4. Curious Case of Benjamin Button (rilis tahun 2008)
Setelah beberapa waktu lamanya tak melihatnya bermain film,
di film ini sepertinya aku jatuh cinta lagi padanya…
Film ini rada aneh karena mungkin termasuk tipe fantasi. Ya
iyalah, bagaimana bisa siklus hidup manusia terbalik, tua dulu baru muda
kemudian. Maksudku, it’s weird…Tapi Brad Pitt lagi-lagi berhasil mencuri
perhatianku. Meski aku tak begitu bisa menerima ceritanya, namun pada akhirnya
toh aku larut juga dalam emosi film tersebut. Apa karena aku lihatnya
malam-malam makanya terpengaruh situasinya yang sepi ya?
Adegan berawal dari seorang perempuan bernama Caroline yang membacakan sebuah buku harian dari seseorang bernama Benjamin Button, untuk ibunya yang sedang sekarat di rumah sakit. Penonton kemudian dibawa flashback ke masa-masa Perang Dunia, saat Benjamin lahir. Ibunya meninggal saat melahirkannya, dia berpesan pada suaminya untuk merawat bayi yang baru saja dilahirkannya, namun suaminya lebih memilih untuk ‘membuangnya’ begitu melihat fisiknya yang buruk rupa. Bayi itu mempunyai kulit yang berkerut seperti orang tua meski dia baru lahir. Ayahnya meninggalkannya di depan rumah Panti Jompo. Pasangan suami-istri yang mengurus tempat itu, yang belum dikaruniai anak, tergerak oleh belas kasihan dan kemudian merawat bayi tersebut seperti anak mereka sendiri walau dia terlahir buruk rupa. Mereka menamainya Benjamin. Benjamin tumbuh seperti orang tua, keriput, tidak bisa berjalan, dan mempunyai penglihatan yang buruk sehingga sehari-harinya dia harus menggunakan kacamata. Tapi pemikirannya tetaplah seperti anak kecil.
Beberapa tahun kemudian dia bertemu dengan ibu Caroline,
Daisy. Saat itu mereka masih anak-anak. Benjamin langsung jatuh hati begitu
melihatnya. Semakin lama semakin bertambah umurnya, fisik dan kesehatannya
semakin membaik, berkebalikan dengan orang lain. Suatu ketika setelah cukup
dewasa dia memutuskan untuk ikut melaut, dia belajar banyak tentang kehidupan
selama bekerja di kapal itu. Nasib pun mempertemukannya dengan seorang wanita
yang sudah bersuami, yang dia temui di hotel. Mereka kemudian jatuh cinta dan dengan
diam-diam menjalin asmara, asmara yang hanya bisa mereka akui pada malam hari
dimana semua orang sedang terlelap. Tapi itu tak bertahan lama, wanita itu pun pergi
bersama suaminya.
Setelah kapten kapalnya meninggal akibat serangan kapal
perang saat Perang Dunia II (itu lho, tak lama setelah Pearl Harbour dibom),
Benjamin memilih untuk pulang. Benjamin yang sekarang tampak lebih muda dan
sehat, seperti laki-laki pada usia 30-an. Tak lama setelah kepulangannya, dia
bertemu dengan Daisy (diperankan oleh Cate Blanchett) yang kini sudah dewasa.
Awalnya Daisy terlihat menyukainya, lalu Benjamin ‘menolaknya’, lalu Benjamin
mendatangi Daisy tapi Daisy tampaknya sudah benar-benar tenggelam dalam
dunianya, lalu Benjamin meninggalkannya, lalu sebuah kabar yang mengejutkan
datang dari teman Daisy…Daisy tertabrak mobil dan kakinya patah, dia divonis
tak akan bisa lagi menari. Pupuslah impian Daisy sebagai penari. Walau Daisy
menolak kehadiran Benjamin, tapi Benjamin tetap memperhatikannya…dari jauh.
(Ambil napas dulu…huufftt.)
Singkat cerita, Daisy ‘kembali’ pada Benjamin dan mereka
hidup bersama. Oh ya, sebelum itu Benjamin sudah bertemu dengan ayah
kandungannya, Mr. Button. Dari situlah akhirnya namanya menjadi Benjamin
Button. Kemudian, kembali pada Benjamin & Daisy, hidup mereka bahagia
sampai Daisy memberitahunya kalau dia hamil. Ketakutan terbesar Benjamin pun
muncul, bagaimana kalau anaknya nanti terlahir seperti dia? Ternyata tidak,
anaknya terlahir normal. Namun keraguannya sekarang adalah, bagaimana dia bisa
berperan sebagai ayah & kepala keluarga kalau fisiknya semakin lama justru
semakin mengecil? Daisy tak mungkin mengurus seorang bocah laki-laki sebagai
suaminya kan? (Pas bagian ini memang kelihatan Daisy sudah menua, sudah muncul
keriput di wajahnya, namun Benjamin semakin muda, malah terlihat seperti pemuda
usia 20-an). Akhirnya Benjamin memutuskan meninggalkan keluarganya. Dia
meninggalkan tabungan dan rumah untuk Daisy & anaknya, Caroline, dan dia
pun pergi tanpa membawa apapun, hanya motor yang dikendarainya saja.
Bertahun-tahun berlalu, kini Daisy sudah menikah dengan
laki-laki lain, Caroline pun sudah beranjak remaja. Suatu sore seorang pemuda
datang ke rumahnya, dia adalah Benjamin. Benjamin terlihat hanya berbeda
beberapa tahun lebih tua dari Caroline, seperti masih berusia belasan tahun
meski usianya lebih tua dari Daisy. Sejak pertemuan itu, dia dan Daisy sempat
bertemu sekali. Setelah itu mereka tak pernah bertemu lagi dan baru bertemu
lagi saat Benjamin terlihat dalam fisik anak-anak, namun dengan penyakit orang
tua…demensia (pikun). Saat itu dia sudah tak ingat pada Daisy, namun Daisy
masih mencintainya. Daisy juga sengaja pindah ke rumah Benjamin yang dulu
(panti jompo) untuk merawatnya. Tahun lepas tahun Daisy semakin menua sedangkan
Benjamin semakin mengecil, Benjamin yang semakin lama tak bisa bicara tetap
terawat dengan baik di bawah pengawasan Daisy. Dan Benjamin pun menghembuskan
napas terakhirnya dalam wujud seorang bayi dalam pangkuan Daisy. Aku ingat,
waktu itu Daisy bilang “Saat dia menatapku, aku tahu kalau dia mengingatku.”
Dan setelah Caroline selesai bercerita, Daisy pun meninggal di atas ranjangnya setelah
mengucapkan kalimat perpisahan “Goodnight, Benjamin.”
Banyak bagian yang tidak kuceritakan di sini, karena akan
terlalu melelahkan kalau aku menuliskannya semua. Hehe. Buat yang penasaran
mending nonton aja langsung. (Ini sebenarnya aku speechless habis nonton film
ini, makanya nggak banyak komentarnya kan? Haha. Aduh, aku lebay lagi.)
5. Se7en (rilis tahun 1995)
Ini film Brad Pitt yang belum lama aku tonton. Kalau yang
ini aku tonton, murni karena tertarik pada temanya: 7 Deadly Sins.
Dalam film yang juga dibintangi oleh Morgan Freeman dan
Gwineth Paltrow ini, Brad Pitt terlihat masih sangat muda. Haha. Ya ampun beda
banget deh penampakannya sama yang di Troy ataupun Mrs. Smith. Masih hijau dia *LoL
Di sini dia berperan sebagai detektif yang menyelidiki kasus
pembunuhan yang berhubungan dengan 7 Deadly Sins. Apa sih 7 Deadly Sins itu? 7
Deadly Sins itu antara lain: Glutony (Rakus), Greed (Tamak/serakah), Lust
(Nafsu), Wrath (Kemarahan), Envy (Iri), Pride (Sombong), dan Sloth (Malas).
Jadi katanya ketujuh hal itu adalah dosa manusia yang mematikan, aku kurang
tahu dari mana asal-usul teorinya. Mengenai gambaran masing-masing ‘dosa’
tersebut, kunjungi link ini dan ini.
Brad Pitt yang berperan sebagai David, bekerja sama dengan
William (Morgan Freeman) untuk mengungkap kasus pembunuhan yang saling
berhubungan yang dilakukan oleh satu orang yang sama, dimana dia melakukannya
berdasar ‘ajaran Tuhan’. Untuk membuat orang lain sadar, untuk membuat orang
lain mendengarkannya, dia membunuh orang-orang yang mewakili masing-masing
‘dosa’, dengan cara sadis. Sumpah sadis! Nggak manusiawi deh pokoknya. Mana ada
pembunuh yang ‘memelihara’ korbannya selama 1 tahun supaya bisa mati tersiksa
pelan-pelan? Eerrr…Terus tiap bulan tuh uang sewa rumah si korban dibayarin
pelakunya, tepat waktu. Gila, niat amat. Terus tangan korban dipotong untuk
dimanfaatkan sidik jarinya, sementara korban dibiarkan hidup, jadi cuma
tangannya doang yang diambil! Parah! Itu baru ngenesnya nasib 1 korban, belum
korban-korban yang lain.
Yang paling ngenes adalah nasib David sendiri. Di akhir
cerita, dia dan William yang saat itu juga sedang bersama pelaku, mendapatkan
paket kiriman yang dikirim oleh pelaku sendiri. Paket itu berisi potongan tubuh
istrinya David, yaitu ke**** (maaf disensor, soalnya kalau dibaca kok terlalu
sadis ya). Jadi 2 korban terakhir yang dibicarakan pelaku sebenarnya adalah
David dan dia sendiri. David mewakili wrath (si David ini memang pemarah)
sedangkan dia mewakili envy. Pelaku mengaku kalau dia iri terhadap kehidupan
normal David. Istri dan anak yang dikandungnya menjadi korban kegilaan pelaku.
Dan ironisnya, David tak tahu kalau istrinya sedang hamil. David yang kalut
tentu saja memilih menembak mati pelaku. Dia pun diamankan polisi dan…cerita
selesai.
|| -------------------------------------------------------- ||
Intinya, aku lebih banyak bercerita tentang film. Ya mau
gimana lagi, filmnya oke sih buat diomongin. Terlepas dari fakta kalau aku ini
menyukai Brad Pitt, kelima film tersebut semuanya bagus, setidaknya bukan film
dengan ide cerita ecek-ecek. Namun yang paling favorit buatku adalah Benjamin
Button itu tadi. Maknanya dalam. Kalau kalian ada yang sudah pernah nonton dan
mencerna baik-baik, makna film itu tak sebatas cerita romannya saja. Melalui
ceritanya, kita diajak untuk mengingat baik-baik mengenai pertemuan dan
perpisahan dengan orang lain. Kadang kita masih terikat emosi dengan seseorang
ketika dia pergi meninggalkan kita, entah itu karena kita yang harus pergi, dia
yang pergi, atau karena kita dipisahkan oleh kematian. Kita juga diajak untuk
mengingat lagi, meski kita tak ingin pergi meninggalkannya namun terkadang
keputusan seperti itu harus diambil supaya kehidupan kita masing-masing bisa
berubah menjadi lebih baik.
Film-film Brad Pitt masih banyak yang lain, tapi baru 5 film
tersebut yang aku tonton. Dan sebenarnya kalau dicermati, tiap film mempunyai
pesannya masing-masing, sekalipun itu film komedi. Memangnya pesan apa yang
bisa dimuat dalam film komedi? Mungkin saja pesan: Tertawalah Sebelum Tertawa
Itu Dilarang. Haha. Demikianlah saudara-saudara curhatan labil saya. Sekian dan
terima kasih. Cao!
No comments:
Post a Comment