Saturday, September 15, 2012

BIPOLAR DISORDER

Pada posting kali ini aku akan menulis mengenai sebuah penyakit mental yang disebut ‘bipolar’. Yup, bipolar disorder. Beberapa waktu yang lalu aku teringat dengan penyakit bipolar dan, somehow, merasa sangat tertarik untuk mengetahuinya lebih banyak. Have you ever heard about it?
 
Bipolar disorder adalah suatu penyakit mental (bener nggak sih ini aku nyebutnya?), dimana si penderita mengalami perubahan mood (suasana hati) yang fluktuatif; naik-turun dari bersemangat menjadi depresi, dan sebaliknya.
  
taken from bipolar.about.com
  
Oh, begitu doang? Terus kenapa?
   
Well, untuk orang yang tidak mengalaminya mungkin kedengarannya cuma sebuah omong kosong atau malah terlihat seperti penyakit alien yang sangat aneh. Tapi untuk orang yang mengalaminya, masa-masa ketika dia mengalami suasana hati yang berubah-ubah itu adalah masa-masa yang sangat berat, karena dia harus ‘melawan’ dirinya sendiri. Ketika berada dalam keadaan mania (hiperaktif, sangat bersemangat) penderita akan merasa otaknya ‘berpikir’ sangat cepat, banyak pikiran yang berlalu-lalang dalam otaknya sampai dia sulit untuk berkonsentrasi. Dan ketika berada dalam keadaan depresi, dia akan merasa sangat down sampai-sampai merasa sangat sulit melakukan aktivitasnya karena pengaruh mood-nya itu. Dalam keadaan yang akut, ketika berada dalam fase depresi, sebagian besar penderita memiliki kecenderungan berpikir untuk mati dan beberapa si antaranya bahkan merealisasikan pikirannya itu.
  
Kondisi yang berubah-ubah dari bersemangat menjadi depresi lalu bersemangat dan depresi lagi seperti ini membuat penderita merasa lelah…itulah mengapa orang yang mengalami bipolar disorder disebut ‘penderita’, karena mereka merasa ‘menderita’. Jadi cukuplah penderitaan itu karena penyakit mereka, jangan ditambahi dengan menjauhi mereka karena itu akan membuat mereka lebih down. Mereka justru sangat membutuhkan dukungan untuk bisa melalui apa yang mereka alami. (Ya, aku tahu rasanya ketika orang-orang melihatmu aneh karena apa yang ada dalam dirimu, yang bahkan itu bukan karena keinginan atau kesalahanmu…that’s really unfair)
 
Penyakit bipolar memang tidak dapat menular seperti penyakit flu, tapi itu bisa menurun. Seperti yang tertulis pada sebuah artikel dalam majalah nirmala (dan banyak artikel lain), seorang penderita bipolar mempunyai kemungkinan lebih tinggi mempunyai anak/keturunan yang bipolar dari pada orang yang sama sekali tidak menderita bipolar. Meski demikian, bipolar tidak hanya dapat diturunkan secara genetik namun juga dapat dipicu karena lingkungan atau masa lalu yang tidak menyenangkan.

  
Berarti orang yang moody itu juga mengidap bipolar? 
  
Belum tentu. Orang yang moody tidak mengalami kondisi separah bipolar, kondisi bipolar itu perubahannya lebih dramatis, meski memang orang yang moody ada kecenderungan ke arah bipolar. Untuk memastikannya, kita perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis kejiwaan. Jangan malu untuk melakukannya hanya karena stigma masyarakat yang mencemooh orang yang mengunjungi dokter jiwa adalah orang gila yang patut dihindari. Be yourself lah, mereka kan tidak mengalami apa yang kau alami, jadi wajar kalau mereka tidak merasakan ‘siksaan’ itu.
 
Di internet sudah banyak tes online mengenai bipolar disorder, ketik saja keyword ‘tes online bipolar’ di google dan pasti akan muncul berbagai situs yang menyediakan tes tersebut secara online. Tes online ini bukan satu-satunya jaminan, hanya membantumu untuk mengenali kecenderunganmu saja, pada akhirnya kita tetap harus berkonsultasi ke dokter. Namun untuk kalian yang sangat penasaran, cukup menjawab rasa penasaran kok. Hehe.

  
Emang itu penyebabnya apa sih?
 
Secara medis, disebutkan dalam artikel di atas bahwa:
 
Penderita bipolar memiliki 30% lebih banyak sel yang mengirimkan sinyal ke otak, dari pada otak orang yang normal. Penelitian ini kemudian mengasumsikan bahwa sel-sel pengirim sinyal yang terlalu banyak ini mungkin menyebabkan stimulasi yang terlalu berlebihan di otak, yang kemudian memunculkan gejala gangguan bipolar.
 
Kalau dilogika memang masuk akal sih, secara, otak adalah ‘kantor pusatnya’ pikiran manusia.
 
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim pimpinan Jon Zubieta, MD dari University of Michigan menemukan bahwa otak orang yang mengalami gangguan bipolar memiliki sejumlah sel yang memproduksi dopamin, serotonin, dan norepinephrin dalam jumlah besar. Sel-sel ini terkonsentrasi pada bagian tertentu di otak, dan terus aktif, bahkan ketika penderita bipolar sedang beristirahat.

 
Wah, kompleks juga ya ternyata…tapi aku belum pernah mendengar tentang penyakit ini sebelumnya, penyakit langka ya? 
  
Penyakit langka? Entahlah, aku kurang tahu. Tapi dari beberapa sumber yang aku baca, selebritis dan musisi/pekerja seni dari luar Indonesia sebenarnya banyak yang menderita penyakit ini. Coba cari saja di google, dan kamu akan menemukan nama-nama seperti:
  
Kalau di indonesia sendiri sepertinya masih dianggap tabu sehingga aku sangat sulit mencari informasi mengenai komunitas-komunitas penderita bipolar (bukankah akan lebih mudah untuk berbagi dengan sesama penderita bipolar maupun dengan orang lain yang membutuhkan info-info seputar penyakit tersebut jika ada wadah komunitasnya?). Namun, ada juga beberapa orang yang dengan sukarela berbagi pengalamannya di dunia maya. Kalian bisa cek di blog ini:

   
Berita baiknya, penderita bipolar cenderung punya kreatifitas tinggi (baca artikel ini). Horraayy!! (dalam keadaan seperti ini entah seharusnya senang atau prihatin...hhfftt)

  
Artikel lain mengenai bipolar disorder dapat dibaca juga pada situs-situs berikut ini:
  
     
       
       
        




ffyuhh...banyak juga ya setelah ditulis,
padahal rencananya cuma mau nulis sedikit aja...haha 

12 comments:

  1. wah alu udah 2 tahun lebih menghadapi hidup dengan bipolar meskipun alhamdulillah keluhanku tidak seberat saat masa-masa awal aku didiagnosa bipolar disorder. tapi untuk catatan, bagi kami yang hidup dengan sakit ini,, suliiit, suliit, sangat sulit, berrat bgt. tapi aku harus terima ini sebagai takdir dari-Nya. aku gak mau, tapi harus ikhlas, berRRat banget tp aku harus sabar.

    ReplyDelete
  2. wah aku udah 2 tahun lebih menghadapi hidup dengan bipolar meskipun alhamdulillah keluhanku tidak seberat saat masa-masa awal aku didiagnosa bipolar disorder. tapi untuk catatan, bagi kami yang hidup dengan sakit ini,, suliiit, suliit, sangat suliiiiiiit, berrat beRrat bgt. tapi aku harus terima ini sebagai takdir dari-Nya. aku gak mau kaya gini, tapi harus ikhlas, berRRat banget tp aku harus sabar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin aku termasuk orang awam di sini, karena cuma bisa support lewat kata-kata: semoga kamu tetap sabar & diberi kekuatan oleh-Nya untuk menghadapi ini semua,
      be strong :)

      Delete
  3. bukan hanya seperti yang tergambarkan saja kesulitan kami...bkn hanya moody yg drastis aja, tapi kalo dianalogikan dengan penyakit fisik yang terasa sakitnya...dlm bipolar juga aku suka kesakitan, tapi kalo mereka yang gak tau gak akan paham atau bahkan kettika kita cerita hanya akan berkomentar yang gtlah...ya wajar mereka kan awam. bnyk kesakitan lain yang kami mngqn rasa. tp bs aja keluhan aku sm tmn2 odb yg lain beda.

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf sebelumnya, aku mau tanya, sakit seperti apa yang kamu rasakan? semacam sakit seperti habis patah hati gitu? yang rasanya nyesek banget?

      Delete
  4. Aku perna baca buku ttg bipolar ini, ditulis oleh ibu muda dari jogja yg menderita bipolar juga. Duch apa yaaa judulnya ??? Bener2 menyentuh dan kasihan banget ;-(

    ReplyDelete
  5. well I am. untungnya pas percobaan bunuh diri yg keempat kali langsung buru2 ditangani psikiater.

    biasanya saking stresnya karena mikir
    terus jadi disertai sakit kepala harian. harus minum obat2 penstabil emosi dan obat tidur juga.

    kasian orang2 disekitar sih kadang gw ceria bgt, kadang hilang, kadang teriak sakit kepala sendiri. hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ya, kayaknya beban terberat penderita bipolar adalah ketika memikirkan orang lain..apakah mereka terbebani dengan sikap kita/tidak

      Delete
    2. Ibu dan 2 adek saya menderita gangguan bipolar (menurut keterangan dokter) dan sesuai artikel yang saya baca, di daerah saya tinggal sulit mecari orang atau komunitas yang bisa di ajak sharing tentang beratnya beban atas cobaan penyakit ini. tapi tak ada gunanya mengeluh, meski dalam ilmu kedokteran penyakit ini disebutkan tak dapat disembuhkan (hanya bisa dikendalikan dengan obat kimia-yang bagi kami sangat mahal), tapi aku yakin dan selalu meyakinkan ibu, adek n kluarga ku bahwa tiap penyakit akan ada obatnya, dan InsyaAllah akan ada kesembuhan... Amiiin!

      Delete
    3. ibu dan dua adek saya mengidap gangguan bipolar... meski tak mudah, saya selalu berusaha meyakinkan ibu, adek dan keluarga untuk tetap semangat dan berkeyakinan, bahwa Allah akan memberikan kesembuhan, meski menurut ilmu kedokteran menyatakan bahwa bipolar tak bisa disembuhkan, akan tetapi dapat dikendalikan dengan penggunaan obat kimia secara kontinyu, obat yang bagi kami sangat mahal....
      kami berusaha terus meski dengan segala keterbatasan, saling menguatkan dalam keluarga, terlebih di daerah kami tinggal sulit sekali menemukan tempat atau komunitas untuk saling berbagi tentang penyakit ini...

      Delete
    4. Dear @Baya bhae...
      Emang rumahmu dimana?
      Aku pernah sharing sama org bipolar, rata2 sih mereka juga ga suka minum obat terus.
      Kamu punya akun twitter? Follow aja akunnya @BipolarCenterID, banyak juga kok yg curhat/nanya2. Mungkin bisa sedikit membantumu & memberi semangat buat keluargamu. Aku juga follow akunnya itu :)

      Delete