Monday, August 25, 2014

[REVIEW] Finally You

Hadiah nih, seperti yang kuceritakan kemarin

Judul: Finally You
Penulis: Dian Mariani
Editor: Herlina P. Dewi
Penerbit: Stiletto Book
Tebal buku: 277 hlm
Terbit: Juni 2014

“Kamu lebih penting dari masa lalu kamu.” (hlm 222)

Pernahkah kamu mengenal seseorang yang punya masa lalu yang (menurutmu) tidak baik? Kalau pernah, dia itu siapamu? Lantas seberapa sulit kamu menjalin relasi lagi dengannya setelah mengetahui masa lalunya itu? Bagi Luisa, tokoh utama cerita ini, hal itu sangat sulit.

Luisa yang baru beberapa bulan putus dari pacarnya, seolah dipertemukan oleh takdir dengan Raka, atasannya di tempat kerja. Pertemuan itu kemudian membuat mereka mengenal satu sama lain dan dari situ hubungan mereka berkembang menjadi teman dengan hubungan tanpa status. Ya, begitulah aku menyebutnya.

Hubungan mereka mungkin akan tetap baik-baik saja jika rahasia masa lalu Raka tidak terkuak. Tapi apa boleh buat, Luisa sudah terlanjur tahu. Setelah itu hubungan mereka bagai tali layangan yang terus ditarik-ulur. Kadang jelas, kadang tidak pasti. Kadang membuat hati berbunga-bunga, kadang terasa begitu menyesakkan. Luisa dan Raka pun akhirnya sama-sama dihadapkan pada pilihan: menciptakan hari esok yang berbeda atau kembali pada kenyamanan masa lalu?

Setelah membaca buku ini aku teringat pada beberapa kalimat di dalamnya, seperti misalnya:

“Walaupun kita nggak ada apa-apa, tapi kan ada seseorang yang perasaannya harus dijaga.” (hlm 60)

Tuh, yang sudah punya pasangan tapi sering pergi dengan teman pria/wanitanya, ada seseorang yang perasaannya harus dijaga lho.
  
“Menikahlah karena ingin. Ingin dan yakin.” (hlm 236)

“Keyakinan atau ketidakyakinan itu tidak perlu ada sebabnya. Ada setitik saja keraguan di benakmu, kamu harus berpikir ulang. Ini tentang menikah. Bukan merencanakan liburan yang gampang di-cancel atau pulang lebih cepat dari jadwal.” (hlm 236)

“Kalau kamu sudah bertemu orang yang tepat, nggak ada ruang lagi untuk yang namanya ragu.” (hlm 239)

Ingin dan YAKIN. 100% YAKIN ya, bukan cuma 99%. Emang sabun anti kuman? LOL.

Dan yang paling kusuka, ada kesamaan antara aku dan Luisa. Ya, aku memang suka membahas tentang kesamaan-kesamaan seperti ini. Hehe. Misalnya kami sama-sama suka nge-blog. Bedanya aku tak bisa merangkai kata sepuitis dirinya, aku merangkai kata apa adanya. Daaan…kami sama-sama suka berlama-lama di toko buku! Yuhuuu~ Aku paling suka kesamaan ini. 

Beberapa waktu yang lalu aku menghabiskan dua jam di toko buku untuk membaca buku yang belum bisa kubeli. Eittss!! Bukunya sudah tidak disegel, ya...Aku paling pantang buka segel buku di toko buku tanpa membelinya. Akhirnya, aku hanya bisa membaca sepertiga bagiannya. Tidak banyak sih, tapi aku puas. Aku berharap kelak salah satu cetakan buku itu bisa menjadi koleksiku.

Sementara kesamaan antara aku dengan Raka adalah sama-sama suka stalking akun media sosial orang lain. Duh, malu banget deh ngaku di depan umum begini. Tapi memang di jaman sekarang, hal itu adalah yang termudah yang bisa kita lakukan ketika ingin mengetahui tentang seseorang. Dan lagi, aku suka cara Raka menjelaskan beberapa hal yang terdengar sangat logics. Itu 'aku banget'! Raka termasuk orang yang banyak menggunakan logika, just like me. Yeaahh!

Satu lagi nih yang 'aku banget', aku dan Raka sama-sama bad in words. Haha. Di mana-mana pembaca wanita mengomentari betapa sukanya pada tokoh utama pria. Tapi aku?? Malah membanding-bandingkan dengan tokoh utama pria dan menyimpulkan bahwa kami setipe.

Aku jadi teringat betapa sering cerita yang kubaca menggambarkan tokoh utama pria sebagai sosok yang keren. Lulusan dari universitas ternama dengan nilai apik, di tempat kerja punya jabatan bagus, dan digilai banyak wanita, seperti Raka. Seolah-olah dia itu bukan manusia karena tak punya kelemahan. Ya mungkin logikanya sih karena dia punya nilai bagus, berarti otaknya encer, makanya bisa punya jabatan yang tinggi. Nah karena jabatannya udah agak atas, duitnya banyak, jadi ada dana buat merawat diri, alhasil secara fisik terlihat oke, kendaraannya juga bukan motor bebek. Ending-nya, siapa sih wanita yang tidak terkesan dengannya? Oke, Fa, please hentikan analisismu.

Ya masih bertanya-tanya saja sih. Kenapa tidak menggambarkan tokoh utama pria sebagai laki-laki biasa saja yang fisiknya rata-rata, lulus dari universitas tak terkenal dengan nilai cukup (bukan lebih), dan mungkin banyak wanita yang menyukainya hanya karena dia berduit? Haha.

Namun kemudian aku merasa bahagia saat tiba pada bagian yang menunjukkan betapa insecure-nya Raka. Itu membuatnya terlihat lebih manusiawi. Indeed. Raka yang semula terlihat sangat sempurna ternyata hanyalah manusia biasa. Entah mengapa aku menyukai fakta itu. Eh, kenapa aku malah ngomongin Raka? Ah, sepertinya tanpa sadar aku sudah jatuh cinta dengan karakter Raka.

Sebenarnya masih banyak hal-hal kecil yang kusuka dari cerita ini, tapi kalau kutulis semua nanti terlalu banyak spoiler. Jadi itu saja yang bisa kusinggung di sini.

Menurutku kekurangan yang sangat jelas dalam cerita ini hanya satu...yaitu kurang panjang! Haha. Aku ingin sekali membaca lebih banyak kisah antara Luisa dan Raka...Ralat, aku ingin sekali membaca lebih banyak kisah tentang Raka. Jadi bisa tidak, membuat lanjutannya yang kali ini tokoh utamanya Raka? Hihihi~

Satu hal yang kusayangkan adalah, dalam cetakan buku ini terdapat typo seperti penulisan than don’t yang mungkin maksudnya then don’t (hlm 38 baris 17). Serta ada beberapa awal kalimat yang terlalu menjorok ke dalam seolah kebanyakan menekan tombol tab sehingga tampaknya tidak semua kalimat diawali di margin yang sama (hlm 15 baris 25, hlm 19 baris 25, hlm 82 baris 4 dan 5, hlm 115 baris 27, setelah halaman itu tidak kuteliti lagi). Sebenarnya buatku itu bukan masalah berarti, hanya soal kerapian saja.

Terakhir, buku ini aku rekomendasikan untuk siapa saja yang butuh bacaan ringan, tidak terlalu memeras otak, tapi tetap ada 'isi'-nya. Buku ini juga cocok untuk kamu yang membutuhkan cerita cinta yang tidak klise. Selain itu, di sini karakter kedua tokoh utama digambarkan dengan cukup kuat, jadi tindakan mereka selalu terasa reasonable dan saling berkaitan. Dan kalau aku tidak salah tafsir, ada beberapa himbauan terselubung tentang kesehatan di dalam buku ini yang memang penting untuk kita lho. Hmm...sepertinya aku tahu kenapa penulisnya (mbak Dian) menyisipkan bagian-bagian itu :)))

Nah, kalau kamu tertarik dengan buku ini, silakan baca cerita lengkapnya di bukunya langsung ya? Selamat menikmati!

Relationships last long not because they’re destined to last long. Relationships last long because two brave people made a choice…To keep it, fight for it, and work for it.
(hlm 6)


No comments:

Post a Comment