maksudku si tante Jennifer), tapi karena aku tak
masalah dengan Angelina (tak masalah ≠ suka) dan sepertinya toh dia adem ayem
aja (adem ayem = bahagia) maka aku pun fine-fine aja. Wish the best lah ya…</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
1 kesanku terhadap film ini: Brad Pitt tetap terlihat
mengesankan(ku). </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
<b>3. Troy</b> (rilis tahun 2004)</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9kjV89nw0ZcHQouPLX1zMkvoh9va-Ihjfs5PYOpkM-eps8TqFyoCUfnJ3Gc9wC4Kx8hAJ9xyu0_MtqFhVzCAFnyPwTrbMSNbpKLV3_A3Fzs-_6KfxVpJJoZVUc56Y26D6kCIgcLO61_s/s512/Troy%2520%25282004%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9kjV89nw0ZcHQouPLX1zMkvoh9va-Ihjfs5PYOpkM-eps8TqFyoCUfnJ3Gc9wC4Kx8hAJ9xyu0_MtqFhVzCAFnyPwTrbMSNbpKLV3_A3Fzs-_6KfxVpJJoZVUc56Y26D6kCIgcLO61_s/s400/Troy%2520%25282004%2529.jpg" width="270" /></a></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal">
Aku lupa yang lebih dulu aku lihat Mr & Mrs. Smith atau
film ini ya? </div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Secara garis besar, film ini menceritakan perang antara Yunani
dan Troy yang sebenarnya itu HANYA disebabkan oleh perebutan seorang wanita! (Baiklah,
kalau wanita itu adalah wanitanya raja mungkin tidak sekedar ‘hanya’ ya.) Dan
film ini menyoroti peristiwa dari sudut pandang salah seorang pejuangnya yang
bernama Achilles, seseorang yang sangat terampil dalam hal peperangan.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Niat awalnya sih aku mau lihat aksi Orlando Bloom, berhubung
sebelumnya aku mengidolakannya di trilogi The Lord Of The Ring. Namun ternyata
kesan yang aku dapat di TLOTR itu sebagian besar karena pengaruh make up, dan
lagipula aku kurang suka dengan tokoh yang dia perankan di film Troy
ini…semacam pengecut yang suka berlindung di bawah ketiak orang tuanya.Bah.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Kali ini perhatianku tetap tertuju pada pemeran utama: Brad
Pitt.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Aku kira tokoh Achilles itu hanya ngurusi perang aja, tapi
ternyata aku salah. Dia memang sosok pemimpin hebat di kelompoknya yang juga
bersifat arogan, namun juga punya sisi manusiawi sebagai seorang anak, seorang
saudara, dan seorang laki-laki. Aw aw aw…can’t believe it i said this!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebagai seorang anak, dia sangat menyayangi ibunya. Ini
terlihat di awal cerita dimana dia menunjukkan perhatiannya pada sang ibu.
Waktu itu ibunya memberi wejangan padanya saat dia hendak menerima tawaran
untuk ikut berperang, kalau nggak salah begini intinya: Kalau kau tetap
tinggal, kau tidak akan dikenal namun akan tetap hidup; kalau kau pergi,
mungkin kau akan dikenang selamanya namun tak tahu apakah kau bisa kembali.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebagai seorang saudara, dia sangat perhatian pada sepupunya
yang masih muda. Saat sepupunya meninggal terbunuh, dia sangat terpukul dan ingin
menuntut balas. Namun bukan dengan cara seperti pencuri yang datang diam-diam
tengah malam ketika semua orang sedang lengah, melainkan menantang duel secara
terang-terangan, satu lawan satu. Inilah alasan lain kenapa aku nggak bosan
meski sudah 3 kali menontonnya: fair. Sewaktu perang, mereka masih menggunakan
aturan-aturan seperti: perang hanya saat siang (meski akhirnya bangsa Troy
dibodohi), tidak menyerang saat pihak lawan sedang berkabung, tidak menyerang
pihak lawan yang datang ke markas jika mereka tak mengajak perang, dll. Aku
nggak tahu, akunya yang norak atau memang banyak yang suka dengan sistem
seperti ini? Tapi kalau dipikir-pikir, mungkin itu sistem perang yang kolot.
Ah, ngomong aja nggak suka perang.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sebagai seorang laki-laki, dia adalah orang yang gentle
(tolong! aku sesak napas!). Meski Briseis adalah wanita tawanan dari bangsa Troy
tapi Achilles tetap memperlakukannya dengan hormat selayaknya manusia biasa,
atau setidaknya sebagai tawanan yang masih punya hak, atau karena Achilles
mulai jatuh hati padanya. DENG!</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Selain hal-hal yang aku ungkapkan di atas, sikap (atau
sifat? atau karakter?) dari tokoh Achilles yang aku suka adalah pemikirannya
yang logis & rasional. Ditambah lagi, dia bukan tipe orang yang suka
diperintah. Eeuuh…bad-boy~</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<a href="http://alfaycn.blogspot.com/2013/01/fan-of-brad-pitt-2.html" target="_blank">[Part 2]</a></div>
alfahttp://www.blogger.com/profile/18291033988211178925noreply@blogger.com0