Thursday, January 17, 2013

A Fan of Brad Pitt...Me? Yes [part 2]

[Part 1]
 

4. Curious Case of Benjamin Button (rilis tahun 2008)
  
 
Setelah beberapa waktu lamanya tak melihatnya bermain film, di film ini sepertinya aku jatuh cinta lagi padanya…

Film ini rada aneh karena mungkin termasuk tipe fantasi. Ya iyalah, bagaimana bisa siklus hidup manusia terbalik, tua dulu baru muda kemudian. Maksudku, it’s weird…Tapi Brad Pitt lagi-lagi berhasil mencuri perhatianku. Meski aku tak begitu bisa menerima ceritanya, namun pada akhirnya toh aku larut juga dalam emosi film tersebut. Apa karena aku lihatnya malam-malam makanya terpengaruh situasinya yang sepi ya?
  
Adegan berawal dari seorang perempuan bernama Caroline yang membacakan sebuah buku harian dari seseorang bernama Benjamin Button, untuk ibunya yang sedang sekarat di rumah sakit. Penonton kemudian dibawa flashback ke masa-masa Perang Dunia, saat Benjamin lahir. Ibunya meninggal saat melahirkannya, dia berpesan pada suaminya untuk merawat bayi yang baru saja dilahirkannya, namun suaminya lebih memilih untuk ‘membuangnya’ begitu melihat fisiknya yang buruk rupa. Bayi itu mempunyai kulit yang berkerut seperti orang tua meski dia baru lahir. Ayahnya meninggalkannya di depan rumah Panti Jompo. Pasangan suami-istri yang mengurus tempat itu, yang belum dikaruniai anak, tergerak oleh belas kasihan dan kemudian merawat bayi tersebut seperti anak mereka sendiri walau dia terlahir buruk rupa. Mereka menamainya Benjamin. Benjamin tumbuh seperti orang tua, keriput, tidak bisa berjalan, dan mempunyai penglihatan yang buruk sehingga sehari-harinya dia harus menggunakan kacamata. Tapi pemikirannya tetaplah seperti anak kecil.

Beberapa tahun kemudian dia bertemu dengan ibu Caroline, Daisy. Saat itu mereka masih anak-anak. Benjamin langsung jatuh hati begitu melihatnya. Semakin lama semakin bertambah umurnya, fisik dan kesehatannya semakin membaik, berkebalikan dengan orang lain. Suatu ketika setelah cukup dewasa dia memutuskan untuk ikut melaut, dia belajar banyak tentang kehidupan selama bekerja di kapal itu. Nasib pun mempertemukannya dengan seorang wanita yang sudah bersuami, yang dia temui di hotel. Mereka kemudian jatuh cinta dan dengan diam-diam menjalin asmara, asmara yang hanya bisa mereka akui pada malam hari dimana semua orang sedang terlelap. Tapi itu tak bertahan lama, wanita itu pun pergi bersama suaminya.

Setelah kapten kapalnya meninggal akibat serangan kapal perang saat Perang Dunia II (itu lho, tak lama setelah Pearl Harbour dibom), Benjamin memilih untuk pulang. Benjamin yang sekarang tampak lebih muda dan sehat, seperti laki-laki pada usia 30-an. Tak lama setelah kepulangannya, dia bertemu dengan Daisy (diperankan oleh Cate Blanchett) yang kini sudah dewasa. Awalnya Daisy terlihat menyukainya, lalu Benjamin ‘menolaknya’, lalu Benjamin mendatangi Daisy tapi Daisy tampaknya sudah benar-benar tenggelam dalam dunianya, lalu Benjamin meninggalkannya, lalu sebuah kabar yang mengejutkan datang dari teman Daisy…Daisy tertabrak mobil dan kakinya patah, dia divonis tak akan bisa lagi menari. Pupuslah impian Daisy sebagai penari. Walau Daisy menolak kehadiran Benjamin, tapi Benjamin tetap memperhatikannya…dari jauh.

(Ambil napas dulu…huufftt.)

Singkat cerita, Daisy ‘kembali’ pada Benjamin dan mereka hidup bersama. Oh ya, sebelum itu Benjamin sudah bertemu dengan ayah kandungannya, Mr. Button. Dari situlah akhirnya namanya menjadi Benjamin Button. Kemudian, kembali pada Benjamin & Daisy, hidup mereka bahagia sampai Daisy memberitahunya kalau dia hamil. Ketakutan terbesar Benjamin pun muncul, bagaimana kalau anaknya nanti terlahir seperti dia? Ternyata tidak, anaknya terlahir normal. Namun keraguannya sekarang adalah, bagaimana dia bisa berperan sebagai ayah & kepala keluarga kalau fisiknya semakin lama justru semakin mengecil? Daisy tak mungkin mengurus seorang bocah laki-laki sebagai suaminya kan? (Pas bagian ini memang kelihatan Daisy sudah menua, sudah muncul keriput di wajahnya, namun Benjamin semakin muda, malah terlihat seperti pemuda usia 20-an). Akhirnya Benjamin memutuskan meninggalkan keluarganya. Dia meninggalkan tabungan dan rumah untuk Daisy & anaknya, Caroline, dan dia pun pergi tanpa membawa apapun, hanya motor yang dikendarainya saja.

Bertahun-tahun berlalu, kini Daisy sudah menikah dengan laki-laki lain, Caroline pun sudah beranjak remaja. Suatu sore seorang pemuda datang ke rumahnya, dia adalah Benjamin. Benjamin terlihat hanya berbeda beberapa tahun lebih tua dari Caroline, seperti masih berusia belasan tahun meski usianya lebih tua dari Daisy. Sejak pertemuan itu, dia dan Daisy sempat bertemu sekali. Setelah itu mereka tak pernah bertemu lagi dan baru bertemu lagi saat Benjamin terlihat dalam fisik anak-anak, namun dengan penyakit orang tua…demensia (pikun). Saat itu dia sudah tak ingat pada Daisy, namun Daisy masih mencintainya. Daisy juga sengaja pindah ke rumah Benjamin yang dulu (panti jompo) untuk merawatnya. Tahun lepas tahun Daisy semakin menua sedangkan Benjamin semakin mengecil, Benjamin yang semakin lama tak bisa bicara tetap terawat dengan baik di bawah pengawasan Daisy. Dan Benjamin pun menghembuskan napas terakhirnya dalam wujud seorang bayi dalam pangkuan Daisy. Aku ingat, waktu itu Daisy bilang “Saat dia menatapku, aku tahu kalau dia mengingatku.” Dan setelah Caroline selesai bercerita, Daisy pun meninggal di atas ranjangnya setelah mengucapkan kalimat perpisahan “Goodnight, Benjamin.”

Banyak bagian yang tidak kuceritakan di sini, karena akan terlalu melelahkan kalau aku menuliskannya semua. Hehe. Buat yang penasaran mending nonton aja langsung. (Ini sebenarnya aku speechless habis nonton film ini, makanya nggak banyak komentarnya kan? Haha. Aduh, aku lebay lagi.)


5. Se7en (rilis tahun 1995)
  
  
Ini film Brad Pitt yang belum lama aku tonton. Kalau yang ini aku tonton, murni karena tertarik pada temanya: 7 Deadly Sins.

Dalam film yang juga dibintangi oleh Morgan Freeman dan Gwineth Paltrow ini, Brad Pitt terlihat masih sangat muda. Haha. Ya ampun beda banget deh penampakannya sama yang di Troy ataupun Mrs. Smith. Masih hijau dia *LoL

Di sini dia berperan sebagai detektif yang menyelidiki kasus pembunuhan yang berhubungan dengan 7 Deadly Sins. Apa sih 7 Deadly Sins itu? 7 Deadly Sins itu antara lain: Glutony (Rakus), Greed (Tamak/serakah), Lust (Nafsu), Wrath (Kemarahan), Envy (Iri), Pride (Sombong), dan Sloth (Malas). Jadi katanya ketujuh hal itu adalah dosa manusia yang mematikan, aku kurang tahu dari mana asal-usul teorinya. Mengenai gambaran masing-masing ‘dosa’ tersebut, kunjungi link ini dan ini.

Brad Pitt yang berperan sebagai David, bekerja sama dengan William (Morgan Freeman) untuk mengungkap kasus pembunuhan yang saling berhubungan yang dilakukan oleh satu orang yang sama, dimana dia melakukannya berdasar ‘ajaran Tuhan’. Untuk membuat orang lain sadar, untuk membuat orang lain mendengarkannya, dia membunuh orang-orang yang mewakili masing-masing ‘dosa’, dengan cara sadis. Sumpah sadis! Nggak manusiawi deh pokoknya. Mana ada pembunuh yang ‘memelihara’ korbannya selama 1 tahun supaya bisa mati tersiksa pelan-pelan? Eerrr…Terus tiap bulan tuh uang sewa rumah si korban dibayarin pelakunya, tepat waktu. Gila, niat amat. Terus tangan korban dipotong untuk dimanfaatkan sidik jarinya, sementara korban dibiarkan hidup, jadi cuma tangannya doang yang diambil! Parah! Itu baru ngenesnya nasib 1 korban, belum korban-korban yang lain.

Yang paling ngenes adalah nasib David sendiri. Di akhir cerita, dia dan William yang saat itu juga sedang bersama pelaku, mendapatkan paket kiriman yang dikirim oleh pelaku sendiri. Paket itu berisi potongan tubuh istrinya David, yaitu ke**** (maaf disensor, soalnya kalau dibaca kok terlalu sadis ya). Jadi 2 korban terakhir yang dibicarakan pelaku sebenarnya adalah David dan dia sendiri. David mewakili wrath (si David ini memang pemarah) sedangkan dia mewakili envy. Pelaku mengaku kalau dia iri terhadap kehidupan normal David. Istri dan anak yang dikandungnya menjadi korban kegilaan pelaku. Dan ironisnya, David tak tahu kalau istrinya sedang hamil. David yang kalut tentu saja memilih menembak mati pelaku. Dia pun diamankan polisi dan…cerita selesai.

|| -------------------------------------------------------- ||

Intinya, aku lebih banyak bercerita tentang film. Ya mau gimana lagi, filmnya oke sih buat diomongin. Terlepas dari fakta kalau aku ini menyukai Brad Pitt, kelima film tersebut semuanya bagus, setidaknya bukan film dengan ide cerita ecek-ecek. Namun yang paling favorit buatku adalah Benjamin Button itu tadi. Maknanya dalam. Kalau kalian ada yang sudah pernah nonton dan mencerna baik-baik, makna film itu tak sebatas cerita romannya saja. Melalui ceritanya, kita diajak untuk mengingat baik-baik mengenai pertemuan dan perpisahan dengan orang lain. Kadang kita masih terikat emosi dengan seseorang ketika dia pergi meninggalkan kita, entah itu karena kita yang harus pergi, dia yang pergi, atau karena kita dipisahkan oleh kematian. Kita juga diajak untuk mengingat lagi, meski kita tak ingin pergi meninggalkannya namun terkadang keputusan seperti itu harus diambil supaya kehidupan kita masing-masing bisa berubah menjadi lebih baik.

Film-film Brad Pitt masih banyak yang lain, tapi baru 5 film tersebut yang aku tonton. Dan sebenarnya kalau dicermati, tiap film mempunyai pesannya masing-masing, sekalipun itu film komedi. Memangnya pesan apa yang bisa dimuat dalam film komedi? Mungkin saja pesan: Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Dilarang. Haha. Demikianlah saudara-saudara curhatan labil saya. Sekian dan terima kasih. Cao!

No comments:

Post a Comment