Wednesday, December 05, 2012

Korean Day UGM 2012...dan Sekelumit Ceritaku

It's me! Yes! Me! Me again! #opotoh

Hola, amigos. Have you heard about this:


Itu poster acara Korean Day yang setiap tahunnya diselenggarakan oleh Program Studi Bahasa Korea UGM. Acara yang berlangsung saat weekend itu akan digelar di gedung PKKH UGM (depan GRHA SABHA PRAMANA UGM) pada tanggal 8-9 Desember 2012, mulai jam 1 siang (biasanya sih sampai malem, jam 8an gitu) dan itu gratis! (masuknya doang, kalau mau beli-beli di sana ya bayar lagi dong sesuai tarif, haha)

Biasanya nih ya, dari tahun ke tahun, agenda acara Korean Day UGM tuh ada penampilan Samulnori (permainan alat musik tradisional), Buchaechum (tari tradisional yang pake kipas itu lho), Taekwondo, finalis singing & dancing competition, dan pastinya ada stand hanbok, KPOP (jual bermacam-macam pernak-pernik yang berhubungan dengan KPOP), korean foods, serta korean culture (tahun kemarin sih diajari membaca hangul & main alat musiknya; aku coba main janggu ga bisa, akhirnya disaranin sama mbak-mbaknya main buk aja, haha). Dan biasanya di sela-sela pergantian acara, buat selingan, ada pemutaran MV.

Nah kalau tahun ini, menurut poster di atas, selain yang sudah aku sebutkan tadi juga akan ada penampilan dari bintang tamu, dan...baca sendiri aja ya di posternya. Capek juga nih nulis satu-satu.

Ya, begitulah inti acaranya Korean Day. Tipikalnya di mana-mana sama. Ya iyalah, kan misinya "menyebarkan budaya korea", jadi ya isinya seputar kebudayaan Korea. Tak dapat dipungkiri, saat ini demam 'Korea' memang sudah menyebar ke seantero dunia. Wuiihh...keren nggak tuh istilahnya. Nggak musiknya, artisnya, kebudayaannya, filmnya, semuanya mendunia deh. Gimana enggak? Nyatanya fans KPOP udah pada bertebaran di Eropa & Amerika, and that's true! Apalagi dengan kehadiran Gangnam Style yang 'memperkenalkan' Korea ke muka dunia. Marvellous, isn't it?

Kenyataan inilah yang menyebabkan artis (maksudnya aktor/aktris & penyanyi) dalam negeri kalah pamor dengan artis Korea. Kenyataan ini pula yang menyebabkan budaya Korea (yang sering disebut Korea-koreaan) dipandang sebelah mata oleh orang-orang di sekitar kita. Bener nggak? Pernah ngalami? Kalau kamu masih merasa harus menyembunyikan rasa sukamu pada film/artis/lagu Korea favoritmu, berarti kamu pernah, eh maksudku SEDANG mengalaminya.

Kalau kita tilik lagi, apa sih yang menyebabkan budaya Korea (entah itu musik, artis, film atau kebudayaan itu sendiri) dicibir oleh teman-teman dan saudara kita? Let's see... Menurut pengamatanku penyebabnya ada 4:

1. Kita jadi ke-korea-koreaan, entah itu dalam hal fashion, cara bicara, kecenderungan musik/film favorit, atau bahkan tipe pasangan ideal. Oh, man~ Maksudku, kalau itu hal yang baru pasti akan sulit diterima oleh masyarakat. Seolah-olah kamu jadi alien di tengah-tengah manusia. *Biip bip biiipp*

2. Korea terlalu terkenal. Kenyataan bahwa "Korea itu (sangat) terkenal" sebenarnya sudah menjadi masalah tersendiri. Wkwkwk. Maksudnya mungkin ada suatu sentimen, semacam perasaan tidak suka pada sesuatu karena pamornya yang tinggi (baca: iri) yang dimiliki oleh beberapa pihak. Pernah nggak denger ada yang nyeletuk, "Korea lagi, Korea lagi. Bosen gue sama Korea." Padahal status 'terkenal' seperti ini dimiliki oleh banyak pihak, sebut saja Pak Presiden. Nah, lho. Kenapa nggak pada iri sama beliau??

3. Mereka tidak mengerti akan 'hobi' seseorang. Salah seorang temanku pernah berkata, "Mungkin perasaan cewek yang nggak ngerti kenapa kebanyakan cowok suka sama sepak bola, sama seperti cowok yang nggak ngerti kenapa kebanyakan cewek suka sama Korea." Got it?? Aku pernah menonton tayangan "Mancing Mania" di sebuah stasiun televisi swasta. Ketika menonton ekspresi gembira para pemancing, aku berpikir, "Apa sih asiknya mancing di tengah laut? Tempatnya panas, sunyinya keterlaluan, udah gitu biasanya ikannya dilepasin lagi kan ya?...duh, nggak asik banget deh. Udah gitu pancingnya aja mahal gilak."

4. Kebudayaan Korea mengancam kebudayaan lokal. Nah ini nih jawaban yang paling serius. Sadar atau tidak, dengan datangnya film & musik Korea ke negara kita, anak-anak muda jadi lebih mencintai budaya orang lain daripada budaya sendiri. Ya sebenarnya ini nggak cuma berlaku buat Korea aja sih, tapi juga buat budaya negara-negara lain yang masuk ke Indonesia...dan ini sudah jadi cerita lama.

Dan inilah pembelaanku: Hobby is hobby. Hobi adalah hobi, nggak salah sih kalau mau dijadikan sumber penghidupan (pekerjaan). Nggak ada salahnya juga demen sama Korea. Tapi jangan sampai melupakan kehidupan pribadi & sosial kita, apalagi kebudayaan nenek moyang (bukan berarti 'kebudayaan' yang dimaksud di sini adalah budaya ngaret/telat, korupsi atau meremehkan kemampuan bangsa sendiri, lho ya). Begitulah, kalau tidak mau KPOP yang kita cintai itu dicibir orang lain karena asal negaranya, tunjukkan kualitas kita sebagai orang Indonesia sekaligus fans yang nggak ababil (selebihnya abaikan saja, mungkin itu memang sentimen mereka). Tetaplah objektif dalam bertindak.

Ini adalah kata-kata yang ingin aku share sewaktu masa peringatan Sumpah Pemuda kemarin, namun belum sempat:

"Sebesar apapun rasa cintamu pada bangsa lain; pada artis, musik, bahkan kebudayaannya...jangan lupa kalau darahmu itu darah orang Indonesia."
   

3 comments:

  1. Like this post... ^^
    Korean Days mendatang datang lagi ya, kak... :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. thx..
      wah ini mesti yg komen anak prodi bhsa korea. wkwk

      Delete
  2. Uni, tahun depan kamu dimana bu?

    ReplyDelete